'Terlalu lama menjalani sandiwara kebahagiaan, bertingkah seolah dia bahagia dengan kehidupannya dan gembira setiap waktu. Padahal aku tahu itu hanya topeng mu untuk menyembunyikan seberapa dalamnya kamu sudah hancur Serena, minta aku untuk jadi apapun dan akan ku lakukan. Walaupun tanpa diminta aku sendiri akan melakukannya, menjadi tameng mu dan menjadi orang yang berdiri kokoh di samping mu... melindungi mu dari kejamnya dunia dan manusia ciptaan-Nya'
_Aksara Davenka Armantara_
...
Serena duduk diam di bangkunya, tak menggubris kebisingan disekitarnya. Netranya menatap jauh keluar sana, memandang langit biru itu dengan pandangan kosong tanpa minat.
Saat bel istirahat berbunyi, semua orang keluar meninggalkan kelas, menyisakan dirinya sendiri dan heningnya ruangan itu. Tapi, tanpa ia sadari ternyata masih ada satu orang lagi yang menetap dikelas, menatap penuh tanya ke arahnya seolah diamnya menumbuhkan rasa penasaran dalam hati laki-laki itu.
Jordan beranjak dari bangkunya hendak menghampiri Serena, namun langkahnya terhenti saat Aksa sudah lebih dulu menghampiri gadis itu.
Tanpa pikir panjang Aksa menarik lembut tangan Serena dan membawa ke UKS, "Sa lo ngapain sih?" tanya Serena yang masih kelihatan bingung karena ditarik secara tiba-tiba, "udah diem deh, duduk sana" titahnya tak menerima penolakan.
Serena dengan patuh duduk di brankar UKS, ia menatap penuh tanya ke arah Aksa yang sibuk mencari sesuatu dalam lemari.
Laki-laki yang biasanya menyebalkan dan keras kepala itu kini terlihat seperti orang yang berbeda, wajahnya terlihat begitu serius dengan bibir mengatup yang sesekali terbuka saat meniup lembut tangan Serena yang kemarin terkena tumpahan kopi panas.
"Ceroboh" ucap Aksa yang terdengar dingin, Serena bingung karena tak biasanya Aksa bersikap seperti ini, tapi walaupun begitu ada kekhawatiran dalam nada dinginnya.
"Gue nggak apa-apa Sa," Serena mencoba meyakinkan, tapi lawan bicaranya masih diam dan fokus membalut tangan Serena dengan perban.