DUKA SERENA

Ai Pitriani
Chapter #8

Topeng Sempurna #8

'Aku baru menyadari senyuman di wajah cantiknya itu hanya sebuah topeng yang menutupi sebuah luka tak kasat mata yang hanya ia sendiri yang merasakan, yang hanya ia sendiri yang tahu. Begitu sempurna caramu bersandiwara, begitu rapat tanpa celah, sehingga orang berpikir itu adalah kenyataan bukan kepalsuan'

_Jordan Kaelan Aditya_

...

Entah angin apa yang membawanya pada rasa penasaran itu, ada rasa yang tak bisa ia sanggah untuk ekspresi wajah Serena yang terakhir kali ia lihat dikelas hari itu.

Saat bel istirahat berbunyi Jordan langsung keluar dari kelas untuk mencari keberadaan Serena, beberapa kali ia bertanya pada teman sekelasnya sampai salah satu dari mereka mengatakan jika Serena berada di halaman belakang sekolah, lebih tepatnya berada di gudang belakang.

Gadis itu duduk di bangku yang berada di pojok ruangan gelap itu, berdiam diri dengan tangan terpaut di pangkuannya dan tatapan mata yang jatuh tertunduk ke bawah.

Jordan berdiri disamping rak berdebu yang berada tak jauh dari tempat Serena duduk, dan hening yang menyelimuti ruang dan keduanya, Serena terisak kecil. Wajahnya menampakkan kekecewaan yang mendalam dan kesedihan yang begitu pekat, baru pertama kali Jordan melihat gadis periang itu menangis.

Dimata Jordan, Serena adalah gadis yang lumayan aktif dan kerap kali tersenyum dalam situasi apapun seolah ia selalu dalam keadaan baik-baik saja dan bahagia, walaupun beberapa waktu lalu ia juga mendapati Serena yang ketus terhadap Stella. Tapi jujur saja, ia tak pernah menyangka akan melihat sisi lainnya seperti saat ini.

Flashback...

Pagi hari yang cerah, Serena tersenyum melihat nilai sempurna yang tertera di raportnya, dalam suasana pagi yang damai dan tenang Serena berpikir untuk memberitahu ayahnya jika ia mendapatkan nilai sempurna lagi.

Dengan cepat ia menata rapi lembaran kertas putih dan raportnya, memeluknya erat-erat sambil berlari menuruni tangga menuju ruang kerja ayahnya yang berada diujung lorong rumah besar itu.

Serena berdiri didepan pintu masuk yang masih tertutup itu, ia menghela nafas panjang sebelum akhirnya memberanikan diri mengetuk pintu yang memisahkan dirinya dan Seno.

Tok... Tok... Tok...

"Masuk" sahut orang di dalam sana, setelah mendapatkan izin dari pemilik ruangan, Serena langsung masuk.

Lihat selengkapnya