Sepanjang ingatannya, setiap malam tahun baru keluarganya di desa biasanya selalu pergi ke gunung naik kereta salju. Kuda-kuda penarik kereta dibersihkan dan didandani untuk menyambut tahun baru, dan kereta saljunya dipasangi giring-giring dan lentera api sebagai penerang pada malam hari. Kadang-kadang salju sepanjang jalan telah dipadatkan terlebih dahulu menggunakan mesin supaya kuda tidak terjebak dalam tumpukan salju lunak. Perjalanan ke gunung adalah sebuah tradisi pada malam tahun baru. Tidak boleh naik ski atau scooter, tapi harus naik kuda dan dokar salju. Kalau Natal disebut orang sebagai saat-saat penuh keajaiban, perjalanan ke gunung naik kereta salju inilah petualangan musim dingin yang sesungguhnya.
Segalanya terasa berbeda pada malam tahun baru. anak-anak dan orang-orang dewasa bersama-sama dalam keriuhan, dan inilah satu-satunya kesempatan dalam setahun untuk berkumpul dengan seluruh keluarga. Hanya dalam waktu semalam, mereka bisa menghabiskan tahun yang lama dan memasuki tahun yang baru. Mereka seperti menarik garis batas antara yang sudah terjadi dan yang akan datang. Selamat tahun baru! .... Dan terima kasih tahun yang telah berlalu!
Anna sangat menyukai perayaan malam tahun baru, dan dia tidak terlalu yakin apa yang paling disukainya: perjalanan naik menuju puncak gunung untuk merayakan habisnya tahun yang lama atau perjalanan turun kembali pada tahun yang baru sambil terbungkus selimut wol dalam dekapan mama, papa, atau kerabat lainnya.
Namun, pada malam tahun baru saat Anna memasuki usia 10 tahun, sama sekali tidak ada salju, baik di dataran tinggi maupun di lembah. Walau suhu dingin telah menancapkan giginya cukup lama di kawasan tersebut, selain dari beberapa gundukan di sana-sini, pegunungan tidak bersalju sama sekali. Bahkan, puncaknya yang megah tampak telanjang di bawah langit, tanpa mantel musim dingin putih seperti biasanya.
Dalam percakapan orang-orang dewasa yang didengarnya, Anna menangkap beberapa kata seperti pemanasan global atau perubahan iklim. Pertama kali dalam hidupnya Anna menyadari bahwa dunia yang dia tinggali sedang mengalami kerusakan.
Namun, mereka tetap harus pergi ke gunung pada malam tahun baru, dan satu-satunya kendaraan yang bisa dipakai pada tahun itu adalah traktor. Jadi, perjalanan tradisional ke gunung pada tahun itu terpaksa dilaksanakan pada siang hari karena tanpa salju, malam jadi begitu gelap sampai-sampai tangan sendiri pun tidak terlihat. Lentera pun tidak akan terlalu menolong, lagi pula lentera yang dipasang di traktor atau karavan yang ditarik di belakangnya akan tampak konyol.