di timur tanggulangin, cinta meleleh. kau talak kami seperti rumah yang tenggelam. betapa hancur jiwa kami, sunyi menanggul air mata yang mencucur tak sudah-sudah. pacul dipatungkan lumpur, sabit dikaratkan lempung. rerumput merintih di hati kami, menjalar perdui otak kami, membenalu, menempel-isapi tubuh ceking kami. ke manakah kau, cinta? di manakah kau? penantian kami mengeras melebihi kutuk malin kundang atau pepatung heligan.