“Minna, pengumuman! Untuk memperingati tahun baru, kepulangan Hayashi-san, sekaligus penerimaan keluarga baru, Pak Kepala Akira berencana untuk mengajak kita makan malam di luar. Jadi, kosongkan jadwal kalian nanti, ya!” Senior Ana memberi pengumuman di ruang staf yang langsung disambut hangat oleh semua yang ada di ruangan setelah makan siang.
Semua langsung ribut, memperdebatkan menu makan malam yang paling cocok. Terlebih, ini masih suasana tahun baru, beberapa orang seperti Ando dan Mochizuki, meminta makan di restoran all you can eat yang menyediakan osechi ryouri[1]. Tujuannya, supaya semua yang tidak bisa pulang kampung bisa tetap menikmati osechi ryouri karena masih dalam suasana tahun baru.
Pendapat itu berbanding terbalik dengan Saki dan Moe yang memang keluarganya tinggal di Osaka—aku tidak tahu apakah mereka asli Osaka atau tidak. Keduanya selalu bicara dengan bahasa Jepang standar—mereka yang bosan karena telah menyantap osechi ryouri dua hari berturut-turut, ingin makan makanan yang bisa menghangatkan tubuh dalam cuaca yang dingin seperti nabe atau sesuatu seperti hotpot.
Pendapat ketiga datang dari rekan-rekan yang sebelumnya melakukan sif malam bersamaku. Menurut pendapat mereka, restoran paling pas untuk berkumpul tentu saja barbeque. Selain memberi energi lebih, barbeque juga cocok sekali untuk minum-minum.
Perdebatan panas pun terjadi di meja staf. Semua kelompok sibuk mempertahankan pendapat dan selera makannya masing-masing. Beberapa dari mereka bahkan merayuku untuk memberikan suara pada mereka—termasuk Mochizuki, walaupun gadis cantik itu hanya berkata, “Ayo, berikan suara pada grup kami!”
Setelah memilah dan menimbang, aku baru saja akan memberikan suara ketika ponsel Senior Ana berdering. Rupanya itu adalah telepon dari Pak Kepala Akira yang mengabarkan kalau beliau sudah memesan tempat di restoran masakan Korea. Hanya dalam sekejap, semua orang langsung satu pendapat dengan Pak Kepala.
Semua orang sepakat bahwa masakan pedas Korea akan menghangatkan tubuh, mengisi penuh energi yang kosong, cocok untuk minum-minum, sekaligus memberikan pengalaman baru untuk semua orang sebagai lembar pertama kisah akan ditulis untuk 365 hari ke depan.
Melihat semua orang yang sebelumnya bertengkar sampai terbagi menjadi tiga kelompok akhirnya bersatu lagi benar-benar sesuatu yang lucu. Terlebih, kesepakatan yang sebelumnya bagaikan daratan yang terbelah tiga, seolah-olah kembali bersatu hanya dengan seutas selotip kecil. Sangat mengesankan.
Setelah pengumuman mengenai makan malam bersama, semua bekerja dengan gembira. Sayangnya, untuk yang kebagian sif malam memang belum bisa ikut, tetapi semua orang yang kukenal turut hadir. Yah, aku sendiri cukup menantikannya. Biasanya makan malam bersama para senior dan kepala divisi di drama-drama selalu berakhir dengan momen lucu. Apakah benar demikian?
Seperti pepatah orang zaman dulu, waktu berjalan cepat ketika kita mengerjakan segalanya dengan hati gembira. Dari sekian banyak hari yang kujalani di sini, hari ini adalah salah satu dari sedikit hari yang berakhir dengan ucapan, “Loh? Udah jam segini? Enggak kerasa, ya.”
Sif pagi lebih dulu ke restoran yang sudah dipesan oleh Pak Kepala dan sif siang menyusul. Dengan teriakan cihuy, aku bisa melihat langkah riang teman-temanku berjalan keluar halaman roujin.
Setelah berjalan kaki hampir 15 menit, kami tiba di tempat yang Pak Kepala Akira maksudkan. Rupanya, restoran yang Pak Kepala Akira pesan jaraknya dekat dengan stasiun. Kira-kira hanya menghabiskan waktu sekitar 15 menit berjalan kaki. Senior Ana bilang, selain karena Pak Kepala Akira penggemar berat makanan pedas dan restoran yang dipesannya memang terkenal dengan rasa nomor wahid, ia berpikir akan mempermudah ketika para pegawainya pulang nanti.
Kami memasuki restoran beramai-ramai. Sambil menunggu sif siang yang akan datang bersama Pak Kepala Akira, semua orang mengambil tempatnya masing-masing dan saling mengobrol. Sementara, Senior Ana mengurusi menu ke kasir bersama Ando.