Fragmen
LIMA
Anda memanggil saya? Ada apa? O, anda ingin beromong-kosong lagi. Apakah anda bosan? Hem, baiklah, jika itu memang keinginan anda.
Seperti juga melihat perjalanan Yangrana menyusuri lorong itu, kehidupan kita kadang-kadang didera oleh kebosanan. Tiba-tiba saja kita menjadi tidak tahu tentang apa yang harus kita kerjakan. Bahkan dengan acuh tak acuh, kita meninggalkan suatu yang sudah biasa dan semestinya kita lakukan. Akan tetapi, kehidupan memang harus dilanjutkan. Seperti juga Yangrana yang terus berjalan menyusuri lorong itu.
Secara rasional, mungkin kita akan lebih memilih sesuatu yang lebih sedikit memberikan kebosanan. Dan sebenarnya, jika anda diperbolehkan untuk memilih, anda memilih yang mana dari dua perjalanan ini; perjalanan Yangrana atau kehidupan kita masing-masing?
Eit, tentu saja anda tak perlu mengeluarkan energi untuk menjawabnya. Karena ini hanya…….
Benar. Ini hanya omong-kosong. Anda tahu itu.
Dan puji Tuhan, kita masih diberi kesempatan, kemampuan, dan kemauan untuk beromong-kosong. Sehingga kita bisa merenggangkan buntalan kebosanan. Seperti apa yang sekarang kita lakukan. Beromong-kosong diiringi lagu balada yang mengalun dengan gembira. Oleh karena itu, kita tak perlu marah-marah. Apalagi sampai keluar dari jalur kehidupan, hanya karena masalah yang begitu sederhana; bosan. Akan tetapi, perlu kita ingat bahwa kita harus berhati-hati dalam beromong-kosong. Jangan sampai menyilet hati orang lain, menyenggol apa yang menjadi sumber malu orang lain, mengadu domba-domba milik orang lain, menjadi panitia perkelahian bebas tanpa wasit yang kemenangannya dengan mutlak ditentukan oleh siapa yang terakhir masih bertahan hidup.