Dunia Kecil; panggung & omongkosong

Syauqi Sumbawi
Chapter #23

Fragmen 23

Fragmen

DUAPULUHTIGA

Perlahan Yangrana membuka mata dan beranjak duduk di ranjang disertai derit kecil yang keluar dari gerakannya. Dalam cahaya remang obor pada dinding dekat pintu, Yangrana diam memendam perasaan penuh amarah. Untuk keempat kalinya, ia menemukan dirinya kembali terdampar di kamar yang sama—dinding batu yang legam. Daun pintu dan jendela yang kokoh tertutup. Meja dengan nampan yang menumpu piring, gelas kecil, dan botol-botol minuman—.

“Dunia kecil keparat!” umpatnya seketika menggema di memenuhi kamar. Lantas hilang dalam senyap.

Yangrana berdiri. Kemudian dengan langkah berat dan wajah dipenuhi amarah ia mendekati pintu. Memegang gagang pintu. Mencoba membukanya dengan sekuat tenaga disertai erangan yang meluncur bersama hembusan nafasnya. Namun, daun pintu itu kokoh dalam keadaannya.

“Keparatttttttt!” umpatnya seraya menendang daun pintu itu. Kemudian ia mengulanginya. Memberondong daun pintu itu dengan tendangan, pukulan, dan umpatan-umpatan ingin keluar.

“Keluarkan aku dari sini, keparat!” katanya setelah mengerti usahnya sia-sia.

Yangrana bergegas menuju meja. Menumpahkan isi dadanya. Mengebaskan semua yang ada di meja yang seketika berserakan ke lantai. Menendang meja ke sudut ruangan. Dan terakhir, ia mengambil obor, lantas berputar-putar mengelilingi kamar dengan bibir yang tak henti-henti mengumpat tak karuan.

Sebentar Yangrana berhenti. Lantas menghentakkan obor ke pintu. Tiba-tiba, seperti mempunyai daya tolak, obor itu meluncur dengan kecepatan yang diduganya, menghantam kepalanya. Yangrana jatuh ke lantai seketika. Tak sadarkan diri.

***

Sementara di bawah panggung, terdengar suara berbisik di tengah musik yang mengalun mengiringi adegan.

Lihat selengkapnya