Mungkin bagi Riska pulang tiap hampir pagi dengan kondisi dompet ludes sudah menjadi perkara lumrah namun, tidak seperti saat ini dirinya tengah berada di titik paling parah. Grebekan, kejar-kejaran, pinjaman yang kian menumpuk dan akhirnya pulang dengan kondisi kepala yang tidak bisa dikatakan baik-baik saja.
Dia berjalan gontai meracau sembari mengibaskan tas tangannya. Langkah kakinya yang telanjang terhenti di depan gerbang besar yang menyembunyikan deretan petak sederhana di belakangnya. Sambil cekikikan sendiri ia masuk membuka pengait besinya.
"Hoiii. Gue kalah lagi!
teriak Riska. "Sialan!" sebuah umpatan yang sukses dengan pendaratan sepatu tepat di pintu kamar kosnya.
Bude Nunung-perempuan tambun pemilik kosan yang merangkap menjadi penjaga, keluar sambil menopangkan kedua lengannya yang besar di kusen pintu.
"Riska! Ini udah yang keberapa kali gua ingetin," hardiknya. "Kalau lu bikin ribut terus tiap malem, lu kemasin barang-barang lu dan keluar dari kosan gua!"
"Maaf Bude," sahut Riska cengengesan seperti biasanya.
Buru-buru Riska masuk ke kamarnya, menyembunyikan diri agar tak kembali dijadikan tersangka pembuat onar di kosan seperti beberapa malam yang lalu.
Ia menjatuhkan diri di tempat tidur, mengamati sekeliling kamarnya yang hampir kosong melompong, tidak ada benda yang cukup berharga untuk bisa ia jual lagi. Besok adalah tanggal gajiannya, itulah harapan dia satu-satunya namun, sangat disayangkan gaji tersebut hanya sekedar angka di kertas yang kemudian lewat begitu saja.
Terdesak akan hasrat yang semakin bergelayut di kepalanya, Riska akhirnya menyerah
untuk membuka beberapa situs judi favoritnya. Meskipun hanya berselancar. Riska biasanya tidak peduli dengan iklan-iklan dewasa yang muncul di sana namun, ada satu iklan yang membuat satu alisnya terangkat karena upah yang diterimanya lumayan menggiurkan.
'Sewa partner virtual terpercaya
Temukan calon anda di sini
Daftar gratis'
"Bisalah kalo buat ngisi deposit akun gue." gumamnya sembari tersenyum.
Riska mengobrak-abrik lemari pakaiannya, mencari sesuatu yang bahkan seumur hidupnya tidak terlintas untuk ia pakai, sebuah lingerie seksi warna nude ia temukan di buntalan kresek pakaian dalamnya.
"Wow! Benda keramat ini akhirnya berguna juga." Riska berdecak kagum.
Riska mengamati bayangan tubuhnya di cermin, lingerie pendek transparan tersebut terlihat melekat pas di tubuhnya, bagian dada yang berenda dibuat terbuka tampak menonjolkan payudaranya yang seakan menyembul keluar.
Tatapannya beralih ke wajahnya yang terlihat tidak mendukung penampilannya sama sekali, ia terhenyak ketika mendapati dua lingkaran hitam di bawah matanya. Ia jadi berpikir kalau dirinya lebih mirip hantu belanda dari pada model pakaian dalam yang seksi, meskipun itu bukan tujuannya sih.
Berikutnya ia kembali mencari-cari barang yang tidak akan mungkin dipakainya selama hidup karena alasan fungsionalnya-sebuah topeng party milik Umar-si barista tulang lunak yang menginap di kosannya beberapa hari lalu.
Riska menggerai rambut panjangnya yang bergelombang, dan tak perlu banyak make-up cukup lipstik shiny merah tebal.
"Hmmm nggak kayak mbak kunti yang habis minum darah ayam kan," gumam Riska sembari mengecup cermin yang menampilkan pantulan bibirnya yang merona.