"Bila aku... harus mencintai... dan berbagi hati... itu hanya denganmu..."
Brian menyanyikan lagu Rahasia hati dari Element dengan penuh penjiwaan.
Keempat temannya ikut melambai mengikuti irama sendu.
Tak berapa lama kelimanya sudah berada di sebuah pusat perbelanjaan.
Rendy bagian mendorong trolley sedangkan Damar, Buyung, dan Setya bagian ambil snack sesuka hati. Brian cukup mengawasi teman-temannya dari belakang sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana abu-abunya.
"Bos!" pekik Damar sambil menunjukkan sebuah kaleng kecil nan panjang bertuliskan ghostpepper di tangannya.
Brian hanya mengangguk kecil.
Dengan kegirangan, Reza melempar beberapa bungkus ke dalam trolley.
"Bos!" seru Setya yang sudah berada di bagian ice cream.
Brian memberi kode dengan lambaian tangannya saja dan Setya seperti kesetanan meraup ice cream sebanyak mungkin untuk diletakkan ke dalam trolley.
Tak lama trolley itu pun tampak penuh.
"Udah, ini aja?" tanya Brian saat di meja kasir.
"Ini sih bisa buat sebulan, Bos!" jawab Buyung diikuti gelak tawa teman-temannya.
Brian hendak mengambil dompetnya di saku belakang celananya.
"Lho, kok," pekik Brian seperti mencari-cari di semua saku celananya.
Teman-temannya sudah kebingungan.
"Kenapa, Bos?" tanya Rendy dengan wajah pucat.
"Kok dompet gue nggak ada ya?" ucap Brian membuat teman-temannya berkeringat dingin.
"Waduh, berapa lama kita mesti balikin ini semua satu-per-satu ketempatnya lagi?" tanya Buyung mulai panik.
"Padahal gue pengen nyobain ini," gumam Damar sambil memeluk sekaleng ghostpepper.
Melihat wajah memelas teman-temannya, Brian malah tersenyum.
"Berchandya... berchandya..." ucap Damar sambil menunjukkan dompet kulit warna hitamnya pada teman-temannya.
Wajah-wajah memelas itu berubah menjadi kemarahan dan hampir saja Damar memukulkan kaleng ghostpepper ke kepala Brian jika tidak dihentikan oleh Rendy dan Setya.
"Nyebut, Mar! Nyebut!" pekik Buyung sambil mengelus dada.
Saat Brian melirik ke pegawai kasir, Brian memekik, "Astaga!" setelah melihat wajah menyeramkan kasir wanita itu.
"Hei, cepat taruh semuanya di meja!" bisik Brian pada teman-temannya.
Selagi kasir menscan semua belanjaan, kasir itu melirik tajam ke arah Brian, membuatnya membuang muka, tak berani melihat.
34 menit kemudian...