64 makhluk berbeda hidup berdampingan, rata-rata dari mereka memiliki ambisi yang sama; ambisi menjadi penghuni tunggal untuk golongannya saja. Ambisi itu menciptakan perang dan korban di mana-mana, kematian teramat mudah datangnya. Sehingga keabadian, menjadi keinginan semua makhluk di dunia tersembunyi.
Rumor tua mengatakan, ada makhluk suci yang punya kemampuan membuat hidup jadi abadi. Makhluk itu disebut rosman. Tapi rosman, belum pernah dijumpai. Padahal isu mengenai cirinya, terdengar di mana-mana. Isu tentang rosman menciptakan gaya hidup baru; yang disebut trend, trend menjelajahi dunia mencari keberadaannya. Kendati demikian, perang belum juga berhenti. Mereka membagi kelompok menjadi 2 bagian; devisi pencari dan devisi pertempuran.
Rosman seperti obat dari kegelisahan terhadap kenyataan pahit dalam perperangan. Setiap makhluk berharap, golongan mereka dapat menemukan rosman. Lalu meminta rosman membuat golongan mereka menjadi abadi. Kebiasaan terhadap pencarian itu pun berhenti. Sebab rosman tak dapat ditemui. Para pencari rosman, mati dimakan usia. Bahkan ada yang mati karena kelaparan.
Cerita tentang rosman, akhirnya dianggap sekedar dongeng belaka. Tapi bersejarah di dunia mereka. Karena isu tentang makhluk itu, pernah menjadi harapan untuk semua makhluk. Ketika hampir semua makhluk berhenti mencari rosman, golongan han; masih melakukannya. Han percaya, rosman benar-benar ada.
Perang yang begitu lama membuat jumlah mereka sedikit. Satu golongan yang tidak pernah bertambah dan berkurang jumlahnya, berhasil mengendalikan dunia. Mereka disebut; asebel. Asebel tidak ingin menghapus keberadaan setiap makhluk yang ada. Karena itu, asebel menciptakan perdamaian kecil. Namun perang tidak pernah berhenti, hanya berganti motif; menjadi perang perebutan wilayah.
Beberapa makhluk mulai bersatu membuat sebuah kerajaan. Kerajaan pertama di dunia itu; adalah Kerajaan Han. Bangsa Asebel ikut melakukan hal yang sama. Meskipun baru, asebel kuat dan berkuasa. Kerajaan mereka, bahkan dianggap sebagai Kerajaan Dewa. Han yang menginspirasi, dijadikan sekutu oleh Kerajaan Asebel, agar dapat berdamai demi membangun kerajaan masing-masing.
Pada jaman sekarang, Kerajaan Han menjadi Kerajaan terkuat nomor 2, sementara asebel, menjadi kerajaan tertinggi dari 21 kerajaan yang ada di dunia mereka.
Asebel sangat berkuasa, mereka memiliki wewenang di-20 kerajaan yang ada di dunia tersembunyi. Sebuah wewenang; untuk mengutus beberapa asebel sebagai duta di setiap kerajaan dunia tersembunyi. Golongan asebel, juga berada di Kerajaan Han, sebagai duta dari Kerajaan Asebel. Meski demikian, rahasia di balik sebuah kerajaan, bukan hal yang harus diurus oleh asebel, mereka tidak menyentuh ranah itu. Karena asebel menghargai privasi setiap makhluk. Kerajaan Han memiliki rahasia di dalam istana utama, rahasia itu ada pada pohon makam. Pohon yang tumbuh karena jiwa para han yang terkubur di dalamnya. Pohon ini menjadi sumber kekuatan dan kemaslahatan Kerajaan Han. Sehingga bisa menjadi kerajaan terkuat nomor 2.
Rahasia itu, tidak diketahui kerajaan lain. Kecuali 4 golongan makhluk yang bersekutu di dalamnya, makhluk itu adalah; han dengan 2 kastanya, atland, sulmen, dan aibret dari suku Mutifai. 4 golongan ini, menjaga rahasia itu dengan sangat baik.
Yang Tersembunyi.
Pria tinggi berkulit putih salju dengan sedikit rona-rona biru melayang menuju panggung setinggi lutut. Dia menggunakan jubah ungu yang terbelah menjadi 2 bagian. Pada bagian dalam dari pakaiannya sama sekali tidak terlihat. Karna telah ditutup jenggot lebat berwarna putih sepanjang pinggang. Jubah yang ia kenakan, lengkap dengan penutup kepala, ia berdiri di hadapan 1708 anak berusia 9-12 tahun, anak-anak itu bertelinga panjang, bermata biru, berambut putih, berkulit seperti warna salju dan sedikit rona-rona biru.
Pria tua itu menapak pada papan panggung dengan kaki yang tegap seperti panglima tempur meski usianya sudah 300 tahun. Ia membuka penutup kepala, terlihat telinganya panjang ke atas seperti semua anak yang duduk di aula; berlantai rumput manila, beratap langit sahaja.
Di aula juga terdapat menara tinggi yang diapit oleh gedung merah bata berbahan batu alam dan kristal merah. Sebagian atapnya terbuat dari emas berbentuk limas. Tempat ini adalah, tempat para penyihir penjaga menimba ilmu sihirnya. Mereka menyebutnya gedung tua. Gedung tua dikelilingi pagar besi karasani. Besi yang bisa memanjang sendiri. Di jaga 2 pria berwajah hewan. Mereka adalah golongan sulmen, mereka besar dan menakutkan. Meski begitu, pria tua di atas panggung sederhana itu, lebih ditakuti seluruh penduduk di tempat ini. Pria tua itu adalah Madin Wikel, di depan semua murid baru, sang madin bercerita. "1980 tahun yang lalu, adalah cerita awal yang membuat kita akhirnya tinggal di tempat aman ini, sebagaimana makhluk hidup bekerja setiap saat untuk tempat tinggal, pakaian dan makanan, sudah tidak perlu kita pikirkan lagi. Karena kita telah bebas dari hal itu. Setiap tumbuhan dan makanan di tempat ini, bisa kalian makan sesuka kalian. Meski nanti kita harus mengabdi selama 40 tahun menjadi penyihir penjaga di Kerajaan Han. Tentu kita semua, senang melakukannya. Karena itu adalah tanggung jawab kita sebagai penyihir. Hari ini, tidak ada pembelajaran tentang sihir, saya hanya akan bercerita mengenai sejarah yang tidak boleh kita lupakan. Ini sejarah mengenai Dedi dan Putri Ermaya.” Jelas Madin Wikel. Meskipun tua, suaranya tetap terdengar ke seluruh murid yang duduk rapi di depannya. Karena sudah jadi salah satu kemampuan sihir sang madin. Sementara anak-anak yang mendengar nama Dedy dan Ermaya, membuat kilas balik pun dimulai.
*
Suatu hari putri raja dari golongan han bernama Ermaya, berlari di dalam hutan. Ermaya hanya sendirian, karena prajuritnya tewas dimakan predator yang ada di hutan. Tidak ada tempat untuk Ermaya berlindung. Ermaya hanya bisa menangis. Pria berjubah putih tiba-tiba datang, pria itu berkulit putih bersih seperti salju, ia mengenakan jubah putih tulang, ketika ia membuka penutup kepala, terlihat telinganya panjang dan runcing ke atas. Pria ini mengeluarkan tongkat dari raganya, dia memiliki aroma khas menenangkan jiwa. Aroma itu adalah kesudahan dari kejadiannya. Melihat sang putri terluka, pria ini pun menyelamatkannya. Dia sangat baik kepada sang putri, ia juga mengantarkan putri pulang ke istana kerajaan.
Sang raja yang bernama Erlius, sangat senang melihat anaknya masih selamat dan berterima kasih kepada pria berjubah putih itu. Sang raja bertanya nama dan dari golongan mana dia berasal. Pria itu menjawab dengan suara yang sangat maskulin "Saya Dedi, saya adalah rosman." Sontak seisi istana kegirangan. Kemudian Erlius meminta mereka untuk diam dan mereka pun langsung terdiam.
Erlius berkata, "Putri Ermaya adalah anakku satu-satunya. Aku memiliki 5 istri tapi semua istriku mati. Karena diserang oleh golongan jahat malivolia, mereka menyerang kami ketika kami sedang tertidur. Untung saja para asebel mengurung mereka dengan dinding yang setinggi awan. Sekarang usiaku 90 tahun, aku tidak mungkin mempunyai keturunan lagi. Meski putriku tidak akan jadi raja, ia tetaplah putri raja yang akan dijaga dengan baik oleh saudara-saudariku. Atas kebaikanmu, aku akan mengajak golongan kita bersatu." Penawaran sang raja, kepada Dedi Rosman saat itu. Sang raja menyambung kalimatnya. "Sekiranya engkau tahu, sekarang sudah jaman kolaborasi bukan lagi kompetisi. Mungkin dahulu, setiap makhluk di dunia ini ingin menjadi penghuni tunggal untuk golongannya saja. Namun sekarang, motif dunia telah berubah. Setiap makhluk saat ini berusaha mengumpulkan sekutu-sekutunya untuk membangun sebuah kerajaan yang besar dan kuat, agar bisa memenangkan beberapa perang baru dengan motif yang baru pula." Jelas sang raja.
"Maaf paduka, kami rosman, kami tidak diciptakan untuk berperang." Jawab Dedi sambil meletakkan tangan kanan di dada kirinya yang berbidang. "Tugasku sudah selesai paduka, putrimu yang cantik tidak boleh lagi berkeliaran di hutan. Hutan bukan tempat untuk bermain petak-umpat. Aku akan lebih senang, jika diizinkan pergi secepatnya dari sini. Sebab bangsaku pasti sedang kehilangan." Sambung Dedi dengan segenap hormatnya.
"Baiklah jika kau berkenan, kami akan mengunjungi kediamanmu dan menjadi tamu ataupun saudara. Meski kami masih tetap berharap, golongan rosman mau bersekutu dengan kami. Kita bisa membangun kerajaan ini sama-sama." Balas raja kepada Dedi Rosman dengan lembutnya.
"Maaf paduka." Dengan memberikan sedikit senyuman, Dedi menyambung kalimatnya; "Peperangan yang lebih buruk akan muncul setelah itu, ketika motif dunia adalah mengumpulkan sekutu dan membangun suatu kerajaan. Maka, selain perang antara kerajaan, tentu akan ada perang antara saudara untuk memperebutkan bangku kekuasaan. Kemudian, golongan mana yang bersedia menjadi sekutu dari sebuah kerajaan?. Tentu saja golongan yang lebih lemah dari kerajaan itu sendiri. Tujuan mereka bersekutu, adalah; untuk mendapatkan perlindungan dari yang lebih kuat. Jika sekiranya sekutu itu sama kuatnya atau mereka lebih kuat, maka hal apakah yang menjadi landasan paduka, sehingga bisa mengangkat diri sendiri atau golongan han sebagai rajanya dan golongan lain sebagai rakyatnya?." Tanya Dedi dengan sedikit senyuman dan mata biru nan indah yang sesekali melihat kepada sang putri.
"Pertanyaan mu cerdas anak muda. Aku menawarkan persekutuan dengan golongan-golongan yang tidak haus akan kekuasaan. Secara egois, aku seperti menuankan diriku sendiri, agar tetap berada di singgasana ini. Tapi di satu sisi, tahukah engkau, bahwa kekuasaan serta jiwa kepemimpinan kadang tidak dimiliki setiap makhluk. Kali ini, aku ingin menyadarkanmu mengenai satu hal; ada banyak golongan kuat di dunia ini. Tapi banyak di antara mereka hanya terpecah belah. Karena tidak adanya arahan dari kalangan mereka untuk bersatu. Sedangkan kami Bangsa Han, sudah memiliki hal itu sedari awal. Makanya, kami memiliki kerajaan ini, di saat semua golongan baru saja memulainya." Kata sang raja jelas. "Kepemimpinan juga menjadi fitrah dan anugerah Bangsa Han. Jika kelak golongan kami mendapatkan sekutu yang kuat, maka kami akan mencoba untuk menawarkan kepada mereka bangku kerajaan. Tidak hanya kepada yang kuat saja, bahkan untuk yang disangka lemah pun tetap akan kami berikan mereka kesempatan. Intinya, kepada siapa saja yang ingin mencoba, namun tentu saja dengan syarat dan ketentuan yang sudah berlaku." Jawab Erlius ketika itu.
Kemudian Dedi membalasnya dengan menundukkan kepala. Lalu berkata; "Aku menerima jawabanmu wahai Raja Erlius yang bijak. Jika kita bertemu kembali, artinya kita ditakdirkan untuk saling bersekutu. Tapi sepertinya, itu mustahil." Dedi menggelengkan kepala kemudian menyambung kembali kalimatnya. "Baiklah paduka, waktu tidak mengizinkan kita untuk lebih lama dari ini. Saya izin pergi dari istana Anda yang luar biasa ini." Dedi kemudian melangkah pergi dari singgasana sang raja. Sementara, kalimat terakhir yang Dedi ucapkan, membuat sang putri tiba-tiba berlinang air mata. Putri pun berkata, "Terima Kasih, Wanewanandra (panggilan putri kepada Dedi)." Putri Ermaya hanya bisa menundukkan kepala, tanpa menghentikan langkah Dedi sama sekali. Begitu juga dengan semua yang berada di tempat itu, termasuk Raja Erlius.
Di luar pintu gerbang istana, Dedi mengeluarkan tongkat sihir dari raganya. Lalu mengubah tongkat sihir itu menjadi seekor naga. Kemudian terbang meninggalkan Istana Han dan putri paling cantik, yaitu Putri Ermaya.
Putri Ermaya membuang semua rasa malu yang menyelimuti hatinya, sebagai putri kerajaan. Dengan mencampakkan rasa malu membuatnya berani lari mengejar Dedi. Sesampainya di luar pintu istana, sang putri pun memanggil Dedi dengan keras. "Wanewanandra" panggilnya, "Apa kau tidak akan merindukanku nanti?." Tanya sang putri dengan suara yang melengking membuat semua mata melihat padanya. "Bukankah menurutmu perjalana kita sangat menyenangkan." Semua raga berhenti melakukan kegiatan mereka, lalu fokus melihat kepada sang putri raja yang teramat cantik; yang sangat dikagumi para pria. Tapi kini, ia berteriak mempermalukan dirinya sendiri untuk pria hutan yang sedang terbang bersama seekor naga. Namun sang putri tidak peduli akan hal itu. Ia mengulangi tingkahnya dengan berkata; "Baiklah telinga panjang, tak usah mendengarkanku!." Sang putri mengatakannya dengan lebih keras, hingga memunculkan urat-urat di lehernya yang kecil dan putih itu. Dia membuang semua kesal di dalam hatinya. Kemudian seakan berada di tepian pantai, ia menghabiskan sisa kekuatan untuk melepaskan suara; "Aku menyesal mengenalmu..." (Semoga saja, pita suara itu tidak putus). Selepas itu, ia mengatur nafasnya yang mulai terengah-engah, disebabkan rasa kesal dan tak menyangka gadis secantik dirinya, ditinggal pergi pria hutan begitu saja. Bahkan pria itu tidak memalingkan wajah ke belakang sama sekali. Tindakan Dedi seakan tidak mau tahu, membuat Putri Ermaya tersadar dari tingkahnya. Lalu menundukkan kepala karena malu.
Tiba-tiba, suara pria pun datang dari belakang, pria itu memanggilnya, "Wahai putri" Suara itu sangat tegas dan maskulin. "Jangan menangis!." Sambung suara itu seperti mengetuk pintu di dalam hati perempuan cantik anak raja.
"Diam kau!." Balas putri, ternyata diluar ekspektasi. "Jika pria hutan itu tidak membantuku, aku pasti jadi tulang-belulang hari ini." Jawab putri dalam keadaan kepala yang masih menunduk.
"Jika itu hanya tentang hutang budi, kenapa putri raja harus menangis?."
Putri Ermaya menghapus air mata dengan jari-jemarinya yang putih bersih dan lentik. Kemudian mengangkat kepala dan berbalik badan sambil mengatakan "Aku pasti akan merindukannya."
Pria itu tersenyum mendengarkan sang putri mengatakan itu. Namun sang putri tercengang melihat pria yang ada di belakangnya. Sementara semua mata mulai memancarkan binar-binar, sebagian dari mereka malah melepaskan tawa. Karena pria yang berada di belakang sang putri itu adalah Dedi dari golongan rosman atau yang baru saja dia panggil pria hutan.
Hubungan sang putri dengan Dedi menjadi cerita yang sangat asik diperbincangkan oleh masyarakat han waktu itu. Karena mereka adalah 2 golongan makhluk yang berbeda, setiap jiwa mengetahui bahwa; tidak ada persahabatan bagi kaum pria dan wanita yang akan berlangsung selamanya sebagai sahabat dekat. Raja Erlius tidak pernah menghalangi hubungan antara Dedi dan anaknya. Mereka terbang menikmati suasana ketika berdamai. Suka dan duka menjadi hiasan hidup bagi 2 insan yang tak mengerti tentang perbedaan jenis dan golongan. Karena bagi mereka, meski perbedaan mereka seperti; tumbuhan dan hewan atau langit dan bumi, selama hati merasa tenang dan menyenangkan, mereka sama sekali tidak peduli tentang perbedaan itu. Meskipun hanya disebut oleh mereka; persahabatan. Semua penduduk han dan rosman pun tahu, kalau ada hubungan spesial di antara Dedi Rosman dan Putri Ermaya Han.