Istana Han
Kunang-kunang mengitari pohon besar di tengah istana kerajaan, pohon itu menjulang tinggi dan meneduhkan. Batangnya menjalar membentuk pusaran, beranting banyak berdaun subur. Akar besar keluar dari tanah, ia mewangi meski makam di bawahnya. Inilah pohon makam (pohon kuburan), bercahaya terang ketika malam, rindang lagi teduh di saat pagi datang. Gumpalan-gumpalan energi seperti antimateri terlihat amat jelas; biru tatkala pagi, kuning ketika malam.
Tidak semua makhluk mengetahui tempat ini. Karena dijaga sangat rapi di dalam istana yang megah lagi mewah.
Dinding emas berkilau-kilau beratap besi tahan panas tidak berkarat. Batu-batu langka seperti merah delima, hanya menjadi lantai untuk berjalan, jendela-jendelanya tidak terbuat dari pasir kaca, tapi terbuat dari marjan khusus yang transparan. Dupa-dupa di meja, menyala setiap saat, berada di depan pintu masuk seluruh ruangan, asap dari dupa itu; tidak menyakitkan mata, tidak pula merusak pernafasan, ia sedikit, tapi semerbak kemana-mana.
Suasana menyenangkan meski ketat penjagaan. Selain dari makhluk yang bertugas dan keluarga kerajaan, tidak ada yang dapat masuk sampai sejauh ini. Inilah istana bagian utama, Kerajaan Han. Dipimpin oleh Raja Hadsan. Memiliki 6 anak laki-laki, 1 perempuan.
Han salah satu makhluk yang amat disegani di dunia tersembunyi. Karena Kerajaan Han adalah kerajaan paling besar nomor 2 di seluruh kerajaan dunia tersembunyi. Bahkan istana kerajaannya dibagi menjadi 5, yaitu kerajaan barat, timur, selatan, utara dan utama.
Wujud mereka hampir serupa dengan makhluk seperti manusia di bumi. Namun han tidak memiliki bulu pada kulit-kulitnya; kecuali alis, bulu mata dan rambut saja. Mereka bahkan, tidak berkeringat. Sempurna dalam rupa, mulia dalam akhlak, bagi para pengikut yang memuja mereka.
Han punya anugerah menggaibkan suatu makhluk jika berhasil menyatukan darah dengan mereka, melalui ritual penyatuan darah. Bangsa Han terbagi menjadi 2 bagian, kasta tinggi dan kasta rendah. Tentu kasta tinggi adalah keturunan raja-raja, kasta rendah adalah rakyat biasa. 1945 tahun lamanya, Bangsa Han dan rosman menjadi sekutu.
Han menyelamatkan rosman dari kejamnya dunia. Sementara rosman, menyelamatkan han dari kematiannya.
13 hari setelah kejadian hutan terlarang yang menyebabkan tangan Dien patah, Simon tiada, Andreas kehilangan kudanya, Sem termenung lama. Menjadi dasar yang membuat Fiqon ingin menghibur mereka. Besok adalah hari di mana Fiqon akan bertanding untuk menentukan penyihir peringkat berapakah dia, di generasinya.
Fiqon diizinkan membawa keluarga rosman dalam pertandingan. Dia membawa Dien, 2 adik perempuannya yang kembar, Aisar neneknya dan juga Sem. Sayang sekali Andreas tidak boleh ikut, karena ini adalah pertandingan calon kazu; hanya bisa disaksikan rosman, sulmen dan para han. Malam itu, dengan beberapa rosman lainnya, semua berangkat bersama ke istana kerajaan. Atland penunggang lipan berbulu putih keemasan membawa mereka menuju portal. Di atas lipan, tepatnya di samping Fiqon, ada rosman yang tidak pernah dilihat oleh Dien, rosman itu sedikit berbeda. Karena di tangannya terdapat goresan-goresan pisau yang mengerikan, dia juga berbadan besar dan tinggi sekali. Dien menduga, pria ini adalah rosman yang paling tinggi sejauh yang ia tahu.
Sesampainya di depan palang portal menuju istana, ada 2 penjaga yang berdiri di sana, satunya sulmen dan satunya dari Bangsa Han yang mulia. Sulmen itu berbulu monyet berkaki 4 dan han penjaga pintu gerbang itu, membuka portal keluar dari taman; ia melakukannya tanpa perintah. Lalu berkata;
“Jangan pernah membuka penutup kepala kalian, itu akan menyelamatkan kalian selamanya di luar taman.” Mereka semua masuk ke portal itu dan berpindah dimensi. Sekarang mereka berada di istana Kerajaan Han Utama. Melihat semua kemewahan di depan mereka, Sem yang kaku pun mulai tersenyum. Sem terpukau dengan kilau warna mentereng di seluruh area. Meski begitu silau, mata tidak sakit sama sekali. Sementara Dien, langsung melihat ke bawah; Dien kaget karna rupanya, mereka di atas kuburan.
“Apa ini?” Tanya Dien. Fiqon tertawa karna dia mengerti, apa yang sedang Dien pikirkan. Tanpa menjawab pertanyaan Dien, Fiqon berkata “Pertandingan ku besok pagi. Kalian boleh berkeliling atau beristirahat. Kalau keliling, jangan lupa gunakan penutup kepala. Penutup kepala, akan menyelamatkan kalian di dunia ini. Karena para asebel makhluk dari kerajaan lain kadang-kadang berkeliaran. Meski, asebel itu hanya ada di luar istana, aku tetap harus ingatkan kepada kalian; adik-adikku yang aneh.”
Kemudian ia sambung dengan tertawa dan berjalan mengikuti dayang-dayang penunjuk jalan.
Dayang kerajaan membawa mereka ke kamar peristirahatan. Dupa-dupa atas meja, di depan setiap pintu ruangan, sangat wangi sekali. Aroma yang berbeda meski sejatinya, para rosman memiliki aroma tubuh yang khas. Mereka merasa, dupa ini lebih wangi ketimbang anugrah dari aroma badan mereka sendiri.
Di dalam kamar yang besar, kasur yang empuk, Dien memilih untuk berdiri di depan jendela yang terbuat dari marjan. Dien melihat ke jendela itu. Di bawah sana, banyak para aibret yang baru pertama kali dilihat olehnya. Aibret itu berleher panjang berbadan kurus. Perutnya buncit kulitnya biru, terdapat daging berlebih seperti ekor di kepalanya. Mereka berpakaian rapi dan memakai perhiasan dari mutiara dan emas.
Dia juga melihat para atland serta banyak sekali para sulmen dengan wajah hewan beragam macam. Di tengah kerumunan itu, selompok anak dari Bangsa Han sedang bermain bersama. Di antara mereka ada gadis sebaya Dien yang tiba-tiba tersandung, saat itu terjadi; anak-anak di sekelilingnya malah tertawa. Gadis itu membalas tawa mereka dan berdiri lalu bermain kembali. Tidak begitu jauh dari sana, terlihat gadis sebaya Dien juga. Ia sedang berlari kemudian tersandung dan ia terjatuh.
Melihat gadis itu terjatuh, han dewasa berlari menolongnya untuk berdiri. Dien heran, kenapa ada perlakuan yang berbeda terhadap gadis yang satu ini.
Dien melihatnya dengan seksama, seketika gadis itu melihat ke arah Dien juga, Dien tertegun dibuatnya. Tak disangka, gadis itu indah sekali. Dia seperti han lainnya, namun matanya hijau indah berseri-seri. Kulitnya putih kemerahan. Senyumnya rapi membuat dunia ingin berhenti untuk melihatnya. Demi Tuhan, dia cantik sekali.
Fiqon tiba-tiba menepuk pundaknya. Dien kaget dan bertingkah bodoh. Gadis di bawa tertawa melihat tingkah itu. Dien menoleh kembali dan tertegun lagi, karna gadis itu tertawa.
Fiqon bicara tapi, seakan tak ada suara. 2 adik kembar fiqon meloncat-loncat di atas tempat istirahat, nenek Aisar kerepotan meminta mereka berhenti; juga tidak terdengar. Sem menutup kepalanya dengan bantal, Dien tak peduli kalau soal Sem, karena Sem kaku tak se asik Andreas. Kalau saja ada Andreas, Dien pasti turun ke bawah lalu bermain bersama; anak-anak yang lain. Terpikir demikian, Dien pun merasa ingin turun ke bawah sendirian.
“Fiqon, aku mau lihat-lihat ke bawah” Tiba-tiba Dien mengatakan itu. Fiqon yang ramah, senyum dan mengizinkannya.
*
Istana kerajaan begitu megah, tapi sudah terlihat biasa saja semenjak yang lebih indah tersenyum padanya. Dien turun dan menyaksikan kebahagian makhluk-makhluk di luar taman firdos. Mereka berpesta dan minum-minum khamar. Wanita-wanita menari di depan prianya. Para pedagang pun ikut tertawa karena apa yang ia jual laris semua. Anak-anak terlihat tanpa beban, cuma ada mimik wajah ceria tak seperti Sem. Meski para sulmen seram-seram seperti hewan buas, tetap saja di luar taman, mereka tampak sangat bahagia.
Dien mencari keberadaan gadis tadi… mengelilingi istana hingga larut malam. Tapi Dien tidak melihatnya. Sedikit kecewa melanda malam itu, pasti tidurnya tidak akan senyaman yang sudah-sudah. Wanita indah kadang suka mencuri akal sehat. Mengambil waktu tidur dan membuat hati bersedih, perih dan tawa sama saja. Karena melihatnya membuat mata terlena. Mimpi tidak ada yang lebih besar dari ini, melihat wanita menawan sang pujaan hati setiap hari, adalah hal yang paling berharga dari hidup itu sendiri. Gila, rosman ini langsung jatuh cinta.
Malam berpulang ke tempatnya. Dien terdiam sembari tersenyum tipis, tawanya hanya dapat diingat dan dinikmati sementara. Mata masih terbuka, rasanya ingin cepat-cepat pagi. Ketika pikiran kosong sejenak mata pun terutup juga. Mentari datang menyapa kecepatan. Ini diluar jam kerjanya, Begitulah yang raga Dien rasakan. Dien tersadar, kalau semalam waktu tidurnya tersita teramat banyak. Gadis itu, bukanlah makhluk sebangsanya. Dien, kau harus segera melupakannya.
**
Pagi ini, para rosman angkatan Fiqon. G322 di panggil di aula tes. Sebuah tes untuk menentukan siapa yang akan menjadi kazu. Kaz terbaik di generasi itu. Mereka semua ada 32 rosman dari sebelumnya 2000 rosman, 1968 rosman lainnya tidak perlu masuk ke babak ini. Kerajaan sudah memberikan tugas kepada masing-masing mereka. Sedang 32 rosman yang ikut babak ini tentu akan menjadi penjaga anggota kerajaan yang penting-penting. Seperti anak pertama raja, anak gubernur kerajaan dan seterusnya.
Di aula, sosok menyeramkan berdiri di tengah-tengah. Sosok itu adalah sulmen, tubuhnya kekar dan besar, dia memiliki sayap berkepala singa. Kakinya seperti kaki manusia, ia bertanduk tajam kaya rusa. Mereka memanggilnya Pasoken Sulmen.
Sulmen yang paling mengerikan dalam pertempuran. Saat ini ia menjadi wasit dari seleksi mencari kazu di angkatan G322.
Dien dan keluarga duduk di bangku penonton, untuk menyaksikan bagaimana Fiqon akan bertempur meski tokat sihir Fiqon tidak pernah diperlihatkan sebelumnya kepada sang adik. Bahkan Aisar neneknya juga belum tahu sama sekali. Di bangku hanya ada para rosman, han, dan beberapa sulmen. Selebihnya tidak diizinkan masuk ke aula ini. Keamanan dari keberadaan rosman adalah prioritas nomor satu di dalam Kerajaan Han.
Pertempuran akan dimulai. Raja Hadsan muncul dan duduk di bangku istimewa. Ini pertama sekali bagi Dien melihat raja di kerajaannya.
Nama diundi, memakai mesin acak; yang benar saja, ternyata nama pertama yang dipanggil adalah nama Fiqon vs Basistandan.
Rosman itu, adalah rosman yang berangkat bersama-sama dengan mereka keluar dari taman firdos. Rosman yang penuh dengan luka goresan pisau di lengannya. Basistandan itulah namanya.
Fiqon masuk ke arena tengah aula, kali ini ia melepas penutup kepalanya, penutup itu dililitkan di area bahu.
Basistandan juga begitu, ia melepas penutup kepalanya. Mereka memberi penghormatan. Pasoken Sulmen kemudian memberi aba-aba.
“Mulai”
Seketika Basistandan, langsung menghilang. “Kemana dia?....” Semua orang langsung menganga. Tapi tidak dengan Fiqon. Dia adalah ahli beladiri. Fiqon memasang kuda-kuda bertarung. Penutup kepala, ia jadikan senjata pegangannya. Sementara, tokat jiwa belum dipanggil olehnya. Tiba-tiba kita mendengar mantra
“Bem salabaen” kubus-kubus berjatuhan dari atap aula, mengurung Fiqon di dalamnya.
Semua penonton bersorak. Sebagian dari mereka bilang “apa sudah selesai? ”.
Di dalam kubus Fiqon membaca mantra dengan tenang “Wahe paduasha wahe pacita sapudan kawajena sebagan lalahera ko sapunaen bem salabaen” cahaya muncul, tapi tiada tongkat jiwa di tangannya. Fiqon menutup kepala dengan kain hijau yang sebelumnya ia jadikan pegangan di tangan. Penutup kepala berwarna hijau itu adalah ciri khas Fiqon. Ketika ia menggunakan penutup itu, terlihat mahkota bening muncul sendiri di kepalanya. Dia tidak memiliki tongkat sihir tapi mahkota bijaksana(sihir). Mahkota sihir jarang dimiliki para rosman. Mahkota ini bisa membuat penggunanya mampu melihat masa depan. membaca 10.000 kemungkinan yang akan terjadi dan 10.000 tindakan untuk mengatasi kejadian sesuai harapan si pengguna. Pikiran si pengguna akan 10.000 lebih cepat daripada gerakkan mereka. Ia dapat melihat 10.000 kemungkinan itu, hanya dalam satu detik sahaja.
Basistandan tiba-tiba berada di dalam kubus itu dalam jumlah yang banyak. Membawa belati dan menusuk Fiqon dengan cepat. Fiqon pun mati di tempat. Kemudian kejadian yang sama terulang kembali. Fiqon tiarap, Basistandan sangat cepat namun tidak menggores Fiqon sedikitpun.
“Sialan, dia berniat membunuhku.” Cetus Fiqon. Meskipun Fiqon bisa mengetahui rencana lawan dan mengatasi semuanya, tetap saja ini akan sulit. Karena Fiqon tidak bisa menggunakan sihir lain yang dapat menyerang dan bertahan dalam porsi yang diluar nalar, walaupun gerakannya cepat dan ahli bela diri Fiqon sadar bahwa dia akan kalah.
Fiqon sudah melihat 10.000 kemungkin dan 10.000 tindakan, semua keadaan menunjukkan kekalahan. Fiqon mendekati sisi kubus, dan memukulnya sekuat tenaga. Tapi itu adalah perangkap kubus yang tidak mudah ditembus hanya dengan tangan kosong. Basistandan mencoba muncul menusuk Fiqon perlahan-lahan tidak seperti tadi. Dia berniat membuat Fiqon berdiri dari tiarapnya. Tapi setiap kali Basistandan menyerang selalu dapat dielakkan oleh Fiqon. Ia sedang berusaha berguling-guling; kiri dan kanan, sesekali memukul atau menendang bagian kubus. Fiqon tahu dia akan kalah, karena pertandingan ini memiliki waktu. Dari semua kemungkinan itu, Dia hanya kalah disebabkan oleh waktu. Dia terus berputar dan menghindar sebisanya, dari serangan Basis yang datang dari sisi mana saja.
Di luar kubus tepatnya di bangku penonton, semua hanya dapat duduk dalam tanda tanya yang sama. Arena cuma dipenuhi kubus-kubus saja. Tidak ada pertunjukkan jual beli pukulan. Sebagian mereka bersorak “mana pertempurannya, ini amat membosankan” Sorakan itu akhirnya disetujui semua makhluk yang berada di sana. Namun berbeda dengan keluarga Fiqon, tentu saja ada Dien yang tidak suka ini terjadi, “Fiqon apakah kau membawaku untuk menyaksikan ini?....” Teriak Dien berbeda.
Fiqon menyadari sesuatu, setelah mendengar suara Dien. Hasil dari 10.000 kemungkinan yang dia lihat bisa saja bertambah, jika dia memasukan subjek lain di dalam prosesnya. Benar, takdir dari semua tindakan fiqon adalah kekalahan. Tapi hasil dari tindakkan subjek baru, tentu mempengaruhi akibat yang baru pula.
Dikarenakan kesimpulan baru itu, Fiqon menyadari bahwa mahkota ini, belum berada pada tingkat tertingginya.
Jika semua subject diperhitungkan maka kemungkinan pasti akan bertambah menjadi tak terhingga. Dari semua kemungkinan itu, pasti ada satu tindakan yang membuatnya memenangkan pertempuran ini. Meski itu seperti 1:1 juta kejadian. Fiqon akan mencoba menemukannya.
Dia tidak membawa adik-adiknya untuk menyaksikan pertempuran yang amat membosankan. Tapi ingin membuktikan bahwa; berlatih bela diri itu, bukan untuk gaya-gayaan, berlatih bela diri pasti sangat berguna untuk menyelamatkan diri dari pikiran para pecundang.
Basistandan menyerangnya berkali-kali, Fiqon menghindari berkali-kali juga, sambil melihat 10.000 kejadian bila membawa Dien dalam proses itu, ternyata tidak ada yang berubah. Fiqon tetap kalah karena waktu.
Fiqon mengganti subjectnya kemudian membawa Sem dalam prosesnya. Tetap saja hasilnya adalah sama. Perasaan bercampur aduk, dia bahkan membawa Raja Hadsan dalam proses pikirannya, kekalahan tetap menjadi takdirnya. Berguling-guling sampai ia lelah.
Semua penonton tidak terima melihat pertunjukan ini. Waktu tinggal sedikit lagi. Wasit tidak bisa memutuskan, baik Fiqon atau pun Basistandan tidak ada satu sosok pun yang kelihatan. Wasit meminta semuanya tenang, “kita punya waktu, jika waktunya habis, petarung yang lebih dominan dinyatakan menang.”
“Fiqon ayolah jangan buat aku malu!.”
“Aku sudah katakan kepada Andreas, bahwa engkau adalah yang paling hebat” Teriakkan Dien tanpa malu. Kemudian dia kikuk sendiri. Sebab semua mata tiba-tiba melihat ke arahnya. Dien mengambil air putih lalu segera meminumnya seakan tidak peduli terhadap penonton yang lain.
“Aku sudah menyaksikan 5 juta kemungkinan”. Sekarang Fiqon tak berdaya karena pikiran sendiri. Padahal satu goresan saja, tidak menyentuh kulitnya. Fiqon tidak mampu lagi bergerak karena lelah dengan pikirannya sendiri. Ketika itu pula, pundaknya pun tertusuk. “Sakit, sakit” Katanya, itu adalah luka pertama yang pernah Fiqon dapatkan seumur hidupnya. Merintih menahan luka sambil mundur ke belakang) dalam keadaan raga yang sedang di posisi duduk. Sedari tadi Fiqon tidak berdiri, selalu menghindari dalam posisi bawah. Ia tutup matanya, kemudian diri berdiri serentak dengan matanya dibuka. Tiba-tiba Basistandan menusuk cepat pada bagian perut Fiqon. Dan pada kejadian itu, Fiqon menahan tangan Basistandan yang penuh dengan luka sayatan itu. Lalu berkata;
“Lihat aku, apa kau pikir aku menyerah,
Rasa sakitku tidak seberapa, karena hidupmu lebih menyedihkan, kenapa kau mencoba membunuhku?... Hahaha aku tahu, itu pilihan yang tepat. Karena di dunia ini, tersisa aku dan dirimu; yang mengetahuinya. Sulmen pengecut. Aku baru kali ini melihat sulmen yang perkasa sepengecut dirimu. Kau seperti ayahmu.” Kata Fiqon mengagetkan Basistandan. “Haha jangan kaget, bulu-bulu di tanganmu ini, akan tumbuh kembali. Kau tidak bisa menutupi kenyataan, dasar pengecut.” Mengatakan hal itu dan meludahi Basistandan sambil tertawa menyebalkan. “Anak monyet”
Tangan yang penuh goresan pisau pun menggigil, emosinya bercampur aduk. Kulit putihnya berubah menjadi merah kemudian, dia berteriak “Diam kau keparat” Teriak Basistandan membuat semua kubus-kubus itu hilang begitu saja. Kini tersisa dirinya yang terlihat mencabut belati dari perut Fiqon dan menikam dada Fiqon berkali-kali tanpa ampun hingga membuat Fiqon mundur dan dadanya hancur. Itu adalah 9999 kemungkinan yang ada dalam 1 detik Fiqon melihat takdirnya. Dan yang terjadi adalah, ketika sihir Basistandan menghilang, tubuhnya menjadi merah, Fiqon menusuk perutnya ke belati itu dalam-dalam dan menahan tangan Basistanda, sembari mundur ke belakang. “Dasar gila” Fiqon menarik Basistandan ke belakang dan menahan belati itu tetap di perutnya. Basistandan menjadi takut melihat tindakan gila Fiqon. Kemudian mengatakan “sudah tolol!” Basistandan melepas genggaman itu. Kulitnya berubah putih kembali… . Belati masih di perut Fiqon, perutnya robek hebat dan mengeluarkan darah biru khas Bangsa Rosman. Fiqon juga tersungkur. Tidak ada rasa sakit, hanya ada senyuman mengejek dan mengintimidasi.
Ia berjalan mendekati Basistandan. Sementara Basistandan mundur ke belakang. Basistandan mencoba membaca mantra kembali untuk memanggil tokat jiwanya, berupa kubus-kubus kecil yang dapat ia lemparkan. Fiqon seketika sangat paham dengan kemampuan Basis. Namun sekali lagi, itu adalah kejadian bila Fiqon hanya berjalan. Oleh karena itu, Fiqon pun berlari dan terbang menendangnya. Yang benar saja, Basistandan yang sebesar itu tersungkur hebat, baru saja ia akan berdiri, Fiqon memukulnya kembali. Gerakan Fiqon cepat dan kuat, ia menyapu bagian kaki. Kemudian meloncat dan menduduki dada Basistandan. Lalu mengancamnya dengan pisau yang dia cabut sendiri dari perutnya. Waktu habis. Penonton pun bersorak semuanya.
Pasoken Sulmen pun mengatakan, “Babak ini, dimenangkan oleh Fiqon Rosman.” Semua penonton memang benar-benar tidak menduga dan bersorak-sorak mengatakan Anak itu hebat, anak itu hebat. Dien bersorak lebih keras sambil berdiri. “Tentu saja dia hebat. Dia adalah kakakku. Andreas ingin berguru dengannya.” Sem yang dari tadi diam saja menarik Dien dan memintanya duduk. “Apa masalahmu?” tanya Dien, karena Sem menariknya untuk duduk kembali.
“Kenapa kau bawa-bawa Andreas, tidak ada hubungannya konyol” Jawab Sem sambil berbisik.
“Hahah aku cuma teringat dia” kata Dien sambil meminum kembali air miliknya.
Di arena, Petugas medis pun bergerak sangat cepat. Baik Fiqon atau pun Basistandan diberikan pelayanan yang sama.
Ternyata di bawah sana, Aisar neneknya juga ada. Adik kembar Fiqon bahkan tidak menyadari kapan nenek mereka hilang dari sampingnya. Aisar adalah salah satu madin penyembuh yang sangat hebat. Perut Fiqon yang robek seketika utuh kembali. Sekarang ia lemas karena banyak kehilangan darah saja. Jika tidak ada Aisar, mungkin tangan Dien juga masih patah hingga saat ini. Tapi nyatanya tangan Dien baik-baik saja. Buktinya sekarang, dia bersorak-sorai sembari mengepal dan mengayun-ayunkan tangan tanpa rasa sakit. Semua penonton juga akhirnya melakukan hal yang sama. Bersamaan nama Fiqon di kumandangkan serentak “Fiqon, Fiqon, Fiqon”.
Dien melihat ke sekelilingnya, bangga terhadap kakak sepupunya. Menyaksikan mata semua penonton yang berbinar-binar, eh ternyata ada yang lebih bersinar. Gadis cantik tadi malam juga ada di sana, ia duduk di bangku istimewa. Gadis itu melihat ke arah Dien, lalu dia malu sendiri. Karena sempat saling bertatapan, meski berjarak jauh…
Gadis itu salah tingkah, lalu kabur dari tempatnya. Dien heran dengan tindakan gadis itu, kenapa anak itu malah pergi, Dien beranjak dari kursi untuk menghampiri gadis cantik yang menawan.
“Sem, aku keluar sebentar” Dien pamit kepada Sem sepupunya. Sem hanya mengangguk karena dia percaya Dien itu hebat, semenjak anak itu keluar dari mulut naga yang teramat besar di hutan terlarang.
Pertandingan masih dilanjut, peserta berikutnya akan bertarung, undian pun bergerak. Tapi Dien sudah tidak lagi berada di sana.
Fiqon melihat ke arah opponent-nya. Tiba-tiba Fiqon menangis dan tersenyum bersamaan. Dia berkata di dalam hatinya, “Aku sudah melihat 6 juta kejadian. Sampai terpaksa mencari subjek yang tepat untuk mengalahkanmu. Namun semua subject itu, adalah kekalahanku sebanyak 5.999.999 kejadian. Dan luka di tanganmu membantuku, Basistandan Kaz32. G322. aku membawa takdir ayahmu, untuk mengambil satu kemungkinan itu. Sungguh kau sangat mengagumkan sekali.”
“Kepalaku jadi sakit,
Rosmen (Rosman x Sulmen) sialan,
artinya kau adalah makhluk baru yang tidak diketahui siapa pun”
***
Di luar aula pertandingan. Pagi di sini ternyata amat panas sekali. Mentarinya menusuk pori-pori. Padahal ini belum tengah hari. Panasnya juga membuat mata mengantuk, mungkin karena kurang tidur semalam. Dien berjalan pelan berharap kali ini bisa berkenalan, dengan gadis kecil yang menawan.
Istana han utama, ketat penjagaan. Sepanjang jalan ada prajurit yang berjaga-jaga, kabarnya mereka seli berganti setiap 1 jam sekali, prajurit itu berasal dari han kalangan rendah dan para sulmen yang kuat-kuat. Di sepanjang jalan juga berbaris kereta kencana. Masyarakat sangat antusias, Apalagi saat ini ada turnamen untuk merebut posisi sebagai kazu, penyihir penjaga nomor 1 di generasinya. Jadi area ini menjadi sangat ramai. Kencana-kencana itu berjejer rapi, meski terdapat kencana besar yang di yakini punya baginda raja. Sementara kencana lainnya adalah para penonton, diantara kencana-kencana itu, ada kencana berwarna merah muda, itu kencana paling nyaman kalau dijadikan tempat berbaring sementara, pikirnya. Namun dia sulit melakukan itu, sebab banyaknya para penjaga. Perkara penjagaan yang ketat ini buat Dien sedikit grogi. Ia kadang pura-pura bertanya, di manakah aku bisa buang air kecil. Dan setiap kali ia bertanya kepada prajurit yang berbeda, berbeda pula jawaban yang didapatkannya. Dia sudah berjalan mengitari lokasi luar aula, gadis itu benar-benar tidak kelihatan. Kembali kecewa, badan pun merasakan lelah dan kantuknya sudah mulai tak terkendali. Dien membalik badan dan kembali ke aula pertandingan.
Saat kembali pada jalan yang sama, Dien melihat penjagaan berkurang, oh ini jam untuk bergantian. Penasaran, Dien berlari dan bersembunyi di antara kencana-kencana tadi, kencana merah muda menjadi pilihannya. Dari sana, Dien mengintip; berapa menitkah pertahanan atau penjagaan itu kosong. Ternyata lumayan lama itu berjarak sekitar 15 menit. Jika ada penyerangan di bagian kosong itu, pasti acara ini akan hancur. Namun tentu saja, di depan gerbang istana masih ada penjagaan ketat lainnya. Mengingat itu, Dien tersenyum sendiri karena buah pikirnya asik tidak seperti Sem kaku dan baku bukan kayak anak-anak sebayanya. Senyuman itu perlahan, mengantarkan Dien dalam alam bawah sadarnya. Beberapa detik setelah itu, Dien tertidur.
****
Gedung kedutaan Asebel, gedung ini tidak kalah keren, meski sederhana tapi unik sekali. Dindingnya terbuat dari logam putih, kemudian atapnya seperti kubah berbahan batu alam, mengkilap dan berwarna merah hati. Dalam data yang tertulis ada 21 asebel bertugas di Kerajaan Han; bertebaran di 5 bagian, utara, selatan, barat, timur dan utama.
Pagi ini, 1 asebel akan dipindahkan ke Negeri Malivolia, sebuah bangsa beringas yang dikurung dengan dinding setinggi awan.