1 tahun yang lalu ...
Selesai menekan 8 angka digit password pintu apartemennya, Cahaya segera melangkah ke dalam dengan tergesa-gesa seperti sedang dikejar sesuatu.
Panggilannya, Aya, atau kakeknya suka memanggil Akari, yang berarti juga Cahaya dalam bahasa jepang.
Aya adalah gadis yang sembrono dan kelewat cuek. Makanya, sekarang ia meletakan kopernya begitu saja di depan pintu. Dari situ ia menuju kamarnya, membuka satu persatu pakaiannya sampai tak tersisa sehelai benang pun, karena langkahnya langsung tertuju ke kamar mandi.
Diputarnya keran shower in walk yang otomatis mengguyur seluruh tubuhnya yang ramping dan mulus. Aya sangat menikmati momen ini sampai kedua matanya terpejam sambil mengadahkan kepalanya ke atas. Di saat seperti ini, Aya seperti berada di dunia yang berbeda.
Selesai berdiam diri di kamar mandi selama kurang lebih 20 menit, Aya yang hanya menggunakan baju handuk, menuju meja rias dan duduk di sana, berhadapan dengan cermin besar yang memantulkan dirinya.
Gadis berkulit bersinar itu, menatap dirinya sendiri sangat dalam dan tajam. Pikirannya melayang jauh dari raganya saat ini. Kejadian buruk yang baru saja menimpanya. Ditinggal oleh kakek yang sangat dicintainya. Hanya beliau yang mampu memahami segala hal tentang Aya.