Kemarin adalah untuk pertama kalinya Arland membuka diri semenjak kepergian Naya satu tahun lalu. Arland yang menutup dirinya rapat-rapat pada dunia, sekarang sudah mulai kembali dengan perlahan. Dan hal tersebut diawali dengan membiarkan gadis lain masuk ke hidupnya.
Memang, jika Arland belum menganggap jika dirinya menyukai Aya. Dia sendiri tidak yakin perasaannya pada gadis itu. Suka atau hanya sekadar merasa simpatik lantaran kondisi Aya yang membuatnya terus peduli. Keinginan Arland saat ini adalah ingin menjaga gadis itu. Tidak ada hal lain.
Arland sendiri masih tidak menyangka jika dia terus datang menemui Aya. Padahal sebelumnya dia sangat tidak ingin melihat gadis itu di depannya. Benar sekali kata pepatah itu jika membenci berlebihan akan berdampak menyukai yang terlalu dalam. Klasik memang. Namun, sepenggal kalimat tersebut benar-benar sudah menjadi nyata di kehidupan Arland.
Hari ini adalah hari Sabtu, yang berarti Arland bisa beristirahat di rumah lantaran kosongnya jadwal kuliah. Biasanya seperti itu. Akan tetapi, tidak untuk kali ini. Cowok itu terlihat sudah berpakai rapi dan bersiap untuk pergi dari kamarnya. Sepertinya Arland tidak begitu antuasian. Namun, jangan salah karena sudut bibirnya sekarang tengah menyimpulkan sedikit senyum.
Ketika sudah berada di anak tangga paling bawah, Arland melihat ke arah televisi yang mana papinya juga sedang menyaksikan benda persegi panjang itu. Di sana ada sebuah acara berita yang menyampaikan jika dua pengecara andal terkena kasus penyuapan, ancaman pembunuhan, dan penculikan. Semua itu terjadi di Jepang. Membuat dua pengecara tersebut harus menjalani hukuman di negri tirai bambu itu.
Arland tercengan sampai menganga tidak percaya. Perlahan kakinya berjalan menghampiri posisi Tomi di sofa.
"Papa tidak habis pikir dengan mereka. Tidak cukupkah mereka melakukan kecurangan itu di negara sendiri. Kenapa harus sampai ke negara orang?" ujar Tomi yang belum dijawab oleh Arland.
Cowok itu masih terpaku pada televisi. Bahkan, sampai berita itu selesai dan menampilkan iklan, Arland masih membelalak ke arah yang sama.
"Land?" panggir Tomi mencoba membuyarkan lamunan putranya.
"Iya, Pi," jawab Arland masih dilanda kebingungan yang cukup hebat.
"Kamu tau kan, dua pengacara itu siapa?"
Arland mengangguk spontan.
"Ternyata secepat itu mereka mendapatkan karma. Malah kerugian yang mereka dapat ini akan semakin besar karena terjadi luar negri. Untungnya mereka buukan asli warga Jepang. Kalau iya, mereka pasti sudah digantung oleh aparat hukum di sana."
Sontak Arland menoleh cepat ke arah papinya. Ia semakin melebarkan matanya sempurna.
"Kamu mau ke mana? Hari ini enggak ada kuliah, kan?" tanya Tomi baru sadar dengan penampilan Arland yang cukup rapi.
Lantas cowok itu berdiri dan menyalimi papinya. "Arland pergi dulu, ya, Pi."
Dengan tergesa-gesa, Arland beringsut pergi dari posisinya. Baru beberapa langkah, ia kembali berhadapan dengan papinya.
"Arland pinjam mobil papi, ya."
Tomi hanya mengangguk sambil tersenyum. Tentu saja. Sebab ini pertama kalinya juga Arland mau menyetir mobil lagi setelah dukanya kehilangan Naya waktu itu.
_____
Sepanjang perjalannya di mobil, Arland terus berpikir. Sebenarnya ia cukup senang dengan apa yang terjadi dengan kedua orang tua Erik. Namun, tetap saja dia masih memiliki hati nurani yang baik sebagai manusia. Tidak sepenuhnya ia berhak berbahagia atas penderitaan orang lain.
Sekarang Arland sendiri malah jadi bingung setelah melihat berita tadi.
Tidak sampai satu jam, Arland sampai di apartemen Aya. Selain ada hal yang ingin ia tanyakan pada Kenji mengenai berita di tv tadi, entah kenapa rasanya dia juga ingin cepat sampai dan bertemu Aya. Apakah perasaannya pada Aya sudah sedalam itu?
Saat sudah memasuki apartemen, dari jauh Arland melihat Aya yang sedang menyantap sarapan di meja makan. Gadis itu tampak lahap. Di sebelahnya ada Kenji yang mencoba menyuruh Aya untuk tidak terburu-buru.
Dari posisinya sekarang, Arland tengah memperhatikan aktivitas Aya. Awalnya biasa saja. Dan lama-lama entah sadar atau tidak, ujung bibir cowok itu tertarik membentuk sebuah senyuman. Pergerakan yang dipergoki oleh Kenji. Praktis membuat pria itu merasa cemburu dan semakin meyakini jika Arland memang sudah menyukai Aya. Gadis berharganya.
Kemudian Aya mengetahui keberadaan Arland. Dia langsung beranjak dari kursi makan dan menghampiri pria itu dengan antusias. Tidak lupa senyumnya yang sudah teramat mengembang melihat wajah Arland.