Di sebuah desa yang bernama desa Tangguh, di desa tersebut terdapat sekitar 27 kepala keluarga. Pada 03 Maret tahun 1723 salah satu penduduk desa Tangguh akan melahirkan seorang anak, perempuan tersebut merupakan istri dari anak pertama pemimpin desa. Namun situasi pada pagi hari saat perempuan tersebut akan lahiran langit yang mulanya cerah kini perlahan mulai berubah menjadi gelap dan angin bertiup begitu kencang seperti akan datang badai yang amat dahsyat. Pemimpin desa yang merasa cemas akan penduduknya dan menantunya yang akan lahiran, kemudian ia memperintahkan kepada anak lelaki keduanya agar mengumpulkan seluruh penduduk desa di rumah pemimpin desa, rumah pemimpin desa lumayan besar karena rumah tersebut biasa digunakan sebagai tempat berkumpulnya bagi para penduduk desa jika akan mengadakan pembahasan untuk desa mereka. Sekitar 10 menit semua penduduk desa berhasil berkumpul di rumah pemimpin desa, kemudian pemimpin desa berkata kepada penduduknya "Terima kasih karena kalian sudah mau berkumpul di rumah saya, sepertinya akan terjadi badai di sekitar desa kita bahkan bisa saja terjadi di desa kita, jadi saya mengumpulkan kalian semua di sini agar kita dapat melewati badai ini bersama-sama, dan berharap tidak akan ada korban" salah satu penduduk pun menjawab "kakek tidak perlu berterima kasih, apa yang kakek lakukan kami percaya bahwa itu semua demi keselamatan kita semua" para penduduk lainnya juga bersuara "iya itu benar kek, kakek adalah pemimpin kami, jadi kami percaya terhadap perintah kakek".
Sementara itu di dalam salah satu kamar rumah pemimpin desa terdapat wanita yang sedang berusaha untuk lahiran yang di temani oleh istri pemimpin desa dan seorang wanita yang sedang menggendong seorang bayi laki-laki, wanita tersebut merupakan adik ipar dari wanita yang akan lahiran. Istri pemimpin desa merupan orang yang biasanya membantu para ibu yang akan lahiran, "tarik nafas dan tekan pelan-pelan" ucap istri pemimpin desa kepada menantunya. Sementara itu angin mulai menghancurkan rumah-rumah dan ladang-ladang yang ada di desa Tangguh "saya harap semuanya yang menguasai sihir perlindungan agar segera memakai sihir tersebut kepada rumah ini, agar dapat melindungi kita semua yang berada di sini" ucap pemimpin desa kepada seluruh orang yang ada di rumah nya, kemudian anak kedua pemimpin desa mulai merapalkan mantra sihir nya dan melepaskannya kepada rumah ayahnya yang kemudian di ikuti oleh para penduduk duduk desa yang menguasai sihir perlindungan mulai dari para bapak-bapak, anak muda, dan para ibu-ibu, mereka semua telah memberikan sihir perlindungan terhadap rumah pemimpin desa. Setelah beberapa saat berusaha akhirnya menantu kepala desa tersebut melahirkan seorang putra yang tampan, memiliki bola mata yang berwarna coklat dan kulit yang lumayan putih. Kemudian istri pemimpin desa mulai menggendong dan membersihkan anak tersebut yang merupakan cucu nya, pada saat lahir anak tersebut terus menangis hingga pada saat ia dibaringkan oleh neneknya disamping ibunya, anak tersebut akhirnya mulai berhenti menangis dan kemudian angin yang bertiup begitu kencang mulai hilang, suasana di luar rumah pun mulai cerah kembali.