Duri

Windy Effendy
Chapter #1

Prolog

"Aku tidak akan pergi. Janji. Kali ini aku tinggal di rumah. Tapi kamu juga jangan pergi, ya?"

"Jadi, kalau aku pergi, kamu tetap pergi?"

"Ya ... kalau bisa begitu. Kan sama-sama."

"Kalau aku pergi, terus kamu juga pergi, lalu siapa yang mengurus anak-anak?"

"Mereka sudah bisa sendiri, kok. Arga sudah besar, dia bisa mengurusi adik-adiknya. Andra sudah bisa mandi sendiri. Aley sudah bisa ambil makan sendiri. Lagipula aku cuma sampai sebelum magrib. Masa tidak boleh? Anak-anak sudah mandiri. Aku juga harus mengurus pekerjaanku."

"Tadi katanya gak akan pergi?"

"Ya, kalau kamu juga tidak pergi."

"Kamu sudah gila? Aku pergi untuk kerja. Aku harus tiba di Malang pukul dua belas siang ini paling telat. Ini kamu masih ngajak aku bertengkar? Aku harus segera berangkat ke kantor!"

"Aku tidak ngajak kamu bertengkar. Kamu yang mulai."

"Aku harus keluar kota. Makanya aku minta kamu tinggal di rumah. Sudah berkali-kali aku bilang tidak usah bekerja. Aku masih bisa memberi kamu uang. Urusin anak-anakmu itu!"

Lihat selengkapnya