Duri

Windy Effendy
Chapter #17

Dunia Berputar

Senin pagi masih menggeliat ketika Rei masuk ke dalam ruangannya. Sengaja Rei berangkat lebih pagi untuk membebaskan dirinya dari kekacauan di rumah. Hari yang dimulai seperti biasa: dengan teriakan, ketidaksetujuan, dan tentu saja meja yang berantakan.

Semenit setelah Rei menghempaskan tubuhnya di kursi, sebuah pesan masuk di ponselnya.


Hei, Bro. Need to talk to you.


Ardian. Sahabat lamanya. Sudah lama Rei tidak bicara dengannya karena sibuk. Namun, yang satu ini memiliki ikatan tak terlepaskan. Ardian adalah sahabat yang selalu menemaninya sejak SMA, hingga masuk ke jurusan yang sama, dan berjuang bersama-sama memulai karier. Saling berbagi kelelahan dan keresahan. Ketika masing-masing sudah melesat, mereka mulai terpisah oleh waktu.

Istri-istri mereka juga saling mengenal dan berteman baik. Hingga saat ini. Terkadang Rei masih mengirim pesan sekali dua kepada Ardian. Bercanda lewat DM Instagram dan saling mengirimkan meme. Hingga saat ini, mereka masih saling mentertawakan kehidupan, walau tak sesering dulu.

Rei merasa akan lebih nyaman menelepon Ardian daripada hanya bertukar pesan.

“Hai, Di. What’s up?”

 “Hei, Rei. Sehat, Bro?”

“Sehat, alhamdulillah. Kamu juga, kan?”

“Yup.”

“Ada apa, by the way? Ada yang bisa kubantu, kah?”

Suara renyah Ardian tiba-tiba terhenti sejenak.

“Eng … ada yang perlu aku omongin.”

Sepertinya serius. Rei jadi penasaran. “Apakah itu?”

“Em, gini. Istrimu … ehm ….” Suara Ardian terdengar ragu-ragu.

Anya lagi. “Kenapa dia?”

“Ehm … dia … menelepon istriku kemarin malam.”

“Lalu? Ceritakan saja, Bro. I’m okay.”

“Oke. Jadi, dia bilang mau pinjem duit, Bro. Istriku kaget juga. Cuman, karena lumayan besar, aku pikir harus kontak kamu dulu.”

What! Anya ternyata sangat luar biasa memilih sasaran! “Astaga. Bro, maaf banget, ya. Aku gak tahu dia telepon istrimu. Itu inisiatif dia sendiri. Duh, maaf, maaf.”

“Ha-ha, aku sudah menduga. Enggak mungkin kamu menyuruh dia begitu.”

Lihat selengkapnya