Blurb
AKU tidak pernah merasa begitu menginginkan kehadiran seseorang sehebat ini. Selama 10 tahun hidupku, aku selalu merasa mungkin hidup lebih mudah jika aku tidak ada, atau mungkin hidup lebih mudah saat semua orang yang ada di hidupku menghilang, sampai aku bertemu denganya. Dia yang memiliki mata coklat menenangkan, selalu menatapku dengan lembut juga senyumnya yang manis selalu menghangatkan hatiku, terus berputar di pikiranku. bahkan 18 tahun setelah dia meninggalkanku, aku tetap tidak bisa melupakanya. Bagaimana cara mata coklatnya yang lugu menatapku dan bibirnya yang pucat terus tersenyum manis padaku beberapa jam sebelum pidana MATI di jatuhkan padanya.