Aku melihat seorang anak laki - laki berjongkok di pinggir sebuah danau besar, melihat pantulan dirinya yang murung di permukaan air. Sesekali menyentuh permukanya, membuatnya sedikit bergelombang. Dia menyunggingkan senyum di bibirnya, tanganya meraih daun pohon jati yang meranggas dari tangkainya - yang terjatuh di permukaan air.
"Apa yang kau lakukan disini?" kataku sambil memiringkan sedikit kepalaku , membuatnya terjengat hampir terjatuh ke danau, aku terkekeh sambil mendekati anak itu yang terus menatapku.
"Hanya melihat air" jawab anak itu.
"Apa tidak membosankan?" aku ikut berjongkok di sampingnya, tanganku bertopang dagu, menatapnya menunggu jawaban. Mata coklatnya menatapku lekat - lekat.
"Hidupku selalu membosankan" kata anak itu menundukkan kepalanya, memutar - mutar daun di jarinya dengan gusar. " apa kau selalu sendirian? Tidak ada yang mau jadi temanmu? mau jadi temanku? Namaku lily." kataku sambil menyikut pelan lenganya, membuatnya menatapku itu sekejap lalu kembali menunduk.
"Apakah boleh?" Tanya anak itu. "Tentu saja, jadi siapa namamu?" tanyaku bersemangat. "Natha" anak itu mengangkat kepalanya, mata coklatnya bertubrukan dengan mata atlanticku, aku tersenyum sambil menggumamkan nama Natha beberapa kali.
Keadaan berubah hening, tak ada pembicaraan di antara kami, mataku bergerak melihat sekeliling,pandanganku terhenti pada sebuah bunga yang tertanam tak jauh dari kami, bunga itu terlihat memantulkan cahaya matahari, membuatnya seakan terlihat berkelip - kelip.
"Natha, bunga itu terlihat bersinar. Sangat indah!" kataku, menggenggam tangan Natha,membuatnya mengikuti arah pandanganku. "Kau menginginkanya? Mau ku ambilkan?" katanya sambil menatapku, aku mengangguk gembira. Dia tersenyum tipis, berdiri dari duduknya, melepaskan genggaman tanganku dan berjalan kearah bunga itu.
Tiba - tiba angin bertiup kencang daun - daun dan ranting bertebaran ke arahku, kedua tanganku menutup wajahku, menghalangi jalanya daun dan ranting yang menerjangku.
"Ada apa?" seorang pria terlihat familiar berdiri tegak di sampingku, membawa setangkai bunga yang terlihat berkilau di tanganya, tersenyum tipis.
" Natha?" kataku, sedikit bingung dengan apa yang terjadi. Aku melihat pantulan diriku yang berubah, aku terlihat seperti remaja 18 tahunan sekarang.