Dusk Till Dawn

Jstamonster_
Chapter #5

Old (ex) bestfriend

"Apa kau datang dengan Ezra?"

"Ya. kau melihatnya?"

"Hm. Tadi kami berbicara sebentar, ku pikir dia datang sendiri sampai aku lihat kejadian tadi."

Aku hanya beri 'oh' ria, sambil meminum kembali wineku yang tidak jadi ku lemparkan ke wajah Jenny tadi, tanpa menatap Esther.

Aku benar - benar tidak nyaman saat ini, aku benci bertemu denganya. Dia adalah alasan utama aku benci untuk datang ke acara yang berhubungan dengan orang - orang dari SMA.

Esther Black adalah salah satu teman masa kecilku, dia anak yang selalu mengikuti Natha kemanapun saat kami masih kecil. Kami bertiga berteman baik sampai saat SMP dia berubah. Semua tentangnya tidak seperti yang ku kenal sebelumnya, dia tidak pernah berbicara denganku, mulai berperilaku kasar, dan menatapku dengan tajam. Aku masih ingat dia beberapa kali dengan terang - terangan menghinaku dan mengajakku berkelahi, dia bahkan berusaha memisahkanku dari Natha, walau begitu, Natha tidak meninggalkanku. Aku benar - benar tidak mengerti mengapa dia melakukan semua itu sampai saat ini.

Beberapa menit berlalu, tidak ada di antara kami yang memulai pembicaraan. Dia hanya duduk menatapku sambil sesekali meminum sisa wine yang ada di botolnya. Entah mengapa aku benar - benar merasa terintimidasi saat ini, padahal dulu aku tidak pernah merasa seperti ini saat berhadapan denganya.

"Ahh, setelah sekian lama aku tetap saja merasa muak melihatmu."

"Kau juga menyakiti mataku, lalu untuk apa disini, Pergilah!"

"Sudah kuduga perasaan ini tidak akan bisa berubah."

Dia menarik bibir kananya, sambil menatapku, tatapan remeh yang dulu ia berikan padaku,membuatku semakin kesal.

"Ngomong - ngomong aku belum mengucapkan selamat untukmu karna sudah menjadi Presdir, sudah berapa lama kau menjabat? 5 tahun?"

"Terima kasih. Kau juga, aku dengar kau menjadi salah satu model terbaik di dunia, mau bekerja sama dengan perusahaanku? Kami akan meluncurkan produk kecantikan dan pakaian pertama kami, musim panas depan"

"Menarik. Kau bisa menghubungi managerku setelah ini. Tapi kau harus tau, gajiku sangat tinggi."

"Akan ku bayar sesuai keinginanmu, yang mulia"Kataku mencibir, membuatnya tertawa.

"Ini mengasikkan, seingatku dulu kau tidak berani melawanku seperti ini kau hanya diam menatapku sengit lalu membiarkan Natha menyelesaikan masalahku denganmu. Kau selalu seperti itu."

"Sepertinya ingatanmu sudah rusak ya, apa itu efek penuaanmu? Aku selalu melawanmu, dan Natha selalu datang melerai kita. Aku rasa kau hanya iri karna Natha selalu berada di berpihak padaku dan meninggalkanmu sendiri."

"Hahaha, selama hidupku aku tidak pernah iri pada Bedebah sepertimu."

"Cih!"

Suasana semakin dingin, aku masih menatapnya sengit. Berharap dia cepat pergi dari hadapanku. Nada dering ponselnya memecahkan keheningan di antara kami, dia langsung mengangkat ponselnya, berbicara dengan seseorang di seberang sana dengan Bahasa asing.

"Sayang sekali kita harus mengahiri pertemuan manis ini."

"Kau akan pergi?"

"Yap. Aku akan pergi ke Prancis."

Lihat selengkapnya