Dust of the Dusk

Elsy Anna
Chapter #4

Chapter #3

"Selamat pagi, nama saya Yumi. Mulai hari ini saya bergabung di perusahaan ini. Salam kenal semuanya." Yumi tersenyum sambil membungkuk dihadapan kira-kira 20 orang yang berbaris.


"Yumi akan bergabung di divisi ini sebagai administrasi divisi 3 menggantikan Reni yang resign beberapa bulan lalu." seru manajer HRD. "Oh ya, dia belum pernah punya pengalaman di bidang administarsi sebelumnya, jadi mohon bantuan kalian semua. Oh ya, manajer marketing kalian masih bertugas di luar kota sekarang, dan supervisor untuk divisi 3 juga baru kemarin berangkat ke luar kota. Jadi saya serahkan kepada kalian untuk mengajarkan Yumi."

Semua orang mengangguk.

 

***

 

"Hai Yumi, kenalkan nama gue Hani. Salam kenal ya." seorang perempuan muda mendekati meja Yumi. Yumi mendapatkan tempat duduk agak di ujung ruangan, bergandengan dengan 3 meja lainnya.

"Halo salam kenal, Hani." Yumi menyambut tangan Hani. "Mohon bimbingannya ya."

"Jangan mau dibimbing sama Hani, dia juga anak baru seperti elo." timpal seorang laki-laki yang baru kembali ke kursinya. Dia duduk persis di sebelah kanan Yumi.

"Eh Trian, jangan sembarangan ya. Gue udah hampir setahun bergabung disini tau." Hani kembali ke kursinya. Ternyata dia duduk di kursi paling ujung, sebelah kiri Yumi. Sedangkan kursi persis di sebelah kiri Yumi kosong.

"Oh itu belum ada orangnya. Entahlah apakah si boss mau nambah orang lagi di divisi ini." seloroh Trian sambil menikmati snack di tangannya. "Mau?" dia menyodorkan ke Yumi.

"Tidak, terima kasih." Yumi tersenyum.

 

Divisi 3 marketing lebih banyak mengurusi penjualan di area Jawa dan Bali. Perusahaan Max ini bergerak di bidang telekomunikasi, sebagai salah satu operator seluler terbesar di Indonesia. Hebat gak tuh, dalam waktu kurang dari 10 tahun sejak Max membuka usaha ini, dia sudah memantapkan posisinya sebagai salah satu perusahaan besar yang bahkan terdaftar di listing bursa saham. Max memang jenius dan handal dalam menjalankan bisnisnya. Nah, di marketing sendiri terdiri dari beberapa divisi, masing-masing memiliki tugas dan area yang berbeda. Divisi tempat Yumi bekerja adalah divisi 3, mengurusi penjualan stater pack (kartu nomor telepon) untuk area Jawa dan Bali. Saat ini mereka lebih banyak mendistribusikan penjualannya dengan cara bundling dengan handphone baru. Wah, mungkin ini salah satu alasan mengapa Max sering lembur, melobi perusahaan komunikasi supaya bisa mendapatkan proyek seperti ini.

 

"Mi, umur berapa lo sekarang?" tanya Hani dari kursinya, membuat Yumi menghentikan kegiatan beberes di mejanya.

"Dua puluh empat. Hani?" tanya Yumi.

"Gue sih dua lima. Berati gue senior lo dong." Hani nyengir. Yumi hanya tertawa kecil.

"Eh, gue yang paling senior disini. Umur gue udah dua tujuh." seloroh Trian lagi.

"Makanya, buruan nikah. Masih betah aja jomblo, umur udah mepet tuh." ucap Hani.

"Eh, urusan jodoh tuh udah diatur sama yang diatas." timpal Trian.

"Alah, alasan. Yang gue denger ya CEO kita aja udah nikah pas umur 27 tau. Masa elo kalah?"

Trian yang semula menyender di kursi, kini duduk tegak. "Eh, jangan samain gue sama dia ya. Status kita aja beda, duit apalagi. Siapa sih cewek yang gak mau nikah sama pengusaha sukses kayak dia?"

 

Selagi mereka berdua beradu mulut, Yumi hanya terdiam membereskan tempat duduknya. Setelah semua selesai, dia menyalahkan komputer.

"Eh Mi, elo udah punya pacar belom?" tanya Hani.

Yumi menggeleng pelan. "Belom kepikiran."

"Ah masa cewek cantik kayak elo gak ada yang ngelirik sih?"

Trian ikutan menimpali, "Wah, kalau gitu ama gue aja mau gak?"

 

Sosok Max tiba-tiba muncul di ruangan, dia sambil ditemani beberapa pria berdasi mengitari area divisi 3. Sepertinya mereka sedang memberikan laporan kepada Max, terlihat dari kepala Max yang beberapa kali mengangguk.

 

"Nah, itu tuh CEO kita." Trian berbisik ke arah Yumi. "Orangnya dingin, gak pernah mau bertegur sapa. Dan dia termasuk gila kerja."

Yumi mengangguk kecil sambil matanya tidak bisa lepas memandangi sosok suaminya. Ternyata sosok Max di kantor sangat berwibawa dan berkharisma. Meskipun di rumah dia juga seperti itu, tapi baru kali ini dia melihat sisi Max yang lain.

"Ganteng kan?" bisik Hani, "Sayang udah punya bini. Gue yakin bininya pasti gak kalah tajir kayak dia."

 

Max menangkap sosok Yumi yang sedang memandanginya. Karena tertangkap basah, buru-buru Yumi mengalihkan pandangannya ke depan komputer. Aduh tadi username dan passwordnya apa ya?

Max berjalan ke arah Yumi, diikuti yang lain.

"Pak kebetulan hari ini ada anak baru yang bergabung di tempat kita." jelas manajer HRD yang berdiri beberapa langkah di samping Max. Manajer itu yang tadi juga mengajak dan memperkenalkan Yumi kepada yang lain.

Max diam, dia tidak bereaksi.

"Dia akan menggantikan karyawan sebelumnya yang mengundurkan diri karena mau mengikuti suaminya ke luar kota." manajer itu kembali menjelaskan.

Lihat selengkapnya