Dystopia Before Meet You

Cassiel Ruby
Chapter #5

Chapter 5. Apakah Kau Bisa Melihat Masa Depan?

“Ivy, sadarlah! Kau kenapa?!” Ken terus menggoncang lengan Ivy sampai gadis itu sadar dan menatap nanar padanya.

“Ah, maafkan aku. Sepertinya aku tertidur,” Ivy berusaha menyembunyikan apa yang telah terjadi padanya.

Namun Ken bukan orang yang bodoh. Dia tahu perbedaan orang yang tertidur dan orang yang terlihat terkejut dengan kedua mata membelalak lebar serta hampir tidak bernapas. “Jangan bohong, aku bukan anak kecil. Katakan padaku, apa yang terjadi padamu? Kau merasa sakit? Di mana?”

“Sudah kubilang, aku hanya tertidur sebentar. Aku tidak apa-apa. Mana cookies-nya?”

Cookies?? Tidak, lupakan cookies dulu. Berdirilah,” kata Ken sambil membantu Ivy untuk berdiri dan mengajaknya untuk duduk di atas sofa.

Sekalipun Ivy terdengar baik-baik saja, tapi Ken masih tidak yakin. Jelas-jelas dia melihat gadis itu seakan melihat sesuatu yang mengerikan.

“Atur napasmu, dan minumlah.” Ken menyodorkan secangkir teh milik Ivy yang baru saja dia ambil.

Ivy meraih cangkirnya sambil memandang Ken, kemudian menyesapnya sampai habis. Aroma chamomile yang menenangkan berhasil membuatnya lebih rileks.

“Katakan, apa yang kau rasakan? Kau tidak melihat wajah khawatirku? Ini bisa berpengaruh pada lukaku, cepat katakan!” lagi-lagi Ken menggunakan jurus andalannya untuk membuat Ivy berbicara.

Ivy berpikir sejenak untuk memutuskan apakah penglihatan masa depan ini wajib dia informasikan padanya. Namun, jelas penglihatannya tadi tentang Ken. Jika dia mengatakannya, apakah akan mengurangi efek yang seharusnya terjadi?

Setelah menghela napas, Ivy menatap dalam pada Ken. “Tidak ada apa-apa, percayalah. Tapi, aku harap kau besok lebih berhati-hati saat pergi jogging. Kalau ada sesuatu yang mencurigakan, lapor saja ke polisi, atau lari. Jangan melawannya. Ok?”

Ken justru semakin bingung setelah mendengar jawaban Ivy. Alis tebalnya bertaut, dengan kening mengerut dan tatapan mata yang menuntut jawaban lebih jelas dari Ivy. Meskipun begitu, Ivy tidak memperjelas jawabannya. Gadis itu berdiri, kemudian tersenyum dan pamit untuk segera ke atas.

“Ingat saja untuk melakukan apa yang kukatakan. Aku pergi, terima kasih atas tehnya.”

***

Keesokan harinya, saat Ken jogging, pikirannya masih teringat dengan peringatan Ivy padanya. Dipikirkan sejauh apa pun, Ken tetap tidak bisa mengartikannya. Kenapa? Ada apa? Apa maksudnya?

Lihat selengkapnya