Dystopia Before Meet You

Cassiel Ruby
Chapter #7

Chapter 7. Makan Bersama Tuan Lantai Bawah

Ivy merasa sedikit kesal pada Ken saat lagi-lagi pria itu meletakkan produk yang dia ambil. Pertama, Ken mengatakan kalau keju yang diambil Ivy tidak memiliki rasa keju. Kedua, pria itu juga mengatakan jika susu yang diambil Ivy terasa kurang enak. Ketiga kalinya, yogurt yang telah siap dimasukkan ke dalam kerajang belanjanya tiba-tiba saja direbut Ken dan diganti dengan merk lain yang jauh lebih mahal.

Karena tidak bisa menahan emosinya lagi, Ivy merebut kembali yogurt pilihannya dari tangan Ken, dan mengembalikan yogurt lain yang menjadi pilihan Ken ke tangan pria itu.

“Dengarkan aku, Tuan lantai bawah. Kau tidak berhak mengatur apa pun yang ingin kuambil! Urus saja urusanmu sendiri, kenapa kau mengekor padaku?” Ivy berusaha membuat wajahnya terlihat lebih menyeramkan dari biasanya.

Ken memiringkan kepalanya. “Aku hanya ingin memilihkan produk yang terbaik untukmu. Kenapa kau marah?”

Ivy menatap tajam pada Ken yang terlihat tidak merasa bersalah sama sekali. Tentu saja Ivy tahu kalau produk yang dipilihkan Ken adalah yang terbaik. Namun jika saja Ivy bisa berteriak bahwa itu tidak baik untuk dompetnya, sayangnya gengsi Ivy lebih tinggi dari gunung himalaya. Dia hanya berusaha bersikap angkuh dan mendorong Ken untuk menjauh.

“Aku yang paling tahu mana produk yang terbaik untukku, Kenneth. Pergilah.”

Tanpa berniat mendengarkan jawaban Ken, Ivy telah meninggalkan pria itu dengan sikap angkuh tanpa perasaan. Namun sialnya, baru beberapa langkah dia meninggalkan Ken yang masih tertawa kecil karena melihat sikap Ivy yang justru menurutnya terlihat lucu, Ivy kembali dengan tergesa dan segera bersembunyi di balik punggung Ken yang lebar.

“Hei, apa yang terjadi?” tanya Ken bingung.

Ivy menarik coat milik Ken untuk menyembunyikan wajahnya di balik tubuh tegap Ken. “Kumohon, tetaplah dalam posisi seperti ini. Tolong bantu aku.”

Ken penasaran dengan apa yang membuat Ivy tiba-tiba bersembunyi di belakangnya. Pandangannya mengedar ke segala arah, mencari tahu mungkinkah ada seseorang yang mencurigakan dan membuat gadis di belakangnya itu ketakutan.

“Ivy, aku tidak melihat ada sesuatu yang menakutkan di sini. Kenapa kau bersembunyi seperti ini?”

“Ada temanku di depan sana. Kumohon jangan terlalu banyak tanya dulu. Tolong tutupi diriku sampai gadis yang mengenakan jaket berwarna cokelat di depan sana pergi.”

Ken kembali melihat ke arah yang dimaksud Ivy. “Gadis yang sedang berdiri di depan rak berisi jelly itu?”

Ivy mengangguk cepat. “Kau benar. Jangan sampai Dawn melihatku. Kumohon.”

Meskipun Ken tidak mengerti maksud dari tingkah Ivy, tapi dia tetap menuruti dengan mencoba untuk melindunginya agar tidak terlihat oleh gadis bernama Dawn yang baru saja melenggang; melewati mereka menuju ke meja kasir di dekat pintu keluar.

“Hei, dia sudah pergi.” Ken menepuk halus pundak Ivy.

Ivy menegakkan badannya perlahan; sedikit mengintip dari balik punggung Ken.

“Dia sudah keluar, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.” Ken memperjelas situasinya.

Ivy menghela napasnya dalam-dalam. “Terima kasih, maaf merepotkanmu.”

Belum sempat Ken menanyakan alasan Ivy bersembunyi, gadis itu telah menjauh darinya dan melanjutkan memilih belanjaan seakan tidak terjadi apa-apa. Ken merasa aneh, tapi dia menahan untuk tidak menanyakan hal itu saat ini. Lagipula, dia masih harus menyelesaikan misinya untuk belanja persediaan dapur.

***

Lihat selengkapnya