Aku tak akan terkejut. Tak sedikitpun meski seberat apapun keburukan itu datang. Aku akan menghadapinya dengan lapang dada. Setidaknya itu lah yang kuharapkan pada diriku sendiri. Sebelum aku benar-benar tertidur dan tak mendengar apapun lagi. Aku masih akan bermimpi setinggi yang ku inginkan.
Aku punya kutukan aneh sejak kecil. Setiap orang yang berhadapan denganku, mereka memperlihatkan wajah simpati padaku. Wajah simpati itu bermunculan dari rasa sok tahu mereka mengenai hidupku. Mengenai penderitaanku yang mereka bicarakan setiap hari. Sedang aku malah kasihan pada orang lain.
Aku menyalahkan ibuku sendiri dalam kisah ini. Ia meninggalkanku di umurku yang genap tiga tahun. Ia tak ingin menunggu lebih lama untuk meninggalkanku. Seusai masa menyusui berakhir, ia pergi ke cina untuk mempelajari budaya di sana. Kisahnya itu memicu orang-orang untuk mengasihaniku.
Aku punya pengganti ibuku. Setidanya sampai umurku lima belas, dia masih ibuku. Dirinya hidup di bawah kekangan ayah, sehingga ia menjadi rapuh. Meski tak pernah menyampaikan luka-luka yang ia terima, tapi nampak bahwa dia membutuhkan kasih sayang dari suaminya. Hubunganku dengannya tidak serumit cerita-cerita tentang anak dan ibu tiri lain. Aku mengakuinya sebagai ibuku selama bertahun-tahun, meski aku keberatan memanggilnya ibu.
Aku memanggilnya dengan nama lahirnya. Ia tak pernah keberatan dipanggil dengan nama itu, Kamelia. Dialah yang merapihkan ranjang ketika aku bangun dari tidur. Dia mengepak makanan siangku di sekolah, dan dia juga yang menciumku ketika aku tertidur di malam hari. Semua kasih sayang itu diberikan padaku, karena ia tak punya orang lain untuk dicintai. Ia hidup sebatang kara sebelum mengenal ayahku.
Derita Kamelia datang hampir setiap malam. Karena menurut ayah, aku dan Kamelia tidak akan keberatan jika dia membawa wanita lain pulang untuk menemani malamnya. Ya memang benar, aku tak keberatan sama sekali. Lagipula dia bebas melakukan itu semenjak ia tak pernah mencintai ibu, atau Kamelia. Alasan untuk mengasihaniku pun bertambah karena ini.