Eccedentesiast

Jumalia Oktavia
Chapter #3

Buper, Baper.

Bumi Perkemahan, atau biasa orang menyebutnya Buper. Siapa yang menyangka bahwa perkemahan kali ini akan membuat Vabel baper alias bawa perasaan

    “Ayo cepat segera naik bus sesuai kelompok kalian masing-masing.” Seru Bu Melly dengan suaranya yang khas. 

    Untuk menempuh perjalanan menuju Bumi Perkemahan ini diperlukan waktu sekitar 45 menit, itu kalau tidak macet. Mereka pun bernyanyi dengan gembira di dalam bus, mengeluarkan segala golden voicenya, dan memainkan gitarnya walaupun secara asal-asalan. Tanpa disadari waktu terus berjalan, 1 jam berlalu dengan sempurna. 

    “Oke anak-anak, setelah ini kalian turunkan barang-barang kalian dari bus dan segera bangun tenda kalian.” Pak Rudi menjelaskan. 

***

    “Pokoknya gue di sini gak mau ribet ya. Gue Cuma mau bantu bangun tenda aja” Tata memberikan sebuah pernyataan yang membuat teman satu tendanya terkekeh geli, mengapa ia sebegitu bencinya dengan camping. 

    Tanpa sengaja, Vabel satu kelompok dengan gengnya Vira, Tata, dan juga satu orang perempuan yang baru dikenalnya kemarin, Nisa.

    Pak Rudi memberikan sebuah arahan, “Oke anak-anak ku yang tercinta, terkasih dan juga tersayang, kegiatan kita sekarang adalah jelajah alam. Nanti akan diarahkan oleh anggota OSIS, dan Bapak peringatkan kepada kalian, jam 6 semuanya harus sudah kembali ke Bumi Perkemahan.”

“Ya, jadi kalian tadi sudah diberi sedikit arahan oleh Pak Rudi. Arahan selanjutnya akan diberikan oleh anggota OSIS yang lainnya, saya akan mempersiapkan api unggun untuk nanti malam.” Ucap David.

   Seluruh siswa-siswi mulai berjalan mengikuti peta yang telah dibagikan sesaat sebelum penjelajahan di mulai. Penjelajahan alam ini terbilang cukup jauh, karena waktu yang digunakan untuk menempuhnya bisa sampai 45 menit. Karena cuaca memang sedang mendung dan sempat turun hujan wajar jika jalanan di dalam hutan menjadi licin. 

“Aw!” Kata Vabel

“Vabel!!! Guys, Vabel guys” Segera Vira, Tata, dan Nisa menghampiri Vabel dan mencoba membantu menariknya ke atas

“Tolong.. Tolong..” Teriak Nisa, berharap ada yang datang membantu.

“Bel, lo tahan ya, Bel. Gue bakal cari bantuan, mana tau ada kakak OSIS yang berjaga di sekitaran sini”

    Vira pun mencoba mencari bantuan, setelah 5 menit berjalan akhirnya ia bertemu dengan David. “Kak, tolongin teman saya, Kak. Darurat!!!” 

“Kamu tenang dulu, apanya yang darurat? Siapa?”

“Itu, Kak, teman saya terpeleset ke jurang”

“Ya udah buruan antar saya ke sana”

    David berjalan dengan sangat cepat hingga Vira harus berlari kecil untuk mengejarnya. Setelah sampai di tempat, David dengan sigapnya segera turun dan membawa Vabel naik.

“Terima kasih, Kak”

    David membalasnya dengan senyuman kemudian pergi meninggalkan mereka berempat, dan mereka berempat pun melanjutkan perjalanannya. “Eh, Bel. Lo sadar gak sih kalau Kak David itu selalu ada setiap kali lo butuh sesuatu. Pertama, lo diantarin balik. Kedua, lo dibawain air mineral. Dan sekarang, dia nolongin lo waktu lo kepleset.”

“Apaan sih lo, Ta. Gue lagi kesakitan gini lo sempat-sempatnya ngomongin dia.” Jawab Vabel dengan nada sebal. 

***

    Mereka berempat tiba di Bumi Perkemahan pukul setengah 6 sore, dan kemudian mereka bergegas untuk mandi lalu siap-siap untuk acara api unggun.

Lihat selengkapnya