Barangkali jika ada perlombaan semacam manusia paling sial di dunia, Gista mungkin akan menjadi juaranya. Gadis berumur tujuh belas tahun itu tidak akan pernah lupa bagaimana rasa sakit yang mencekiknya hingga dasar pernapasan paling dalam. Membuatnya sesak. Bersusah payah mengais oksigen tapi yang didapat hanya bayang-bayang.
Bayang-bayang tentang kehidupannya di masa depan. Tentang kesakitannya yang akan dia hadapai sendirian. Tentang ketakutannya dengan orang-orang di luaran sana.
Tapi kembali pada kodratnya sebagai manusia. Bahwa hidup harus tetap berjalan maju. Membutuhkan yang lainnya sebagai teman hidup. Atau hanya sekadar penopang kala hatinya dilanda gelisah.
Jadi dengan ini, Gista memutuskan mengambil kembali topeng yang sudah lama dia tanggalkan. Gista memutuskan untuk melanjutkan hidupnya. Mengenyahkan pikiran-pikiran buruk akan masa depan. Dan mengenyahkan segala memori ingatan yang sialnya membuatnya semakin merana setiap detiknya.
Gista memakai topengnya.
Mulai dari sekarang.