Echoes Between Us

Elaris Septembre
Chapter #11

Where Roots Remember and Lights Hesitates

Lorong menuju The Forest Gallery remang-remang, diterangi cahaya zamrud yang berubah-ubah mengikuti detak sistem sirkulasi. Panel bio-solar di dinding memperlihatkan jaringan akar tanaman merambat di balik permukaan kaca—seolah lorong itu sendiri sedang tumbuh bersama mereka.

Begitu pintu utama terbuka, aroma tanah basah dan dedaunan segar langsung menyergap. Udara di dalam terasa seperti napas pertama hutan setelah hujan.

Tak ada sekat antara ruang dan alam. Lengkungan lembut membiaskan cahaya pagi menjadi pola bintang dan dedaunan di lantai yang mengilap seperti danau. Air mengalir pelan di kedua sisi ruangan, mengiringi pohon-pohon tinggi yang tumbuh bebas dalam ritme alam yang telah dijinakkan arsitektur.

Namun kali ini, ada yang tidak biasa.

Sensor cahaya lambat merespons. Suara burung buatan menghilang. Beberapa bagian gelap—seolah enggan bangun.

Danny melangkah masuk lebih dulu, matanya menyapu langit-langit kubah transparan yang menggambarkan ilusi langit malam.

"Apa ini mati? Atau sengaja dimatikan?"

Elysia menekan tablet kecil yang terhubung ke sistem.

"Bukan dimatikan. Ada gangguan dari pusat."

Lucas mendekati salah satu pohon besar di tengah—the Tree of Memory, begitu Isaac menyebutnya. Sebuah proyek hibrida: pohon asli yang diintegrasikan dengan chip memori yang dapat menyimpan jaringan digital. Setidaknya, begitulah yang ia baca di internet sekilas kemarin.

Namun kini, signal-pulse-nya berkedip acak. Bukan ritme yang normal—sepertinya.

Elysia menatapnya.

"Sepertinya ada yang aneh pada jaringannya," bisiknya. "Dan bukan dari dalam sistem."

Lihat selengkapnya