Setelah keluar dari restoran, suasana di luar tampak lebih tenang, meskipun hiruk-pikuk kota Elceria tetap terasa. Noland berjalan dengan langkah tegas, sementara aku dan Eva mengikuti di belakangnya, menjaga jarak yang cukup agar tidak mencuri perhatian.
Ketiga pria yang sebelumnya kami dengar percakapannya kini berada di dekat sebuah jalan kecil yang mengarah ke pasar. Mereka masih terlihat mendiskusikan sesuatu, namun ekspresi mereka kali ini jauh lebih waspada. Sepertinya mereka tidak menyadari bahwa kami sudah mengetahui rencana mereka.
Noland yang sudah kesal sejak tadi tidak bisa menahan diri lagi. Dengan langkah cepat, dia mendekati mereka dan menghentikan langkah mereka dengan suara keras. "Hei! Kalian benar-benar berniat merusak simbol kebanggaan kota ini?" Suaranya menggema di sepanjang jalan yang sempit itu.
Ketiga pria itu terkejut, salah satu dari mereka bahkan hampir terjatuh. Mereka saling pandang, dan tampak ragu apakah akan menghadapi Noland atau mencari jalan keluar. Tapi sebelum mereka bisa memutuskan, Noland sudah lebih dulu melangkah maju, ekspresinya serius dan penuh kemarahan. "Kalian pikir bisa begitu saja menghancurkan sesuatu yang penting bagi banyak orang hanya karena rasa frustrasi kalian? Tidak, itu tidak akan terjadi."
Salah satu pria mencoba membela diri. "Kami hanya peduli dengan rakyat, dengan uang pajak yang mereka bayar! Kami... kami hanya ingin memastikan itu digunakan dengan bijak!" Suaranya terputus, seolah takut menghadapi kemarahan Noland yang tak bisa dibendung.
Eva dan aku berdiri di belakang, memerhatikan dengan cermat. Eva terlihat gelisah, sesekali menatapku seolah meminta petunjuk, tetapi aku hanya mengangguk perlahan. Meskipun kami tahu bahwa tindakan Noland bisa berbahaya, kami juga sadar bahwa ini adalah cara terbaik untuk menangani situasi ini. Mereka perlu tahu bahwa tindakan mereka tidak akan dibiarkan begitu saja.
Sementara itu, pria kedua mencoba berbicara dengan suara lebih rendah, hampir memohon. "Kami hanya... ingin memastikan bahwa uang itu digunakan untuk hal yang lebih penting. Bangunan itu, hanya membuang-buang sumber daya!"
Aku melangkah maju sedikit, kali ini menatap pria-pria itu dengan tajam. "Jangan salah, patung itu bukan hanya soal sumber daya," kataku dengan suara yang tenang namun penuh keyakinan. "Patung itu adalah simbol dari keberanian, pengorbanan, dan sejarah kita. Bukan sesuatu yang bisa kalian rusak hanya karena ketidakpuasan kalian."
Ketiga pria itu tampaknya mulai merasa terpojok. Mereka tidak menduga bahwa kami akan begitu langsung menghadapi mereka. Namun, mereka tidak menyerah begitu saja.
Pria ketiga yang lebih muda mencoba menyela, "Kami tidak ingin masalah, kami hanya merasa kecewa! Tidak ada yang mendengar suara kami, dan sekarang kalian datang untuk mengancam kami?"
Noland tersenyum sinis. "Kalian tidak mengerti, kan? Ini bukan soal mendengarkan atau tidak mendengarkan suara kalian. Ini soal menghormati perjuangan mereka yang telah memberi segalanya untuk kota ini. Patung itu adalah pengingat bahwa ada orang-orang yang berani mengorbankan nyawa mereka untuk kedamaian."
Suasana semakin tegang, dan meskipun mereka terlihat bingung dan terpojok, aku bisa melihat di mata mereka bahwa mereka belum sepenuhnya menyerah. "Kalian mungkin merasa tidak adil," lanjutku, "tapi merusak sesuatu yang begitu berharga tidak akan mengubah keadaan."
Eva berdiri di sampingku, menatap mereka dengan ekspresi yang lebih lembut, namun tetap penuh penegasan. "Kalian harus berpikir lebih jauh. Ini bukan hanya tentang apa yang kalian lihat sekarang. Ini tentang menghargai masa lalu dan memastikan kita tidak mengulang kesalahan yang sama."