Dunia bagaikan tak lagi berpenghuni. Langit yang biru seakan menghitam pekat bagaikan arang. Keramaian bumi tidak lagi dapat dirasakan. Hidup terasa seorang diri. Tiada artinya lagi. Separuh hati yang menjadi pelengkap dan penguat, kini pergi dan tak akan pernah kembali lagi. Tiga hari telah terlawati. Hujan masih belum berhenti. Pipi halus Edelweis masih basah. Mata lembab. Senyumannya tak lagi berarti apa-apa. Tiada yang dapat menguatkannya…
“Edelweis, Tante Lina ingin menemuimu” ucap Dita yang selalu ada di samping Edelweis ditengah dukanya.
Edelweis hanya terdiam menatap keluar jendela kamar lantai dua. Tatapannya kosong. Hatinya menyimpan berjuta rindu kepada kekasihnya yang telah tertimbun tanah tiga hari yang lalu.