Edelweiss

Oleh: Musim semi

Blurb

Butiran hujan yang terus membasahi Bali hari ini, seakan jatuh seirama dengan gemercik air mata yang mengiringi kepergiannya. Semesta ikut menangis bersama orang-orang yang menyayanginya.

Langit seolah ikut berduka seperti hatinya, mentari juga tidak menyinari seolah kehabisan energinya. Masih berdiri di tempatnya, Adeline berusaha meredam isaknya. seolah terus menyalahkan dirinya, dirinya yang dengan sombongnya melawan takdir dan menentang Tuhan. Sehingga Tuhan mendatangkan kiamat di hidupnya.

Dunianya runtuh, Adeline merasa tidak memiliki alasan lagi untuk ia hidup. Rasanya tidak akan sanggup ia meneruskan nafasnya.

tidak sanggup di hadapkan oleh kenyataan pahit.

Siapa yang harus di salahkan atas kejadian ini? Meski semua orang terus mengatakan bahwa ini bukan salahnya, Adeline masih terus menyalahkan dirinya.

Bayangan yang mengisi hari-harinya tidak akan pernah bisa ia lihat kembali, tidak akan ada usapan lembut di pucuk kepalanya, tidak akan ada yang mendengar celotehannya. Adeline tidak memiliki harapan lagi untuk bahagia seusai ia pergi.


Lihat selengkapnya