Rayhan baru saja keluar dari OK¹, cowok itu kelihatan sangat lelah karna panjangnya operasi hari ini. Ia dan tim nya baru saja menyelesaikan jadwal operasi SOL², SOL adalah operasi yang memakan cukup waktu. Ia baru mulai masuk ruang OK sekitar jam 9 pagi dan selesai operasi di jam 8 malam.
Tubuhnya benar-benar kaku, namun ia tetap harus tersenyum pada staff dan rekan sejawat yang menyapanya di lorong. Sewaktu melihat Melati, si Dokter coass yang ikut jalanya operasi barusan, ia tersenyum. Melati ini sedang menjalani stase anestesi. Dan kebetulan Rayhan yang menjadi konsulenya.
“Malam, Dok,” sapa Melati sewaktu Rayhan melewatinya di depan nurse station.
“Malam, ah. Mel bisa ikut saya sebentar? Saya mau coba tanya beberapa hal sama kamu soal operasi SOL tadi.”
Ini sih alibinya Rayhan aja, padahal dia mau ngobrol saja sama Melati.
Gadis dengan paras anggun itu memang beberapa kali menjadi perbincangan oleh teman-temanya, selain cantik Melati ini benar-benar kompeten. Gadis itu tidak hanya mengandalkan wajahnya saja tapi juga otak dan kemampuannya.
Melati mengangguk pelan “baik, Dok.”
Memberi isyarat pada teman-temanya, Melati mengikuti Rayhan dari belakang sembari menunduk, harap-harap cemas dengan apa yang akan Rayhan tanyakan padanya. Atau Jangan-jangan ia membuat kesalahan?
“Duduk,” Rayhan menepuk kursi di sebelahnya, keduanya duduk di depan kamar jaga.
“Iy..iya, Dok,” ucap Melati kikuk.
“Saya perhatiin kayanya kamu gak konsen saat operasi berlangsung. Jangan banyak diam, apa saja tadi yang kamu catat saat operasi SOL berlangsung tadi?” tanya Rayhan dengan nada yang tegas, dia memang tegas kalau soal pekerjaan walau niatnya hanya untuk modus mengajak Melati mengobrol tapi ia juga ingin mengetes kemampuan gadis itu.
“Sa..saya tadi catat perkembangan organ vital pasien, Dok”
Rayhan mengangguk-angguk “sekarang saya tanya, apa saja yang melindungi otak dari luar sampai ke dalam?”
Melati menarik nafasnya pelan, ia benar-benar sedikit grogi. Rasa kantuknya bahkan sudah hilang saat Rayhan bertanya padanya.
“Dari luar... Mm..” Melati berdeham sebentar mencoba menggali jawaban yang tercatat di kepalanya, oh ayolah ini bahkan hanya pertanyaan dasar bukankah saat praktik anatomi kamu sudah mempelajarinya secara langsung? “SCLAP, dokter. skin, connective tissue, aponeurosis, loose areolar tissue dan pericranium di bawahnya ada tulang cranium, duramater, arachnoid, cerebrospinal fluid, piamater dan setelah itu otak,” jelas Melati.
Rayhan mengangguk-anggukan kepalanya setuju. Ia merasa puas dengan jawaban Melati saat ini.
“Oke,” dari ujung lorong rumah sakit Rayhan menangkap sosok Dokter Jo. Seniornya di rumah sakit ini, pria itu baru saja menyelesaikan jadwal praktiknya.
Dokter Jo melambaikan tangannya ada Rayhan.
“aduh kenapa sih ini Dokter Jo pake manggil gue segala, gak liat apa gue lagi ngobrol sama Melati.“
“Kalo gitu kamu bisa istirahat, besok pagi kita ada operasi by pass jantung. Bareng Dokter Cristian,” jelas Rayhan yang di balas anggukan kecil oleh Melati.
“Baik, Dokter. Kalau gitu saya permisi dulu.”
Setelah Melati enyah dari sana, barulah Rayhan menghampiri Dokter Jo yang berdiri dekat toilet.
“Ngalusin anak coass mulu. Eh gimana operasinya? Tadi saya nyari-nyari kamu, Ray. Kata Dokter Surya kamu ada operasi sama tim nya dokter Malik,” tanya Dokter Jo.
“Lancar, Dok. Ya gak ada masalah sih cuma emang makan waktu aja karna operasi SOL. by the way ada apa nih nyari saya? Pasti ada maunya nih kalo di liat-liat,” Rayhan menaik turunkan satu alisnya menggoda seniornya itu, dia udah tahu banget gelagat dokter Jo jika meminta bantuan padanya.
“Ahhh gini-gini, Ray,” dokter Jo mengajak Rayhan ke tempat yang agak sepi dia mengeluarkan ponselnya dan menunjukan foto seseorang yang akan ia temui esok “cantik gak?”
“Lah??? Ini mah Dokter Alle, Dokter Jo kenal?” pekik Rayhan.
“Loh kamu kenal Alle?” Dokter Jo juga bingung, gimana bisa Rayhan mengenalnya? “Gebetan kamu ini?”