Edelweiss

Musim semi
Chapter #18

Dia Kembali (9B)

“Seneng banget kayanya, habis di jemput Rayhan kamu, Lin?” Adel terus membuntuti adiknya itu dari belakang. Alin baru saja pulang dari kampus, ia di jemput oleh Rayhan karena kebetulan Rayhan sedang berada di dekat kampusnya.

Alin mengangguk pelan, ia duduk di sofa ruang tamu mereka sembari tersenyum sumringah. Ada semburat kemerahan di pipinya karena malu Adel menggodanya.

“Mas Rayhan jemput aku, Kak. Ya karena sekalian sih kebetulan dia habis praktik di rumah sakit Darma Nugraha. Jadinya sekalian jemput Alin deh.”

Rayhan itu praktik di tiga rumah sakit sekaligus, tiga-tiganya rumah sakit swasta. Yang pertama itu ada Prasojo hospital, rumah sakit yang di dirikan oleh mendiang eyang kakung nya Rayhan. Rayhan juga praktik di sana sebagai seorang ahli anestesi. Yang kedua Royal hospital, rumah sakit ini adalah rumah sakit yang biasa Rayhan praktik. rumah sakit ini juga yang mengenalkan Rayhan dengan Dokter Jo. Dan yang terakhir itu ada Pandawa hospital, Rayhan ke rumah sakit itu hanya sebanyak 2 kali seminggunya.

“Kalau jadian pokoknya harus kasih pajak ke Kak Adel.”

“Apa Sih Kak,” Alin terkekeh pelan, meski begitu Alin tahu kenyataan jika Rayhan menyukai Kakaknya itu. Alin bisa melihat dari bagaimana cara Rayhan menatap Adel, walau begitu ia masih boleh berharap jika suatu hari nanti Rayhan menyukainya kan?

Perhatian Alin tersita dengan sekotak donat yang berada di meja “ini donat Kak Adel yang beli? Tumben banyak banget belinya? Emangnya Mas Nugi mau pulang sekarang?”

“Ohhh.. Ini bukan Kaka yang beli, ga tau. Tiba-tiba ada kurir yang nganter. Biasa lah dari Mr. X itu, liat aja dia nempel sticker bunga edelweiss di kotak donatnya,” Adel menunjuk sticker bunga itu, itu sudah menjadi ciri khas seseorang yang belum di ketahui itu. Selain memberikan selusin donat, orang itu juga memberikannya surat.

“Mr. X? Orang itu masih suka ngirimin kakak makanan sama hadiah?”

Adel mengangguk “masih, ini anehnya tuh ya, Lin. Orang ini tau kalo Kakak udah baikan sama kamu.”

“Hah??” Alin memekik, dia mengerutkan keningnya bingung “tau kalo kita udah baikan? Kok bisa?”

Adel mengambil surat yang Mr. X tulis di sebuah kartu ucapan dan memberikannya ke Alin. Alin langsung membaca surat itu dengan sejuta pertanyaan di kepalanya, tulisannya tidak asing. Alin seperti mengenali tulisan itu, tapi ia lupa itu tulisan tangan milik siapa.

Di surat itu, Mr. X juga mengucapkan kalau ia bahagia melihat Alin dan Adel sudah berbaikan, Dan mengatakan jika mereka tidak boleh bertengkar lagi.

“Kak Adel ngomong ke siapa aja soal kita uda baikan?” tanya Alin. Mungkin saja Mr. X ini adalah orang yang berada di dekat Adel, tidak mungkin orang lain tahu soal keretakan hubungan mereka berdua.

“Hhmmm,” Adel berdeham pelan, ia mencoba untuk mengingat-ingat dengan siapa ia bercerita perihal berbaikan dengan Alin “Mas Rangga, Kelvin, Kikan, dokter Alle, Mas Nugi, Vernon, Derlio. Udah gak ada lagi.”

“Kak Adel gak cerita sama Mas Rayhan?”

Adel menggeleng pelan “Rayhan udah tahu sendiri dari Mas Rangga.”

Lihat selengkapnya