“Siang Dokter Rayhan.”
“Siang.”
Sepanjang lorong rumah sakit Rayhan terus di sapa beberapa perawat yang kebetulan sedang berpapasan dengannya, sembari membalas chat dari Alin, Rayhan juga ikut menyapa dan mengangguk kecil ketika segerombolan Dokter intership menyapanya.
Siang ini ia sudah ada janji untuk makan siang bersama Dokter Jo, cowok itu bilang ingin bercerita mengenai kopdarnya bersama dokter Alle kemarin.
“Sus, Dokter Jo masih ada pasien ya?” tanya Rayhan pada seorang suster yang baru saja keluar dari ruangan Dokter Jo.
“Iya, Dok. Masih ada 1 pasien lagi, waktu terapi nya tinggal 20 menit lagi kok. Di tunggu aja,” jawab nya.
Rayhan mengangguk “oke, makasih ya.”
Suster itu tampak sedikit salah tingkah, apalagi saat Rayhan tersenyum padanya. Jadi dengan langkah cepat, suster muda itu berjalan menuju nurse station sembari menutupi sebagian wajahnya yang memerah dengan papan jalan yang ia bawa.
Sembari menunggu Dokter Jo, Rayhan akhirnya duduk di kursi berderet yang ada di depan ruangan Dokter Jo. Sepulang praktik dari rumah sakit nanti mungkin ia akan mampir ke sebuah warung langganan Adel untuk membeli sate lilit.
Semalam Adel mengiriminya pesan, jika hari ini ia cuti dan memutuskan untuk beristirahat di rumah. Adel bilang dia sakit, jadi hari ini Rayhan berinsiatif untuk menjenguk gadis itu. Akhir-akhir ini Rayhan juga sibuk, ia sampe tidak sempat main ke rumah Adel dan Alin.
Sedang asik membalas pesan singkat dari Alin, tiba-tiba saja pintu ruangan Dokter Jo terbuka. Membuat atensi Rayhan jadi teralihkan untuk melihat siapa yang keluar dari sana, ia pikir awalnya itu Dokter Jo. Tapi ternyata dugaannya salah. Itu adalah seorang gadis, mungkin pasien terakhir Dokter Jo sebelum makan siang.
Saat Rayhan berdiri dan mata mereka saling bertabrakan, satu hal yang Rayhan sadari jika ia pernah melihat mata dan topi yang di pakai oleh gadis itu. Gadis berambut panjang dengan masker hitam, serta topi berwarna hitam itu mengangguk kemudian berjalan begitu saja melewati Rayhan.
Tidak, ia tidak salah ingat. Itu benar-benar gadis yang waktu itu menabraknya di depan farmasi, jadi dia adalah pasien Dokter Jo? Pikir Rayhan.
“Ray, sorry banget bikin kamu nunggu saya nih. Maaf ya saya sibuk banget hari ini, yuk. Kita mau makan siang dimana?” tanya Dokter Jo yang baru saja keluar dari ruangannya.
Suara Dokter Jo itu jugalah yang menginterupsi kesadaran Rayhan akan gadis berambut panjang barusan.
“Ahh, iya. Sampe lupa saya. Kita makan di Kedai Kenanga aja, Dok. Saya lagi pengen makan nasi campur bosen sama makanan kantin,” jawab Rayhan.
Sesampainya di Kedai Kenanga sambil menunggu pesanan mereka datang, Dokter Jo menceritakan semua kejadian sewaktu kopdar dengan Dokter Alle. Siapa sangka kopdar keduanya berhasil, Dokter Jo berhasil mengajak Dokter Alle ke festival musik Jazz bulan ini.