Kelvin memarkirkan mobilnya di sebuah gedung studio pemotretan, begitu ia menyelesaikan project nya. Ia langsung bergegas untuk menjemput Raya di studio one, itu adalah studio dimana Raya melakukan sesi pemotretan untuk brand yang bekerja sama dengannya.
Sembari memainkan ponselnya, Kelvin menyusuri lorong menuju ruangan Raya berada. Beberapa staff menyapanya, namun Kelvin hanya mengangguk seperlunya.
Sebelum masuk ke ruangan Raya, Kelvin menyimpan ponselnya di saku. Ia membuka pintu ruangan tempat Raya berganti baju. Beruntungnya Raya juga sedang membaca majalah di sana bukan sedang berganti baju.
Padahal Raya sudah sering memperingati Kelvin untuk selalu mengetuk pintu dulu sebelum masuk ke ruang ganti.
“baby,” sapa Kelvin, ia langsung duduk di sebelah Raya dan memeluk gadis itu dari samping “maaf aku telat, lama ya nunggunya?”
Tentu saja, Raya sudah menunggu cowok itu satu jam. Walau sedikit bad mood namun Raya tetap tersenyum pada Kelvin. “Lumayan, kira-kira udah satu jam aku nunggu kamu, by the way kamu habis dari mana sih?”
“Oh, aku habis... dari rumah Adel, biasa lah. Noah balik lagi, aku cuma mau pastiin kalo pagi ini dia baik-baik aja,” jelasnya.
“Tapi Adel baik-baik aja kan?”
Kelvin mengangguk, Adel benar-benar baik. Gadis itu sudah sehat dan sudah kembali bekerja, pagi ini juga Adel di antar Rangga ke klinik. Mereka benar-benar melakukan sandiwara itu.
“Baik kok, dia di anterin Mas Rangga, Mas nya Rayhan.”
Raya mengangguk, ia tersenyum kikuk. Ada gumpalan ketidak nyamanan saat Kelvin menceritakan Adel. Raya cemburu, jelas saja. Ia bukan tidak percaya pada Kelvin. Hanya saja terkadang Raya suka merasa jika Kelvin sedikit berlebihan dengan Adel.
Kelvin sering mengabaikan teleponnya jika sedang bersama Adel atau pun teman-teman yang lainya, Kelvin juga sering telat menjemputnya hanya untuk memastikan Adel baik-baik saja. Raya tidak memiliki sahabat laki-laki seperti Adel memiliki Kelvin, jadi ia tidak tahu persis bagaimana cara sahabat laki-laki memperlakukan sahabat perempuannya, bagi Raya, tidak ada persahabatan di antara laki-laki dan perempuan.
Kelvin yang menyadari perubahan raut wajah pacarnya itu, sedikit memiringkan wajahnya demi bisa melihat wajah cantik kesayangannya itu dengan jelas.
“babe? You okey?” ucapnya memastikan “kamu kenapa sih?”
“Kev.”
“Ya?”
“Perasaan kamu ke aku gimana sih?” tanya Raya tiba-tiba, ia menatap Kelvin dengan pandangan serius. Ingin melihat bagaimana keseriusan cowok itu padanya.
Kelvin terkekeh dan menggelengkan kepalanya pelan “hey, kamu kenapa sih nanya kaya gitu? Kamu lagi cemburu?”
Kelvin ingin memegang dagu Raya, namun Raya menepis tangannya pelan. Tidak ada senyum juga yang menghiasi wajahnya, sepertinya Raya benar-benar sedang serius.
“Jawab aja,” tegasnya.
“Ekhem..” Kelvin berdeham, suasana agak sedikit canggung sehabis Raya menepis tangannya “okey-okey aku minta maaf tapi, Ay. Kamu nanya itu karena kamu ragu sama aku, iya?”