Sudah sekitar 3 hari Adeline menjauh dari Rangga, meski sulit dan kadang ingin menyapa cowok itu ketika lewat di depan rumahnya, ia tetap mempertahankan ego nya. Adel masih cemburu, apalagi gadis bernama Allura itu terus membuntuti Rangga.
Tidak hanya Rangga sih, gadis itu juga kerap jalan berdua dengan Rayhan. Tapi tidak ada pelukan atau berpegangan tangan seperti pada Rangga. Ini juga hari ketiga dimana ia berangkat sendiri ke klinik, sudah 3 hari pula Adel tidak merasakan mobil Noah mengikutinya.
Nomer Noah sudah Adeline blokir dari ponselnya, ia tidak ingin Noah terus mengganggunya melalui telefon. Siang ini klinik lumayan ramai, Adeline bahkan belum memakan bekal makan siangnya.
Ngomong-ngomong soal Mr. X orang itu sudah sedikit jarang memberikan Adeline makanan, walau awalnya ia merasa itu aneh. Namun lama kelamaan rasanya terbiasa. Mungkin orang itu sudah lelah, Adeline juga tidak ingin ambil pusing untuk mencari tahunya lagi.
“Del, istirahat aja dulu. Ini udah lenggang sedikit kok,” ucap Kikan, gadis itu tengah meracik beberapa antibiotik untuk anjing yang menjadi pasien terakhirnya siang ini.
“Habis ini deh, gue masih mau lihat kucing Boni yang habis steril udah siuman belum dia ya,” Adeline berjalan ke ruang rawat, memeriksa kucing yang baru saja ia operasi sekitar 1 jam yang lalu. Ternyata ada dokter coass yang tengah mengganti infusnya di sana. “Belum siuman ya, Rika?”
“Belum, dok. Masih dalam pengaruh bius. Tapi kondisinya stabil kok,” jawab Arika.
Adeline mengangguk pelan “ya udah, saya makan siang dulu ya kalau gitu. Kalau sudah selesai ganti infusnya kamu makan siang dulu aja.”
“Baik, Dokter.”
Baru saja Adeline ingin masuk ke ruang istirahat, Buk Swasti datang. Beliau ini sudah sering sekali membawa semua hewan-hewan nya ke klinik Dokter Alle. Biasanya kucing atau anjing miliknya di periksa oleh Dokter Alle, tapi sudah seminggu Dokter Alle ada jadwal di kebun binatang.
Alhasil Adel yang harus memegang kendali klinik sekaligus menangani kucing yang Buk Swasti bawa.
“Selamat siang Dokter Adeline,” sapanya.
“Siang, Ibu. Silahkan duduk,” Adel kembali ke kursinya, hari ini kucing Buk Swasti bernama Cio sudah bisa pulang.