Edelweiss

Musim semi
Chapter #30

Keliru (15B)




Karena merasa keadaan Adeline semakin memprihatinkan, akhirnya Kikan memutuskan untuk mengabari Rangga. Cowok itu akhirnya menjemput Adeline dan mengantarnya pulang, namun di jalan Adeline bilang jika ia tidak ingin pulang dengan keadaan berantakan seperti ini.

Adeline sudah mandi di klinik, tubuhnya juga sudah tidak bau kopi. Ia sudah berganti baju namun kemerahan di hidung dan matanya masih sangat terlihat jelas.

Ia tidak akan sanggup bercerita pada Nugi dan Alin jika mereka bertanya padanya, di mobil juga Adeline diam saja. Ia tidak berani menatap Rangga. Gadis itu hanya mengalihkan pandanganya pada kaca jendela di sebelahnya. Rangga memarkirkan mobilnya di dekat Taman Satria Gatotkaca karena ia tidak tahu harus kemana lagi.

“Adeline,” panggil Rangga, namun Adeline masih bergeming di tempatnya. Selain masih ngambek dengan Rangga gadis itu juga tidak mood di ajak bicara.

“Kamu mau makan dulu, gak? Kata Kikan kamu belum makan dari siang,” ucap Rangga.

“Mas Rangga aja, saya enggak lapar.”

Rangga menghela nafasnya pelan, ia paham bagaimana rumitnya Adeline saat ini. Kikan dan Derlio sudah menjelaskan semuanya pada Rangga sewaktu Adeline sedang membersihkan tubuhnya.

Rencananya besok Rangga akan bertemu dengan Noah untuk membicarakan hal ini berdua. Rangga merasa Noah dan Istrinya sudah berlebihan.

Karena Adeline masih diam saja, Rangga mengambil earphone miliknya. Cowok itu memakaikan earphone miliknya di telinga Adeline, itu juga sontak membuat Adeline menoleh ke arah Rangga dan menatapnya dengan bingung.

“Mas Rangga mau ngapain?” tanyanya.

“Saya gak maksa kamu buat ngomong kalo lagi gak mood dengerin lagu aja ya, ini lagunya enak banget menurut saya. Walau agak jadul,” ucap Rangga, setelah menekan tombol play di layar ponselnya. Rangga tersenyum, membiarkan Adeline mendengarkan Alunan lagu yang sedang ia putar itu.

Rangga kemudian melajukan kembali mobilnya, ia harus mencari restoran karena Adeline belum makan. Ia tidak ingin gadis itu sakit hanya karena telat makan. Sembari fokus mengemudi, sesekali Rangga melirik Adeline yang duduk di sebelahnya.

Gadis itu mengulum senyumnya sendiri, ketika Adeline sadar jika ia meliriknya, Gadis itu kembali memasang wajah masamnya. Membuat Rangga menggeleng kepalanya pelan.

“Kalau mau senyum, ya senyum aja. Saya enggak ngelarang kamu senyum. Malah lebih bagus senyum dari pada nangis apalagi pura-pura cemberut kaya gitu,” ucap Rangga.

“Dih, siapa juga yang mau senyumin Mas Rangga. Orang saya senyum-senyum karena ini lagunya enak banget, ya walaupun musiknya kaya jadul gitu. Tapi asik banget lagunya.”

“Itu yang nyanyi Bunda saya.”

Adeline membulatkan kedua matanya kaget “Bunda Rachel?”

Rangga mengangguk pelan.

“Bunda Rachel penyanyi?” tanya Adeline memastikan.

“Iya, dulu waktu masih muda. Bunda itu mantan Idol, lagu-lagunya booming banget pada jamannya,” jelas Rangga.

“Wahhhh Mas Rangga anaknya idol dong? Keren keren,” Adeline memberikan 2 ibu jarinya, namun senyum yang menghiasi wajah Rangga itu sedikit memudar tanpa ia sadari.

“Saya ada banyak album punya Bunda, kalau kamu mau nanti saya kasih pinjam.”

“Mauuu, mau banget. Beneran Mas Rangga kasih pinjam nih ke saya?”

Rangga mengangguk pelan “tapi kamu makan dulu, ya. Saya takut maag kamu kambuh karena belum makan.”

“Ayay captain!!” Adel bersorak, sembari memperhatikan jalan sekitar ia terus bersenandung mengikuti lagu yang terus berputar.

Mereka akhirnya sampai di sebuah restoran siap saji, Adel memilih tempat duduk di pojok agar bisa melihat pemandangan dari luar jendela. Gadis itu masih asik dengan lagu-lagu milik Bunda Rachel yang Rangga putar, ponsel Rangga juga Adeline pegang karna earphone bluetooth itu terhubung dari ponsel Rangga.

Alhasil Rangga yang harus memesan makanan mereka berdua, setelah selesai memesan Rangga kembali ke mejanya. Ia mengambil ponsel miliknya dan mematikan lagu itu, padahal Adeline masih asik mendengarkan lagu-lagu di sana.

“Ishhh, Mas Rangga. Saya kan belum selesai dengerin,” rajuk Adel sembari melepas earphone itu dari telinganya.

Lihat selengkapnya