Edelweiss

Musim semi
Chapter #40

Bertaut (20B)

“Kak Kelvin, Alin sama yang lainya nunggu di Iris cafe ya.”

Alin berdiri di depan kamar Kelvin. Siang ini mereka hanya berencana untuk makan di cafe yang tidak jauh dari resort mereka tinggal. Sejak Nugi pulang lebih dulu ke Bali, Kelvin memutuskan untuk memakai kamar Nugi. Ia merasa butuh waktu untuk sendiri.

Soal kandasnya hubungannya dengan Raya juga, hanya Vernon yang tahu. Kelvin belum bercerita apa-apa lagi selain dengan Vernon. Karena tidak ada sahutan dari Kelvin, Alin akhirnya mengintip. Kamar cowok itu terbuka lumayan besar.

Kelvin tidak ada di dalam rupanya, baru saja Alin ingin menutup kembali kamar itu. Namun ada suatu benda yang menarik perhatiannya, keningnya berkerut. Awalnya Alin ragu untuk melihat benda itu lebih jelas, Namun karena kepalang penasaran akhirnya ia memberanikan diri untuk masuk ke dalam kamar Kelvin.

Alin jalan perlahan menuju meja di samping ranjang Kelvin, benda yang menarik perhatian Alin adalah sebuah key chain resin art yang nampak cantik, ada hiasan bunga edelweiss kering serta nama Adeline di dalamnya.

Namun yang membuat Alin kaget justru bukan resin art itu, tapi sebuah surat di sebelah benda itu. Sebuah tulisan tangan rapih yang lengkap dengan amplop dan juga hiasan sticker bunga edelweiss di amplop nya.

Alin awalnya ragu, namun ia akhirnya memberanikan diri untuk membaca surat itu. Ada yang harus Alin pastikan demi menuntaskan dugaannya selama ini.


dear Adelia

Aku pernah berpikir jika jatuh adalah sebuah hal yang mengerikan, namun aku lupa bahwasanya ada jatuh yang membuatku bahagia. Jatuh cinta, jatuh yang tidak pernah aku rencanakan dengan siapa aku akan terjatuh.

Kamu datang saat aku jatuh, terseok-seok sulit melangkah dan hilang arah. Aku tersesat namun kamu menunjukan arah yang benar untukku. Semilir angin saat kamu datang seperti memberikan udara segar untukku.

Adel, aku tau selamanya tidak pernah ada karna sejatinya memang tidak ada yang abadi di dunia ini.

Jika Tuhan mengizinkanku untuk egois sekali saja, aku ingin selamanya berada di dekat kamu. Meski mungkin hadirku samar untukmu. Selamanya, mungkin aku tidak memiliki keberanian untuk menunjukan siapa aku padamu, karna terus memendam, aku merasa bisa merasakan selamanya bersamamu tanpa ada kata kehilangan.

Aku sudah tau semua, aku bahagia. Doa-doa tidak akan pernah putus dariku demi kebahagiaanmu.


Alin tertegun sesaat, jadi dugaannya selama ini terbukti. Jika Mr. X yang sering mengirimi Kakaknya itu hadiah, makanan, surat dan puisi adalah Kelvin. Alin lupa jika Kelvin bisa mengubah tulisannya, cowok itu pandai meniru tulisan dan tanda tangan orang lain.

Alin membeku, selama di Jogja ada banyak hal yang membuatnya terkejut. Termasuk soal siapa Mr. X itu sebenarnya, telat bagi Alin untuk keluar dari sana. Tidak lama setelah membaca surat itu, Kelvin datang berdiri di ambang pintu kamar mandi. Dengan kaus hitam polos di tubuhnya serta handuk yang masih bertengger pada rambutnya yang basah.

Keduanya sama-sama terperangah, saking terkejutnya Kelvin bahkan sulit menelan saliva nya sendiri. Dalam hati ia meruntuki diri dan kebodohannya yang dengan cerobohnya menaruh surat dan resin art yang ia buat sendiri khusus untuk Adeline.

“Alin...” ucap Kelvin.

“Jadi Kak Kelvin?”

“Alin, Kak Kelvin bisa jelasin.”


---

Setelah pulang dari Cafe, Kelvin meminta Alin menunggunya di dekat kolam renang. Sore ini ia akan menjelaskan semuanya tentang penyamarannya sebagai Mr. X.

“Lin,” panggil Kelvin saat Alin datang.

“Jadi Mr. X itu Kak Kelvin?” tanya Alin to the point. Ia sudah kepalang penasaran dan basa basi ia rasa tidak di butuhkan dalam obrolan ini.

Kelvin mengangguk “iya itu aku.”

“Kenapa, Kak?” Alin menghembuskan nafasnya sebentar, rasanya ini masih terasa seperti mimpi untuknya “kenapa Kak Kelvin harus sembunyi?”

“Alin, boleh Kak Kelvin jelasin semuanya dari awal?”

Alin mengangguk pelan.

“Oke, sebelumnya. Kakak minta maaf karna mungkin tindakan Kak Kelvin terkesan annoying buat Adeline dan juga kamu, Kak Kelvin gak punya niat jahat sama Adel—”

“Iya Alin tau.”

“Kak Kelvin suka sama Adel dari awal kita ketemu, udah lama banget Kakak mendam ini. Tapi Kak Kelvin sadar kalau Kakak kamu cuma anggap Kak Kelvin sebagai sahabatnya dan gak lebih.”

Lihat selengkapnya