"Tes... Tes... pengumuman untuk seluruh siswa/i baru harap berkumpul di lapangan, sekarang juga!" Ujar Chandra dengan menggunakan mic.
Sontak siswa/i yang tadinya sedang bersantai langsung berlarian menuju lapangan.
"Sial! Udah jam setengah sepuluh Al, bentar lagi jurit malam." Jane menggenggam tangan Alya erat.
"Semoga aja kita bisa milih pasangan sendiri."
Tapi harapan hanyalah sebuah harapan, nyatanya saat Fira naik keatas panggung dengan sebuah kotak ditangannya adalah sebuah pertanda buruk menurut feeling Alya.
Chandra tersenyum, dan mengucapkan terima kasih kepada Fira. "Kalian liat kotak yang ada disini kan? Didalam kotak ini berisi nama-nama kalian, berhubung masih ada waktu 30 menit, kakak pikir waktunya cukup buat kalian maju satu persatu dan mengambil nama pasangan kalian berdasarkan kertas yang kalian ambil. Untuk alur jurit malam akan kakak jelaskan kalo kalian udah menemukan pasangan kalian masing-masing. Silahkan maju satu persatu dari barisan yang paling kanan."
"Duh Al, gue takut banget nih. Gue pengen banget pasangan sama lo, please!"
"Lo mau bilang ke bang Chandra? Gue pikir kayaknya bang Chandra bakalan nurutin apa yang lo minta."
"Tapi.. itu gak fair Al."
Aly mengangguk. "Emang, emang gak fair, tapi daripada nanti lo pingsan? Gimana?"
Jane memejamkan matanya, menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. "Gue coba dulu deh."
Alya tersenyum sembari mengelus tangan Jane yang menggenggam tangannya erat. "Berdoa semoga kita jadi pasangan juri malam hari ini, kayak Kevin sama Tio."
Satu persatu mulai maju keatas panggung, dan mengambil kertasnya. Beberapa juga sudah ada yang menemukan pasangannya. Jane berharap tidak ada yang memanggil namanya ataupun nama Alya, Jane ingin berpasangan dengan Alya. Kalau Kevin sudah mendapatkan pasangannya yakni Tio, sementara Randy bersama dengan seorang gadis berwajah imut dan bertubuh mungil yang Jane dan Alya tidak ketahui namanya.
Yang sudah menemukan pasangannya berbaris di barisan yang berbeda. Jadi, Jane sudah bisa melihat hanya tinggal beberapa orang yang tersisa.
"Alya Ajeng Rahayu."
Deg.
Jane mengeratkan genggaman tangannya ke Alya dan menggeleng tak setuju. Kedua mata Jane terasa memanas, ia ingin menangis. Tapi Alya menepuk-nepuk tangan Jane guna menenangkan Jane, dan itu berhasil. "Semoga lo dapet pasangan yang gak penakut."
"Al.. takut.."
Alya melepaskan genggaman tangan Jane, dan berjalan menuju pasangannya yang merupakan seorang laki-laki. Jane terus memperhatikan punggung Alya, sahabat-sahabatnya berdiri di barisan yang sudah mendapatkan pasangan.
"Jane?"
Lamunan Jane buyar karena Chandra memanggil namanya dengan menggunakan mic. Jane melihat sekelilingnya, sisa 4 barisan lagi yang belum maju, dan sekarang adalah gilirannya untuk maju. Dengan langkah berat, Jane naik keatas panggung untuk mengambil kertas dikotak itu.
Sebelum mengambil kertas, Jane menatap Chandra dengan tatapan melasnya, berharap Chandra mengerti bahwa Jane sangat takut dengan hal-hal mistis kayak gini, tapi Chandra adalah definisi laki-laki dengan kepekaan terendah. Chandra malah membalas tatapan Jane dengan senyuman, jika bukan dalam keadaan kayak gini, mungkin Jane akan terpesona, tapi kali ini senyuman Chandra malah terlihat menyebalkan dimata Jane.
Jane mengambil kertas dengan asal. 'Pingsan tinggal pingsan. Justru bagus kalo pingsan, jadinya gak usah ikut jurit malam.' batin Jane.
Saat membuka isi kertas itu, Jane menyeritkan dahinya. "Kak.. ini maksudnya apa ya?" Tanya Jane kepada Fira yang berdiri dibelakang kotak itu.
Fira melihat kertas yang ditunjukkan Jane, senyuman Fira pun muncul. "Dra.. dia dapet logo bintang."
Yaps, di kertas yang Jane ambil tadi hanya ada logo bintang, tidak ada nama sama sekali.
Chandra tersenyum lebar. "Ahh iya, kakak lupa ngasih tau," ujar Chandra membuat semua siswa/i baru yang tadinya sedang mengobrol menjadi memfokuskan dirinya ke Chandra.
"Jadi, buat kalian yang dapet kertas berisikan logo bintang tanpa nama, itu tandanya kalian akan berpasangan dengan kakak. Kali ini yang mendapatkan logo bintang itu adalah Jane Puspitasari. Otomatis, Jane adalah pasangan kakak di jurit malam ini." Lanjut Chandra.
Banyak dari siswa/i yang kecewa. Siswi yang ngefans dengan Chandra selaku ketua osis yang baik, dan siswa yang menyukai Jane selaku siswi tercantik di angkatan mereka.
Dalam hati, Jane bersyukur sebanyak-banyaknya. Ia tau bahwa Chandra adalah orang yang berani, jadi Jane bisa meminta perlindungan padanya nanti.
"Oke, semuanya udah dapet pasangannya kan? Nah, sebelum mulai, kakak akan ngejelasin alur jurit malam hari ini. Jadi nanti kalian semua berkeliling keseisi kelas dan lapangan, inget ya! Hanya gedung kelas dan lapangan yang harus kalian jelajahi! Jangan ke gedung perpustakaan, komputer, atau yang lainnya! Kalian harus cari bola pingpong di setiap kelas atau di sekeliling lapangan, di bola pingpong itu ada sebuah kertas yang menempel dan bertuliskan sebuah angka. Kalian harus membawa bola pingpong sebanyak 3 buah dengan urutan angka yang benar, misalnya 1,2,3 agar bisa menyelesaikan jurit malam. Paham?"
"Paham kak."
"Sekali lagi kakak ingetin ya! Kalian hanya perlu berkeliling disekitar gedung kelas dan lapangan, jangan coba-coba ke gedung yang lain! Kalian harus cari 3 bola pingpong bertempelan kertas yang berisi sebuah angka, dan angka itu harus urut. Setelah itu kalian baru bisa menyelesaikan jurit malam,"
Chandra mellihat kearah jam tangannya. "Sekarang udah jam 10, kita bisa langsung mulai aja. Sekali lagi, kalian gak usah khawatir karena semua guru-guru, anggota osis, anggota pmr, dan petugas keamanan sekolah sudah berpencar ke sekeliling gedung kelas dan disekitar sini buat ngawasin kalian nanti."
Gedung kelas dan gedung-gedung yang lain disekolah ini memang terpisah. Seperti gedung perpustakaan, gedung komputer, gedung lapangan indoor yang jadi satu buat gedung ekskul, gedung lapangan indoor ini termasuk gedung terbesar nomer dua setelah gedung kelas.
"Saat kalian mendengar suara sirine, itu tandanya permainan jurit malam sudah berakhir. Kakak berharap kalian udah menyelesaikan permainan sebelum sirine berbunyi. Waktu permainan 1 jam, dimulai dari... Sekarang!"