Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, tapi Tio tidak bisa tidur sama sekali. Berulang kali ia berusaha memejamkan matanya, namun pikiran mengenai Jane yang menyukai Chandra dan Chandra yang sudah punya kekasih terus berputar di kepalanya hingga akhirnya Tio kembali membuka matanya.
Ting
Notifikasi ponsel Tio berbunyi, langsung saja Tio meraih ponselnya yang ada di samping kepalanya.
Forever Young
Alya, Jane, Kevin, Randy, You.
Jane
Guys.. udah pada tidur belum?
Alya
Belum.
Randy
Belum, masih chatan sama doi gue.
Kevin
Gak ada yang nanya woi! Gak usah pamer!
Me
Kenapa Jane?
Randy
Sirik bos.
Kevin
Iya!
Jane
*Send a picture*
Lucu kan bonekanya? Tadi tiba-tiba kak Chan ngasih boneka buat gue.
Kevin
Pamer aja semuanya kalo punya doi!
Randy
Vin, lo kalo jomblo jangan berkoar-koar dong! Makin keliatan ngenesnya tau gak.
Alya
Awas Jane, ntar dimata bonekanya ada kamera lagi.
Ngakak Kevin jones, jomblo ngenes.
Jane
Gak ada kameranya Al, kalopun ada juga gue rela di pantau dari jauh kalo sama kak Chan mah.
Kevin
Gak usah ketawa Al, ntar gue sumpahin jadi pacar gue tau rasa lo!
Randy
Gaskeun ey!!!
Jane
Yo? Kok cuman di read doang?
Me
Lagi seru main ps.
Terpaksa Tio harus berbohong, karena tidak mungkin bukan kalo dia balas sedang memikirkan Jane?
Akhirnya Tio mengunci ponselnya, berusaha memejamkan matanya agar tidak kesiangan besok.
Keesokan harinya, Reza sudah berangkat sekolah duluan dengan menggunakan mobilnya, sementara Tio masih menunggu Jane sembari memakan sarapannya. Hingga tak lama kemudian Jane datang, tanpa banyak ucap, Jane segera meraih sisir yang ada di meja makan dan menyisir rambut Tio.
"Bekas piring siapa tuh?" Tanya Jane sembari menyisir rambut Tio.
"Bang Reza."
"Kak Reza nginep disini?"
Tio mengangguk. "Lebih tepatnya tinggal disini."
"Emang rumahnya kak Reza kenapa?"
"Ortunya lagi keluar negeri."
"Oh... trus sekarang kak Rezanya kemana?"
"Udah berangkat duluan."
Jane mengangguk paham, lalu meletakkan kembali sisir itu diatas meja. "Berangkat yuk." Ajaknya setelah selesai menyisirkan rambut Tio.
Tio mengangguk.
"Itu dasinya jangan lupa!" Jane menunjuk dasi Tio yang masih tergeletak di atas meja makan dengan menggunakan dagunya.
"Iya." Tio mengambil dasinya, dan berjalan mengikuti Jane dari belakang menuju mobilnya.
~•~•~•~
Tio mengembalikan buku yang ia pinjam ke perpustakaan, sebenarnya ia minta ditemani Jane, tapi saat ingin memasuki perpustakaan Jane bilang ingin ke toilet dulu sebentar, jadinya Tio ngembalikin buku duluan.
Setelah mengembalikan buku, Tio ingin meminjam buku yang lain. Ia melihat-lihat ke rak buku, apakah ada buku yang menarik perhatiannya. Namun, bukan buku yang menarik perhatiannya, tapi suara percakapan dua orang di rak sebelahnya yang menarik perhatiannya.
"Jane suka sama bonekanya?" Tanya seorang perempuan yang Tio bisa lihat dari sela-sela buku adalah Raya.
"Suka. Katanya dia bakalan bawa tidur bonekanya." Balas laki-laki yang tak lain dan tak bukan adalah Chandra.
"Aku juga suka punya boneka kembaran sama Jane."
"Ciee kembaran sama adek ipar." Ledek Chandra yang dibalas pukulan pelan dari Raya.
"Kembaran?" Guman Tio tak percaya.
Seketika bayangan chatan semalam dan cerita tadi pagi di mobil berputar di kepalanya, gimana senangnya Jane dengan hadiah dari Chandra dan berpikir bahwa Chandra begitu romantis dengan memberikan Jane sebuah boneka. Tapi ternyata bukan cuman Jane yang punya boneka itu, melainkan kekasih Chandra juga mempunyainya.
Langsung saja Tio mengambil buku yang dicarinya dan pergi darisana. Ia terkejut saat bertemu dengan Jane, ia ingat bahwa Chandra dan Raya masih ada di sana, dengan cepat Tio merangkul Jane dan membawanya pergi dari area rak buku agar Jane tidak mendengar percakapan Chandra dan kekasihnya.
"Tumben lo cuman minjem satu buku yo?" Tanya Jane saat mereka sudah ada di depan meja petugas perpustakaan.
"Iya, lagi males baca buku banyak-banyak." Balas Tio sembari mengajak Jane untuk pergi dari perpustakaan.