Eerste Liefde

Athena Venus
Chapter #12

CHAPTER 12 | DITOLAK DAN MENGAKUI

Andreas menepati ucapannya. Ia memasangkan poster besar di mading mengenai kemenangan Alya kemarin sehingga semua orang di SMA Erlangga mengetahui prestasi yang diberikan Alya untuk sekolah.

Alya, Jane, Kevin, Tio, dan Randy yang baru saja datang sontak menghentikan langkahnya ketika melihat begitu ramainya mading sekolah yang dipenuhi semua siswa/siswi.

"Wih... Bang Andreas bener-bener masang poster gede buat lo Al." Ujar Kevin takjub.

"Gue juga gak nyangka. Gue kira cuman bercanda."

"Alya... Dipanggil kepala sekolah, katanya lo disuruh keruangannya." Ujar seorang siswi yang mereka kenali sebagai salah satu teman sekelas mereka.

Alya mengangguk sebagai jawaban, siswi tadi pergi meninggalkan mereka berlima. "Gue keruang kepsek dulu ya..."

"Gue bantu ya Al?" Tanya Jane. Alya memang datang kesekolah menggunakan kruk untuk membantunya berjalan karena kakinya masih terasa sakit untuk berjalan.

"Boleh deh, sekalian gue mau ke toilet juga nanti."

Jane menyerahkan tasnya dan juga tas Alya ke ketiga sahabat laki-lakinya. "Bawain tas gue sama tas Alya ke kelas." Ujarnya, setelah itu Jane menuntun Alya ke ruang kepala sekolah.

Sesampainya di depan ruang kepala sekolah, Jane mengetuk pintu ruangan itu sebelum membukakan pintunya untuk Alya. "Al, gue tunggu di sini aja ya." Ujar Jane saat pintu sudah terbuka, Alya mengangguk dan masuk kedalam ruangan.

Sebelum pintu ruangan tertutup, Jane melihat ada Erga disana, tampaknya kepala sekolah juga sedang memuji prestasi Erga yang telah kembali membawakan piala kemenangan atas lomba fisika yang diadakan beberapa hari yang lalu.

Tak lama setelah Alya masuk, Erga keluar ruangan kepala sekolah. Jane memasang senyum semanis mungkin untuk menarik perhatian Erga, namun seperti dugaannya, Erga hanya melewatinya tanpa menoleh kearahnya. "Dasar cowok ganteng. Untung ganteng." Gerutu Jane saat Erga sudah berjalan jauh didepan.

Tidak sengaja Jane melihat Chandra dan Raya yang sedang bercanda di ujung kloridor. Raya yang berkali-kali tertawa sembari memukul lengan Chandra pelan, sepertinya Chandra sedang membuat lelucon yang lucu. Saat Jane ingin memanggilnya, mereka berdua sudah pergi duluan.

Ceklek...

Pintu ruangan kepala sekolah terbuka, Alya keluar dari sana dengan kesulitan karena ia berjalan menggunakan kruk itu. Jane segera membantu Alya. "Udah selesai urusannya?" Tanya Jane sembari memapah Alya berjalan.

"Udah."

"Oiya, tadi my prince charming ada didalem ruangan kepsek juga..."

"Erga? Dia kan abis menang lomba fisika kemaren, ya kepsek juga ngucapin selamat ke dia. Tapi dia aneh banget deh."

"Aneh kenapa?"

"Abis salaman sama kepsek dia langsung buru-buru keluar gitu? Bahkan dia gak ngelirik gue sama sekali, ya bukan berarti gue pengen dilirik ya... Cuman kan biasanya nih kalo ada yang baru masuk atau gimana gitu, pasti orang lain bakalan reflek nengok buat tau siapa yang masuk kan? Nah ini dia tetep lempeng aja liat kedepan."

Jane terkekeh. "Orang ganteng mah beda Al, susah buat dimengerti... Tadi juga pas baru keluar ruangan kepsek dia juga jalannya cepet banget, kayak orang kebelet buang air, hahaha."

Alya ikut tertawa mendengar ucapan Jane.

~•~•~•~

Tidak terasa Jane, Alya, Randy, Tio, dan Kevin sudah hampir satu tahun di SMA Erlangga. Hari ini adalah ujian kenaikan kelas hari terakhir mereka.

Chandra dan kawan-kawan sudah dinyatakan lulus beberapa hari yang lalu. Chandra melanjutkan pendidikannya di Yogyakarta, Andreas dan Surya melanjutkan pendidikan mereka di Bandung, serta Reza yang melanjutkan pendidikannya di Jakarta. Mereka berhasil masuk kedalam perguruan tinggi yang mereka inginkan.

Jane belum mengetahui bahwa Chandra dan keluarganya akan pindah ke Yogyakarta karena Chandra akan berkuliah disana. Hal itu disengaja oleh Chandra, karena ia tidak ingin konsentrasi Jane untuk menghadapi ujian kenaikan kelas buyar.

Chandra janji kepada Jane bahwa ia akan membawa Jane jalan-jalan setelah Jane menyelesaikan ujian kenaikan kelasnya, karena itulah sedari tadi Jane melihat kearah jam tangannya.

"Lo kenapa Jane?" Tanya Alya yang duduk berjarak 2 kursi dari tempat Jane duduk.

"Lama banget sih masuknya."

"Tumben amat lo. Biasanya juga suka doain gurunya gak dateng biar gak ujian." Cibir Randy yang ternyata mendengar obrolan Alya dan Jane, bukan hanya Randy, tapi Kevin dan Tio juga mendengarnya.

"Kan biar cepet pulang Ran."

"Emang ada apa dirumah lo? Sampe lo buru-buru pengen pulang?" Tanya Tio penasaran, bahkan buku yang sejak 15 menit yang lalu menjadi perhatiannya sekarang sudah ia tutup.

"Gue... Mau jalan sama kak Chan." Ujar Jane dengan malu-malu. Alya, Kevin, dan Randy dengan kompak memberikan ekspresi ingin muntah melihat tingkah Jane yang malu-malu itu, sedangkan Tio menyerit tidak suka mendengarnya.

Seolah teringat sesuatu, Alya menyondongkan tubuhnya agar lebih dekat dengan Jane. "Lo udah nembak kak Chan?" Tanyanya.

Jane menggeleng. "Lo tau sendiri kan kalo dia sibuk banget kelas 3 ini. Disekolah sibuk osis, pulang sekolah dia les sampe jam 7 malem. Gak ada waktu buat ngobrol berdua Al..."

Alya mengangguk paham.

"Mungkin malem ini gue bakalan bilang." Ujar Jane tiba-tiba.

Sontak Tio, Kevin, dan Randy saling bertukar pandang. "Emang lo mau jalan kemana Jane?" Tanya Tio.

"Rahasia dong. Ini kan quality day gue sama kak Chan."

"Kalo ada apa-apa bilang sama gue Jane."

"Ngomong apa sih lo yo. Udah mabok Geografi nih sampe omongan lo gak jelas gitu."

Tiba-tiba seluruh murid langsung berlarian menempati tempat mereka masing-masing, dan guru yang membawa soal ujian pun datang. Mereka menjalankan ujian hark terakhir dengan tenang, hingga waktu yang ditunggu Jane pun tiba.

Jane sudah berdandan sesimple mungkin untuk menyembunyikan kesenangan karena diajak jalan oleh Chandra hari ini. Jane memakai kaos dengan cardigan pink, celana jins, flatshoes coklat, dan kecil berwarna coklat untuk menyimpan dompet dan ponselnya. Rambutnya hanya ia urai dengan memakai jepitan kecil berwarna pink sebagai pemanis.

Tin... Tin...

Mendengar klakson itu, Jane segera turun kebawah untuk menghampiri Chandra yang sudah siap diatas motor gedenya. Seperti biasa kedua orang tua Jane belum pulang kerja, jadi Chandra tidak perlu masuk kedalam rumah untuk meminta izin.

"Ready girl?" Tanya Chandra saat Jane sudah berdiri dihadapannya. "Ready!" Balas Jane, ia segera naik keatas motor gede Chandra, tentunya dengan bantuan Chandra, lalu mereka pergi ke tempat yang diinginan Jane.

Mereka sampai di kafe Dream Night, hari ini memang jadwalnya D'Victors libur jadi posisi pemain band di kafe ini digantikan oleh band lain.

"Kamu tau kafe ini darimana?" Tanya Chandra sembari melihat kesegala interior kafe yang menurutnya memang pas untuk remaja seperti mereka berkumpul.

Lihat selengkapnya