EGOIS

Yutanis
Chapter #13

CHAPTER 13. Sapaan Yang Tak Asing

Sofa yang aku duduki terasa panas, tak terasa, ternyata aku sudah lebih dari dua jam berada di posisi seperti itu.

Akhir-akhir ini aku terlalu suntuk, pekerjaanku berakhir, dan aku masih belum memulai proyek baru. Aku sedang berusaha untuk mengejar naskah yang aku tulis sendiri. Selama ini aku terlalu sibuk menggarap naskah orang lain, aku jadi tertarik untuk merealisasikan naskahku di layar lebar.

“Hannah, kau tidak ada rencana malam ini?” tanya Bella, temanku, kebetulan Bella sedang menginap di apartemenku.

Aku menguap, dan menggeliat. “Hm, tidak ada sepertinya, aku sedang malas ke mana-mana,” jawabku.

“Astaga, kau sudah seperti ini lebih dari dua bulan, apa kau tidak bosan?” omelnya. “Aku akan menghadiri pesta, ikutlah bersamaku, tinggalkan dulu kegiatanmu yang membosankan itu,” ajaknya.

“Coba kupikirkan.” Aku rebahkan diriku di sofa, memikirkan ajakan Bella “Aku sebenarnya sedang malas, tapi tawaranmu boleh juga,” putusku.

“Ya sudah, tunggu apa lagi, bergegaslah Hannah, aku tidak ingin ketinggalan berpesta, pasti sangat menyenangkan di sana,” ujar Bella, dengan senyuman lebarnya.

“Tapi Bella, apa mereka akan menerima wanita tua sepertiku? Di sana pasti banyak anak muda,” celetukku, lesu.

“Hannah! Jangan bilang kau insecure dengan wajah sempurnamu itu?! Hannah dengan wajah terawatmu itu, siapa yang akan menyangka usiamu sudah di kepala empat? Tidak akan ada, Hannah, jadi cepat bergegas, dan jangan berpikir macam-macam,” tegurnya.

“Aku hanya ingin mencegah sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, Bella, orang bilang ‘mencegah lebih baik daripada mengobati’ itu saja, tidak lebih,” protesku.

“Kau sempurna, Hannah.” Bella menekan setiap katanya. “Kau sangat cantik, siapa yang berani membuatmu jadi seperti ini? Dari ujung rambut, hingga kakimu, kau sempurna, jangan merendahkan dirimu sendiri, Hannah. Ah, cepatlah kau siap-siap, aku tunggu di mobil,” omelnya lagi.

“Baiklah, baiklah, fine, oke!” jawabku, tapi aku masih tidak bergerak di sofa ini.

“Cepat bergerak, Hannah!” teriak Bella di luar sana.

“Aku segera datang!” jawabku dengan teriakan yang sama nyaringnya.

“Astaga! Aku bisa melihatmu dari sini, Hannah, cepat turun dari sofa itu, atau kau sekalian bawa saja sofa tercintamu itu!” geramnya.

Aku tertawa dengan omelan geramnya, Bella menggemaskan sekali jika seperti itu. Satu lagi yang membuatku semakin bersyukur menjalani hari, keberadaan Bella setidaknya bisa sedikit menepis rasa sepiku di apartemen ini.

Bella sudah lama menunggu di luar, aku harus segera bergegas. Tanpa mengganti pakaian, aku sudah siap untuk pergi, tinggal memakai flat shoes agar lebih nyaman berdiri dan tak lupa dengan leather jacket warna cream kesayanganku. Aku menyambar tas kecilku yang berisi ponsel dan dompet, kemudian berlari ke depan.

Lihat selengkapnya