EGOIS

Yutanis
Chapter #23

CHAPTER 23. Aku Pilih Merelakan

Aku merasa sesak setelah mendengar nama dia disebutkan, demi mengendalikan kembali pikiranku, aku mengajak mereka untuk pindah ke rooftop rumah makan ini, selain luas, di sana juga terbuka, aku bisa bebas menghirup udara.

Setelah membayar makanan yang sudah kami santap habis tadi, kami pun langsung menuju ke atas, kemudian kami memilih tempat yang jauh dari orang-orang, dan untunglah di sini tidak terlalu banyak pengunjung.

“Miss Hannah, kami … sebenarnya sudah tau tentang … tentang Miss Hannah dan dia,” ucap Lucy, memecah keheningan dengan terbata-bata.

“Maafkan aku, Miss Hannah,” ucap Randy penuh penyesalan, ia juga menundukkan kepalanya. “Aku tidak bisa menolak tawaran dari Delvin, maaf,” lanjutnya.

“Maaf, Miss Hannah,” lirih Lucy.

“Maafkan ka—“

“Hey, hey, kalian tidak bersalah,” kataku, memotong perkataan Lucas. “Tidak perlu merasa bersalah seperti itu, aku tidak apa-apa, aku tidak keberatan,” ungkapku.

“Tapi … Miss Hannah, kami … tetap saja, kami tidak seharusnya bergaul dengan dia,” ujar Randy, membuatku merasa sedikit terpukul. “Maaf, aku tidak ada untuk Miss Hannah di saat itu. Sungguh Miss Hannah, aku juga merasakan sakitnya. Miss Hannah ….”

Ini sudah terlalu jauh, sejujurnya aku tidak keberatan, aku sudah baik-baik saja, aku hanya sedikit terkejut. “Aku tidak apa-apa, semuanya sudah selesai, aku sudah berdamai. Memang ada sisi dalam diriku yang menolak keras, ada sisi diriku yang ingin mencegah kalian berhubungan dengan dia, tapi … tapi itu semuanya tidak bisa kulakukan, aku tidak mempunyai hak atas kalian. Biar bagaimanapun, aku juga wanita yang sudah dewasa, tidak seharusnya aku begitu,” jelasku.

“Miss Hannah.” Lucy meraih tanganku. “Pasti berat, bukan? Maaf karena Miss Hannah harus mengalami hal buruk seperti ini,” lanjutnya.

Aku menatap Lucy dan memegang tangannya. “Berat, sangat berat bahkan, tapi semua orang butuh melanjutkan hidup, bukan? Semua orang harus bergerak, berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, tak terkecuali denganku,” jawabku, memberi kenyamanan lagi pada mereka.

“Miss Hannah sudah baik pada kami, aku merasa menjadi orang paling jahat saat ini, maafkan aku, Miss Hannah, maafkan aku,” sesal Randy.

“Hey, sesuatu yang buruk itu tidak hanya menimpa pada manusia jahat, dia juga akan menimpa pada manusia yang kau anggap paling baik sekalipun. Tidak apa-apa, aku sudah baik-baik saja, aku juga memilih untuk merelakan dia, melepaskan dia, pada awalnya dia juga bukan milikku. Sekarang dia sudah menemukan jalannya, aku juga harus menemukan jalanku sendiri, bukan?” paparku.

Lucy bangkit dan merangkulku, ia menangis, mewakiliku. Aku memeluknya erat, memberikan ketenangan, memberinya pengertian, dan memperlihatkan bahwa aku sudah baik-baik saja. Kedua laki-laki yang berhadapan denganku saat ini, hanya terdiam, apakah seberat itu? aku kira bentuk penerimaanku adalah yang paling berat, tapi ternyata membuat mereka mengerti dan menerima jauh lebih berat. Aku paham bagaimana beratnya rasa bersalah, aku sangat paham.

“Miss Hannah, setelah ini berjanjilah untuk terus berbahagia,” ujar Randy, sendu.

“Pasti, secepatnya aku akan menemukan bahagiaku,” jawabku, cepat. “Randy, lanjutkanlah, aku memberimu ijin, aku merestuimu bekerja dengannya, lanjutkanlah, bantu dia, tunjukkan kau berdedikasi padanya, tunjukkan kau tulus bekerja untuknya,” pintaku.

Randy menarik napas dan menghembuskannya, tarikan napas yang penuh kelegaan. “Baiklah, Miss Hannah, terima kasih banyak,” ucapnya.

Aku tersenyum. “Terima kasih sudah peduli padaku, tapi kalian juga harus melanjutkan hidup, aku tidak ingin semua orang hanya berpusat pada hidupku, kalian juga harus punya tujuan hidup, berjanjilah padaku, di mana pun kalian berlabuh, tolong berbahagialah, seperti yang kalian harapkan untukku,” kataku.

Lihat selengkapnya