Ekawarna atau Pancarona?

nii
Chapter #7

Hafidz Quran

Ada beberapa guru yang aku kagumi di sini. Salah satunya yaitu guru agama. Beliau bernama ibu Ika, beliau orang yang sangat baik, tenang, taat agama, pakaian yang beliau kenakan sesuai dengan syariat dan tidak lupa beliau seorang hafidz Qur’an.

Beliau sangat menginspirasiku, dan aku sangat kagum terhadap beliau. Di dalam kelas, beliau selalu mengajar dengan sangat baik dan juga telaten. Beliau tidak cepat marah, dan sangat lembut.

Tepat hari ini, jadwal beliau untuk mengajar di kelasku. Hari ini juga ada setoran hafalan Al-Kahfi ayat 1-10 dan ayat terakhir. Seperti biasa, aku sudah menyiapkannya dengan matang.

Dan benar saja, semuanya berjalan dengan lancar sesuai dengan ekspektasiku. Setelah selesai kelas, beliau menginformasikan bahwa untuk pertemuan selanjutnya, kami akan menyiapkan sebuah naskah pidato dan membawakannya di depan kelas. Beliau juga bilang, akan memberikan hadiah bagi siapa pun yang menjadi terbaik.

Selesai kelas, aku membawakan beberapa buku milik ibu Ika ke meja kantornya. Di tengah jalan, aku berpapasan dengan ibu Ika, yang sedang duduk bersama dengan seorang cowok. Kelihatannya mereka sedang setoran hafalan.

Aku lantas berjalan melewatinya mereka, dan aku melihat cowok itu tersenyum padaku. Aku yang tidak peka, hanya diam saja dan berjalan melewatinya.

Saat aku kembali ke kelas, aku mendengar beberapa temanku sedang membicarakan seseorang.

“Len, kemari deh,” ujar temanku.

Aku langsung duduk di samping temanku.

“Apa yang kalian bicarakan?” tanyaku.

“Ini Len, kami sedang membicarakan mengenai seorang cowok yang sangat misterius. Dia ga deket sama cewek mana pun dan dia kaku, ga tersenyum sama cewe, intinya dia misterius,” ujar temanku panjang lebar.

“Jadi, siapa dia?” tanyaku.

Lihat selengkapnya