Ekawarna atau Pancarona?

nii
Chapter #8

Agatana I

Aku terbangun dengan nuansa yang baru. Aku tengah berada di dalam sebuah rumah, yang fondasinya terbuat dari kayu. Aku bingung, di mana aku berada sekarang, tapi jujur di sini sangat sejuk sekali. Sesekali hembusan angin menerpa wajahku.

Aku tidur pada sebuah kasur yang sangat empuk, dapat kurasakan kasur ini terbuat dari kapuk yang sangat lembut, aku jadi lumayan malas untuk beranjak dari kasur ini hehe.

Aku juga melihat terdapat ukiran di ranjang yang aku tempati, ini bertuliskan Elena Queen. Ukiran ini persis dengan namaku, tetapi aku rasa bukan aku yang ukiran itu maksud.

Di luar terdengar seperti suara batuk nenek-nenek, apakah itu nenek gayung?

Aku harus berpikir positif, siapa tahu dia adalah nenek ember hahaha.

Oke fokus, aku melangkahkan kaki keluar dan terlihat seorang nenek tua, beliau sedang menyulam beberapa hiasan dan juga pakaian, rupanya beliau sangat kreatif.

“Kau sudah bangun sayang?” tanya nenek tua itu.

“Sudah. Nenek siapa?” tanyaku dengan penasaran.

“Eh masa kau lupa. Aku ini nenekmu, dan kau itu cucuku,” jawab nenek.

“Cucu?” tanyaku.

“Iya, apa kau sedang amnesia. Ada apa denganmu?” ucap nenek.

Aku masih berdiri menatap nenek. Dia bilang aku cucunya, tapi nenekku saja sudah meninggal, bagaimana bisa nenek itu bilang, aku adalah cucunya.

“Apa kau akan terus diam saja selamanya? Pergilah dan belajarlah memanah.” Nenek berdiri sambil memberikanku sebuah alat panah.

Aku menerima alat itu dengan perasaan yang bingung. Di rumah ini ternyata masih ada alat panah seperti itu.

Lihat selengkapnya