Waktu liburan sudah datang, saatnya aku akan pulang kampung. Senang sekali rasanya, aku akan bertemu dengan keluargaku lagi. Saat ini aku sedang liburan untuk akhir semester ini, dan bulan depan akan memasuki semester 5.
Untuk alat transportasi yang aku gunakan ialah mobil Travel. Aku biasa menggunakan jasa ini, berhubung pemilik sekaligus sopir travelnya adalah tetanggaku sendiri. Jadi, aku tidak perlu khawatir dan keluargaku akan merasa aman.
Aku sampai dengan selamat. Aku habiskan liburanku dengan sebaik mungkin. Bermain dengan keluarga, menghabiskan waktu dengan me time dan lainnya. Sampai tidak terasa waktunya berangkat kembali dan mengikuti kelas seperti biasa.
Aku berangkat di hari Sabtu siang, sebenarnya kepercayaan sopirnya itu tidak boleh bepergian di hari Sabtu karena pamali. Aku pun menyetujui untuk berangkat hari apa saja. Tapi, entah kenapa sopirnya berubah pikiran dan meminta anaknya yang menyetir mobil itu di hari Sabtu siang. Aku yang tidak percaya akan hal seperti itu, jadi aku malah senang bisa berangkat lebih awal.
Mobil yang aku tumpangi berisikan 6 orang. Aku, sopir, seorang nenek dan kakek, juga beserta cucu mereka. Aku sendiri duduk di paling dekat dengan sopir, nenek dan salah satu cucunya ada di tengah, sedangkan kakek dan cucu satunya berada di belakang.
Mobil melaju dan tak lupa kami membaca doa agar selamat sampai tujuan. Saat kami memasuki tol palimanan, turun hujan dengan sangat lebat disertai angin. Aku yang biasanya selalu tertidur di sepanjang perjalanan, kali ini merasa berbeda. Tidak ada rasa kantuk yang melandaku. Aku mencoba menutup mataku dan menikmati perjalanan ini.
Tidak ada 5 menit aku menutup mata, tiba-tiba saja.
Brukkkk.........Brukkkkk
Mobil kami menabrak mobil yang berada di depan, dan dari arah belakang, terlihat sebuah bus menabrak mobil kami, jadi kami mengalami kecelakaan beruntun.
Aku berhasil menjaga kepalaku agar tidak terbentur ke depan, namun aku lupa, aku tidak menjaga kepala bagian belakangku, sehingga kepalaku terbentur ke kursi belakang. Posisi kursi yang aku duduki itu agak sedikit ke belakang, kepalaku terbentuk jok paling atas mobil dengan sangat kencang.
Kami semua diam dan sangat terkejut atas apa yang terjadi, Salah satu cucu nenek itu menangis di dalam mobil, aku pun meneteskan air mataku dengan badan yang gemetar. Sopir menepikan mobil sebentar, dan kami berusaha untuk tenang dan mengatur nafas kami. Setelah di rasa tenang, kami mulai mengabari keluarga masing-masing.
Keluargaku sontak saja kaget saat mendengar kabar dariku. Pihak Travel juga selalu berkabar denganku mengenai kondisi saat ini. Tampak kaca belakang mobil pecah berkeping-keping, sedangkan bagian depan mobil ringsek. Kami bersyukur, setidaknya masih di berikan keselamatan.
Kami mencoba untuk meneruskan perjalanan, setidaknya menemukan tempat peristirahatan terbaik. Saat sampai di gerbang tol, penjaga yang ada di situ semuanya panik melihat kami. Dia bertanya apakah semuanya aman, ada yang terluka atau tidak. Karena kami tidak memiliki luka fisik yang terlihat, jadi kami bilang bahwa semuanya baik-baik saja.
Kami melanjutkan perjalanan lagi, tercium dari dalam mobil, bau gosong yang menyengat. Ini bahaya, bisa saja meledak, pikirku. Lalu, aku meminta sopir untuk menghentikan mobil di sini juga. Mobil menepi dan kami keluar semua dari mobil. Salah seorang dari kami melihat Indomaret yang letaknya tidak terlalu jauh dari kami. Nenek mengusulkan untuk berhenti di Indomaret, setidaknya kami bisa minum dan makan di situ. Lalu kami berangkat menuju Indomaret dengan menaiki mobil. Aku terus berdoa, semoga saja mobil ini tidak terbakar, karena aku sangat takut sekali, jika secara tiba-tiba mobil ini meledak dan terbakar, apalagi bau gosong yang sangat menyengat tercium di indra penciumanku.
Kami beristirahat di Indomaret, kami membeli air dan makanan untuk menenangkan diri. Aku hanya membeli air saja, aku duduk di sebuah kursi yang ada di depan Indomaret. Baru sekarang sakitnya terasa, kepalaku semakin berat dan perutku sangat mual. Aku ingin muntah, tapi aku menahannya. Wajahku terlihat sangat pucat, keringat dengan deras meluncur di pipiku, pandanganku kabur.