Semester 6 telah tiba. Keadaanku jauh lebih baik sekarang, aku bisa berangkat ke kampus dan mengikuti kuliah seperti biasa. Lalu, tibalah saat program magang dari kampus akan dilaksanakan. Pihak kampus memberikan kami kebebasan berupa pemilihan tempat magang. Temanku yang lain memilih untuk magang di sekolah internasional yang ada di kota-kota besar. Sedangkan aku, lebih memilih untuk mengambil tempat magang di daerahku sendiri.
Sebelumnya, aku telah melamar di sekolah dasar yang berada di daerah Bekasi. Aku di terima menjadi guru di situ, tetapi aku tidak tahu apa yang ada di pikiranku. Aku memutuskan untuk pergi tanpa ada keterangan sedikit pun. Aku hanya ingin pulang dan berkumpul dengan keluargaku. Aku juga bingung dengan keputusanku ini. Akhirnya, aku kembali pulang ke tempat asalku. Aku berkali-kali mengucapkan beribu kata maaf, karena sudah mengecewakan pihak sekolah. Aku merasa menyesal dan wajah mereka jelas terlihat di mataku.
Setelah aku sampai di rumah tempat asalku, aku mengambil kesempatan untuk bekerja di salah satu lembaga kursus yang ada di desaku. Aku bekerja di lembaga itu, kurang lebih sekitar 1 bulanan, cukup lama. Aku mengajar semua kursus, mulai dari membaca, menulis, berhitung, bahasa Inggris, dan lain-lain. Aku cukup tertarik dan lumayan nyaman di situ. Bahkan, aku menyerap semua teknik mengajar di lembaga itu, itu bisa menjadi pengalaman untukku ke depannya. Namun, jarak rumah dengan tempat bekerjaku lumayan jauh. Aku harus naik angkot untuk sampai ke sana, dan jam pulangnya juga terlalu sore, sekitar jam 17.00, terkadang juga 17.30. Karena waktu dan perjalanannya yang agak menyulitkan untukku, jadi aku memutuskan untuk berhenti dari tempat ini.
Kebetulan juga, dari kampusku ada sekolah online, jadi pihak lembaga menyetujuiku untuk berhenti. Mereka tidak ingin jika aku membagi fokusku untuk dua hal. Jadi, sekarang aku mencari sekolah baru untuk aku melaksanakan magang sesuai arahan kampus.
Berhubung tetanggaku adalah seorang guru SD, aku mengikuti beliau untuk magang di sekolahan yang beliau ajar. Setiap hari aku berangkat bersama dengan beliau, begitu pun saat akan pulang. Sampai sekitar 2 minggu aku magang di sekolah ini, aku mendapat informasi melalui email dari kampusku, email itu berisi informasi mengenai KKN yang dilaksanakan di provinsi Jawa Barat.
Aku tergiur akan benefit yang di janjikan. Sebelum itu juga, aku sangat tertarik untuk mengikuti kegiatan kemasyarakatan seperti itu, karena aku sendiri belum pernah merasakannya. Aku ingin mengabdikan diriku dan membantu masyarakat, entah bagaimana, aku bisa sangat tertarik mengikuti kegiatan seperti itu. Akhirnya aku meminta izin kepada orang tuaku, dan mereka mengizinkanku mengikuti kegiatan ini.
Aku juga meminta izin kepada sekolah yang menjadi tempat magangku. Pihak sekolah juga mengizinkan hal itu. Aku mendaftar dan aku terpilih menjadi salah satu peserta yang mewakili kampusku. Dari kampus mengirim 5 mahasiswa, di antaranya 2 mahasiswi dan 3 mahasiswa. 2 mahasiswi dan 1 mahasiswa menjadi satu kelompok, lalu mahasiswa lainnya juga mendapat kelompok yang berbeda.
Sebelumnya, kami saling berkenalan satu sama lain lewat grup chat. Aku berkenalan dengan Citra dan juga Angkasa. Kami saling berkomunikasi dan menyebarkan informasi mengenai KKN. Tanggal 25 September 2023, aku berangkat dari sekolah menuju kampus menggunakan travel bersama dengan ibuku. Saat aku sudah sampai di kampusku, aku berpamitan dengan ibuku dan ibuku melanjutkan perjalanannya untuk pulang.
Aku berkenalan dengan Citra dan juga Angkasa, mereka berdua terlihat seperti orang yang baik. Kami mengobrol sambil menunggu yang lain untuk datang. Lalu, aku melihat beberapa dari mereka akhirnya datang. Mereka semua berkenalan satu sama lain. Setelah semuanya berkumpul, kami memulai perjalanan. Mobil kami menuju salah satu kota yang ada di Jawa Barat. Tempat KKN kami itu di desa, tetapi kami semua berkumpul terlebih dahulu di tempat yang sudah di sediakan di kota itu.
Mobil yang aku tumpangi berisi 5 orang. Aku, Citra, dan satu lagi yang merupakan satu kelompok denganku, tetapi aku tidak mengetahui siapa namanya. Dia terlihat menakutkan dan tegas, dia juga diam dan aku pun diam. Begitu sampai di pertengahan jalan, kami berhenti untuk beristirahat sebentar dan masing-masing kami pergi ke toilet.
Citra bilang, kalau dia akan pindah ke mobil belakang. Kepala dia sakit, dan tidak terlalu enak duduk di mobil ini. Tinggallah aku bersama cowok ini dan dua dosenku. Begitu dia masuk, auranya seketika berubah. Lalu, dia menyodorkan satu bungkus permen karet yang dibungkus dengan warna hijau dan aku melihat permen itu rasa mint.

"Minta?" Dia menawarkan permen ini padaku. Karena aku yang tidak fokus dan sedang bingung, aku mengambil semua permen itu dari tangannya. Lalu, dia bilang.