Ekspresi

Deviannistia Suyonoputri
Chapter #4

Siapa Divanya?

"Kok part saya sedikit sekali." Ucap Anggun kesal sambil menatap Pak Faisal. Dia tidak terima jika hanya mendapat bagian nyanyi yang sedikit.

"Ini sudah saya bagi rata Anggun." Ungkap Tari yang diberi tugas oleh Faisal untuk membagikan bagian bernyanyi sesuai dengan karakter suara masing-masing.

"Bagian kakak lebih banyak dari saya." Protes Anggun. Semua orang seketika melihatnya heran. Tari menghela napasnya menahan kesal sedangkan Diana tersenyum miring melihat mereka berdua. Faisal sengaja hanya mengamati dalam diam.

"Saya bagi rata sesuai warna suara kita semua. Kamu nggak bisa egois dong mentang-mentang suara kamu bagus."

"Saya atau Kakak yang egois?" Ucap Anggun sambil menatap Tari tajam.

Mereka berdua saling bertatapan dengan tajam, lalu Anggun yang kesal akhirnya keluar dari ruangan. Semua orang mengamati dengan aneh, Aldi menghela napasnya dalam. Sedangkan Faisal menundukkan wajahnya kecewa. Karakter Anggun benar-benar keras kepala. Dia kemudian menyusul Anggun keluar.

"Anggun, tunggu." Teriak Faisal sambil berlari kecil mengejar.

Anggun yang mendengar namanya dipanggil seketika berhenti,

"Saya yang menyuruh Tari untuk membagikan part bernyanyi kalian. Dan saya sudah setuju dengan yang dia lakukan sekarang."

Anggun hanya terdiam mendengar hal tersebut, dia membuang wajahnya jengkel.

"Nggun, kita ini tim. Mereka adalah teman-teman kamu. Kamu baca sendiri kan tadi, bahkan Zaki dan Desi hanya dapat beberapa kalimat dalam bernyanyi. Saya tahu suara kamu bagus, tapi ini bukan hanya tentang kamu. Tapi tentang kalian semua, percuma kamu punya bakat bagus tapi tidak tahu caranya bersikap." Lanjut Faisal.

Anggun lalu menatap Faisal dengan rasa bersalah, dia berpikir sebentar lalu tersadar kalau dia sepertinya keterlaluan. Dia bukanlah saingan Tari. Mereka satu tim, dan dia harus tahu kalau Tari memang lebih berpengalaman darinya, maka dari itu Faisal memberikannya tugas lebih.

"Kamu mau latihan lagi?" Bujuknya lembut.

Anggun mengangguk, dia kemudian mengikuti Faisal yang berbalik dan melangkah kembali ke ruang latihan.

Faisal kembali berdiri di tengah ruangan dengan wajah serius, "Kali ini kita bagi jadi dua tim, Anggun, Aldi,dan Sasha akan jadi satu tim. Lalu Tari, Diana, Zaki dan Desi akan jadi satu tim. Kita ubah tugasnya. Saya kasih kalian waktu tiga hari untuk menunjukkan penampilan terbaik grup kalian."

"Tiga hari? Sedikit sekali Pak." Protes Tari.

Faisal mengangguk, "Tiga hari, tidak lebih. Dan akan ada pemain band yang akan mengiringi kalian, mereka kemungkinan akan datang sebentar lagi. Saya sudah menghubungi teman saya, dan dia setuju. Bu Hesti juga akan ikut membimbing kalian."

Seketika semua orang menjadi lega dan senang.

"Temanya apa Pak? Tanya Aldi."

"Hmm.." Gumam Faisal sembari berpikir "Love Song." Ujar Faisal sambil tersenyum jahil.

Tak lama berselang, semua pemain band, termasuk Nando datang ke ruang latihan. Nando yang melihat temannya langsung melayangkan tangan untuk tos. Dengan semangat tersenyum lebar, Faisal menyambut tepukan tangan tersebut dan langsung mengambil gitar yang sudah disiapkan. Dengan percaya diri dia berdiri di depan mic yang sudah berdiri. Suara drum mulai terdengar, disusul dengan suara gitar membuat kaki-kaki yang diam segera bergerak mengikuti irama. Mereka membawakan laguĀ (Cemburu-Dewa)

Zaki dan Tari langsung bertukar pandang satu sama lain. Mereka terkejut mendengar suara gurunya yang ternyata lumayan bagus. Dan band itu benar-benar lihai dalam memainkan alat musik. Sepertinya guru mereka adalah mantan anak band. Semua orang seketika bergoyang ketika memasuki reff lagu. Lagu Dewa ini memang bagus-bagus dan asik. Di akhir lagu Faisal melangkah ke kerumunan anak-anak dan mencoba menarik mereka untuk ikut bernyanyi.

****

Sepulang latihan, Anggun diantar pulang oleh Aldi. Mereka naik motor berdua, dengan erat Anggun memeluk pinggang Aldi yang mengendarai motornya sangat cepat.

"Masuk dulu, mampir." Ucap Anggun yang sudah sampai di rumahnya dengan selamat.

"Nggak usah, sudah malam. Saya lebih baik pulang." Ujar Aldi menolak dengan santun.

Anggun mengangguk, "Terima kasih." Dia kemudian berjalan ke rumah.

"Tunggu, Anggun." Teriak Aldi.

Lihat selengkapnya