Ekspresi

Deviannistia Suyonoputri
Chapter #11

Gundah

Tari tiba-tiba maju ke depan setelah Sammy selesai bernyanyi, "Pertama-tama, selamat bergabung untuk Sammy." Sapanya pada teman baru mereka, Tari lalu menoleh pada Faisal "Pak Faisal, saya ingin membawakan sebuah lagu." Ujarnya.

"Silahkan." Tutur Faisal

Dengan lembutnya, musik mulai mengalun dan Tari bernyanyi (IU-Blueming). Dia duduk di atas kursi dan diiringi oleh Zaki dan Aldi menari mengelilinginya. IU adalah penyanyi sekaligus pengarang lagu yang tidak pernah gagal dalam menghasilkan karya. Dia bernyanyi-benar-benar dari hati. Itulah yang membuatnya disukai banyak orang. Faisal terkekeh melihat gaya Tari yang tiba-tiba berubah menjadi lucu dan menggemaskan. Dia berusaha sangat keras. Dan suaranya yang berbeda dengan IU ternyata mampu bercampur dengan baik dalam lagu ini.

"Wow, Tari. Luar biasa. Saya tahu IU dan lagu-lagunya. Kamu sukses membawakannya dengan baik." Ucap Faisal. "Ngomong-ngomong soal Korea, menurut kalian kenapa mereka begitu dipuja-puja saat ini?"

"Lagunya?" Seru Anggun.

"Wajah mereka." Ucap Zaki.

"Hmm... operasi plastik?" Ujar Sasha.

"Tolong jangan bahas itu." Tutur Faisal sedikit menegur Sasha.

"Ok." Jawab Sasha

"Kerja keras." Ucap Sammy.

"Betul sekali, kalian tahu bagaimana mereka dilatih sejak remaja? Mereka bisa pulang diatas jam 12 malam setelah latihan. Dan tidak ada yang menjamin kalau mereka akan debut. Tapi kenapa mereka begitu antusias? Karena penggemar mereka sangat loyal, semua yang diiklankan oleh sang artis akan ludes habis terjual. Yang mereka pakai, yang mereka makan. Mereka begitu luar biasa mendukung. Program diet, kecantikan, gym sudah jadi keperluan bagi sang artis. Kita masih jauh dari mereka."

"Tapi Pak, dulu bukannya Indonesia sama seperti itu?" Tanya Aldi

"Yup, dulu tahun 2000an atau lebih, kita itu hampir sama dengan mereka. Tapi semakin kesini keadaan kita semakin memprihatinkan. Makanya saya berusaha untuk bisa membuat musik kita bangkit lagi."

"Maaf Pak Faisal, jika hanya dengan kami berlima, saya rasa musik tidak akan bisa bangkit." Ujar Sasha.

"Ya betul, tapi paling tidak saya memulainya dari kalian."

"Memangnya kita ini apa? Kelinci percobaan?" Tutur Sasha tajam.

"Sasha." Sahut Anggun yang kaget mendengar omongan temannya.

"Tunggu-tunggu, saya tidak mengerti. Argumen kamu itu muncul dari mana?" Tanya Faisal.

Sasha dengan wajah kesal, mengambil tasnya dan pergi. Faisal yang melihat itu tidak tinggal diam. Dia mengejar Sasha yang sudah keluar dari ruangan.

"Hei, Sasha. Kamu berhutang penjelasan ke saya, kenapa kamu tiba-tiba bersikap seperti itu tadi?" Teriak Faisal sembari mengejar Sasha.

"Saya tidak punya penjelasan apa-apa." Ucap Sasha.

Faisal lalu menarik tangan anak didiknya itu, "Ada apa hah? Kemarin semua baik-baik saja. Ada yang salah?"

"Tidak ada yang salah, hanya semua ini menjadi tidak nyata untuk saya."

"Apa maksud kamu? katakan dengan jelas. Saya tidak mengerti."

"Bapak hanya ingin mewujudkan impian Bapak lewat kami. Betul bukan?"

Faisal terdiam, dari mana anak ini bisa berkata seperti itu, "Sasha, saya tidak mewujudkan impian saya lewat kalian. Saya hanya ingin mendidik kalian agar bisa membawa musik diterima lebih baik di Indonesia."

Lihat selengkapnya