Ekspresi

Deviannistia Suyonoputri
Chapter #15

Kekacauan

Makanan dan alat rias berserakan dimana-mana. Sekarang mereka sedang berhadapan satu sama lain.

"Apa lo." Aldi mendorong tubuh Sammy kasar.

"Aldi, kamu kenapa sih?" Anggun mulai panik.

"Lo sengaja kan deketin Anggun padahal lo tahu dia pacar gue."

"Kenapa memang kalau iya, lo baru pacarnya. Semua orang berhak mendekati dia, karena dia belum milik siapa-siapa."

Aldi yang kesal mengangkat tangannya ingin memukul Sammy,

"CUKUP!" Teriak Faisal dari belakang. Dia kemudian berjalan mendekati Aldi. "Turunkan tanganmu. Saya tidak ingin ada keributan di sini." Tutur Faisal tegas.

"Bapak tidak usah ikut campur, dia sudah menggoda Anggun." Ucap Aldi dengan amarah yang meletup-letup.

Mendengar hal itu membuat Faisal tersinggung, dia jadi tersulut emosi juga, "Kamu tidak ingin menjadi seperti ayahmu kan?" Ujarnya dengan nada dalam.

Aldi terdiam membatu, perkataan Faisal seolah menohok dalam ke lubuk hatinya. Bagaimana gurunya tahu soal Ayahnya. Aldi dengan napas berat kemudian menoleh ke arah Anggun. Menatapnya dalam sampai-sampai Anggun seperti tidak dapat bernapas. Dia lalu mengambil tas dan jaketnya. Melangkah pergi, Aldi sempat menatap Sammy beberapa saat sebelum akhirnya dia keluar dari ruangan tersebut.

Anggun yang melihatnya langsung mengejar sang kekasih sampai di depan pintu, namun sayang Aldi sudah kepalang jauh. Anggun lalu kembali ke ruang tunggu dengan wajah muram sembari meraih tas dan ponselnya. Dia tidak bermaksud membuat kekasihnya cemburu, dia juga bahkan sama sekali tidak mengetahui kalau Sammy menyukainya. Sammy kemudian menghalanginya yang juga ingin pergi.

"Minggir." Ucap Anggun.

"Saya nggak akan biarin kamu pergi. Kita sudah kekurangan orang, kalau kamu pergi. Siapa yang akan bertahan di sini."

Anggun kemudian menaikkan wajahnya menatap Sammy yang jauh lebih tinggi darinya, "Saya butuh waktu sendiri." Dia lalu menoleh menatap Faisal dan Rasya, "Saya nggak akan kemana-mana." Ucapan Anggun membuat Sammy menepi sebentar dan membiarkannya pergi.

Faisal terduduk lemas menangkupkan kedua tangannya menempel di mulut, semuanya berantakan. Hancur berantakan.

***

Tari sampai di rumahnya dengan jengkel, dia tidak menyangka Ayahnya akan datang dan menyeretnya pergi.

"Sudah berapa lama kamu berada dengan grup itu?" Tanya Yatno dengan nada dalam yang mengerikan. Begitu dingin.

"Tiga bulan." Jawab Tari takut-takut.

"Jadi kamu selama ini membohongi Ayah? Kamu bilang kamu belajar dan kerja kelompok tapi ternyata kamu ikut grup paduan suara punya Faisal itu?"

"Saya minta maaf Yah, saya tidak bilang karena saya tahu pasti ayah akan menentang saya kalau ayah tahu saya bergabung dengan mereka."

"Kamu tahu siapa Faisal? Dia mengundurkan diri karena berbuat masalah dengan artis yang label rekamannya naungi. Dia tidak punya masa depan Tari." Ucapnya dengan penuh penekanan. "Dan kamu. Mulai besok kamu tidak boleh pergi lagi ke tempat mereka, fokus sama belajar kamu. Mau jadi apa kamu nyanyi-nyanyi begitu."

Tari hanya diam tanpa membantah ucapan Ayahnya yang pergi meninggalkannya masuk ke kamar. Ibu Tari hanya diam menatap anaknya sendu, dia tahu sekali kalau Tari memang sangat tertarik dengan seni terutama bernyanyi dan menari. Itu diturunkan olehnya dan juga Yatno kepada sang anak. Tari kemudian tersenyum menatap ibunya, memberi tahu kalau dia baik-baik saja.

"Laila, mana kopi saya?" Teriak Yatno dari dalam kamar.

"Iya sebentar." Jawab Laila pada sang suami.

Tari kemudian beranjak ke kamarnya, melempar tas dan handphonenya ke atas tempat tidur, diikuti dengan dirinya yang juga lelah dan ingin beristirahat.

***

Berlari keluar mencari Aldi, namun sepertinya sang kekasih sudah pergi jauh. Anggun terus berjalan dari satu tempat ke tempat tapi tidak ketemu. Dia hampir putus asa dan akhirnya memutuskan untuk pergi ke luar gedung. Sampai di depan pintu tiba-tiba seorang laki-laki mencegatnya tidak boleh keluar. Laki-laki itu memakai jaket hitam dengan kacamata yang menutupi setengah wajahnya.

"Anggun?" Tanya pria tersebut.

"Ia benar." Jawab Anggun bingung sosok dengan gaya street style modern ini.

"Perkenalkan saya Ian, saya adalah produser rekaman di Red Planet." Ian memberikan kartu namanya pada Anggun.

Lihat selengkapnya