Ekspresi

Deviannistia Suyonoputri
Chapter #17

Waktunya Dangdut

Faisal tersenyum kepada mereka, dia lalu duduk bersama ketiga muridnya itu. Tiga sekawan jadi merasa sedikit canggung.

"Apa kabar kalian?" Tanya Faisal ramah.

Diana mengerutkan dahinya, "Ada apa Bapak kemari?"

Kembali Faisal tersenyum "Saya hanya ingin menyapa kalian. Kalian masih bersama The First Sound?"

"Kalau bapak kemari ingin membawa kami kembali, lebih baik Bapak pulang saja." Kembali Diana dengan ketus menjawab.

"Kami tidak akan kembali kesana." Desi kemudian menyambar.

Walau berbicara seperti itu, tapi dari matanya ia bisa melihat kalau ketiga anak didiknya ini merindukan teman-temannya. "Hmm, tolong dengarkan saya dulu." Ucapnya hati-hati, "Saya minta maaf, saya tahu saya terlalu menjunjung tinggi Anggun dan Tari. Saya salah. Saya juga tahu kalau berlatih dengan grup sebesar The First Sound tidak mudah, kamu tahu kenapa mereka meminta kalian untuk bergabung?"

"Kenapa?" Tanya Sasha.

"Kalian tahu Sandi adalah pacar Tari dan Tari memberitahunya kalau kalian keluar dari grup kami. Karena mereka kekurangan personil jadi mereka mengajak kalian untuk bergabung. Mereka tidak benar-benar menerima kalian, dan kalian tahu itu."

Mereka terdiam seketika, lalu bertukar pandang satu sama lain.

"Jujur saja, saya kemari karena Lembayung Biru dapat tawaran untuk tampil di acara ulang tahun Hotel tempat saya bekerja. Mereka butuh kalian, karena Tari juga sudah pergi."

"Tari pergi? Bagaimana bisa?" Tanya Desi penasaran.

"Ayahnya melarangnya untuk bernyanyi. Sudah tiga hari dia tidak ikut latihan."

"Kami pikir-pikir dulu, kami juga harus bicara dengan pihak The First Sound." Ujar Diana.

"Oke, nggak papa. Saya bisa menunggu. Tolong pikirkan baik-baik, teman kalian membutuhkan kalian."

Ucapan terakhir Faisal ternyata berhasil membuat Diana dan Sasha termenung berpikir. Mereka menatap Faisal yang kini sudah pergi menjauhi mereka.

****

Di ruang latihan, suara musik lantang terdengar. Anggun, Aldi, Rasya, Zaki dan Sammy bergoyang bersama dengan membawakan lagu dangdut (Rekayasa Cinta-Camelia Malik). Mereka bergantian bernyanyi bersama-sama. Anggun begitu cantik, berlenggak lenggok dengan apik. Para lelaki pun menyesuaikan gerakan mereka. Mereka sangat kompak saat bernyanyi. Goyangan demi goyangan terbentuk sempurna. Mereka benar-benar bersenang-senang.

Tepat saat lagu selesai, Faisal datang menghampiri mereka.

"Kalian nyanyi dangdut tadi?" Tanyanya

"Iya, ternyata asik juga." Ujar Zaki yang kemudian tos dengan Sammy.

Faisal mengangguk sambil tersenyum, "Oke oke. Sekarang saya ingin ngasih kalian berita baik."

"Apa tuh Pak?" Tanya Anggun.

"Kalian akan tampil di Hotel Lexi tempat saya bekerja untuk acara ulang tahun Hotel."

Seketika semua orang antusias.

"Berarti acara besar dong Pak?" Tutur Sammy.

"Yes, dan akan ada yang bergabung. Masuk!." Serunya pada orang yang sedang menunggu di luar. Semua yang ada di ruangan itu bingung dan penasaran. Siapa yang akan bergabung dengan mereka.

Masuklah Diana, Sasha dan Desi dengan ragu-ragu dan malu-malu. Seketika semuanya bersorak dan menyambut mereka dengan heboh. Zaki langsung beranjak dan menghampiri Sasha, mereka bertatapan dalam untuk beberapa saat. Anggun juga menghampiri dan memeluk Desi, saat berpaling pada Diana dia begitu canggung namun tetap memeluknya erat.

Setelah berbicara kepada mereka kemarin, Sasha tiba-tiba menghubunginya dan bicara kalau mereka sudah memutuskan untuk keluar dari The First Sound. Mereka juga memberi tahu Faisal kalau mereka akan kembali bergabung dengan teman-teman mereka di Lembayung Biru. Tentu saja Faisal dengan tangan terbuka menerima mereka dengan baik.

Musik langsung melantun, menandai kembalinya tiga sekawan. Desi maju ke depan mulai menyanyikan lagu (Kopi Dangdut-Fahmi Sahab). Seketika semua orang ikut bergoyang, Faisal tersenyum melihat semuanya senang. Diana dan Sasha lalu menghampiri guru mereka tersebut dan menyuruhnya untuk ikut bernyanyi. Faisal pun ikut bergoyang dan bernyanyi lagu dangdut bersama anak-anaknya. Mereka benar-benar melepaskan penat dengan bernyanyi.

****

Tari sekeluarga sedang menikmati santap malam di meja makan, karena kejadian kemarin dia dan Ayahnya jadi canggung. Dia ingin sekali mengutarakan keinginannya untuk kembali bernyanyi bersama teman-temannya. Pelan-pelan, dia melirik ke arah Ayahnya yang sedang fokus makan. Dia lalu melirik ke arah ibunya dan ibunya menggelengkan kepala menyuruhnya untuk tidak mengatakan apapun. Tari kembali memandang lurus, dia menghela nafasnya dalam.

"Hem, Yah."

"Kalau kamu meminta izin untuk kembali bernyanyi lebih baik tidak usah bicara." Ujar Yatno.

"Kenapa Ayah tidak mengizinkan saya untuk melakukan kegiatan seni? Saya suka bernyanyi, saya ingin bernyanyi Yah."

Yatno yang tadinya diam jadi melonjak emosinya. Dia menggebrak meja.

Brakkk...

"Kalau Ayah bilang jangan ya jangan. Kamu fokus sama sekolah kamu, hanya itu yang Ayah minta. Cukup setahun kemarin kamu ikut paduan suara, sekarang kamu sudah kelas dua SMA, kamu harus fokus cari Universitas yang kamu inginkan."

Lihat selengkapnya