Zaki duduk di depan kedua orang tuanya, menatap mereka dengan tatapan sedih, marah dan kesal. Ibu Zaki yang mengerti perasaan anaknya kemudian memberanikan diri untuk bicara.
"Zaki, kami membawamu duduk untuk bicara." Ucap Bu Ayu sembari menoleh ke arah suaminya.
"Bicara apa?" Tanya Zaki dengan nada kesal.
"Kamu sudah tahu kan kalau papa dan mama akan berpisah." Ucap Pak Suryo, Ayah Zaki.
"Iya, Zaki tahu."
"Kamu sudah kami anggap dewasa Zaki. Kami tidak mau bertengkar tentang kamu. Papa dan mama ingin kamu memilih untuk tinggal dengan siapapun yang kamu mau." Kembali Pak Suryo bicara.
Zaki terdiam beberapa saat, kesedihan terpancar dari wajahnya, "Zaki nggak mau tinggal dengan salah satu dari kalian. Zaki mau tinggal dengan kalian berdua, seperti sekarang. Zaki janji, Zaki nggak akan nakal lagi, Zaki akan turutin semua kemauan mama dan papa. Zaki nggak akan keluyuran terus." Ucap Zaki. "Tapi bisakah kalian jangan berpisah? Zaki mohon." Pintanya dengan sendu.
Hati Ayu bergetar mendengar perkataan anak satu-satunya itu. Matanya berlinang. "Zaki, maafin mama sama papa ya. Tapi keputusan kami sudah bulat. Kamu sudah besar nak, mama harap kamu bisa menerima keputusan kami."
Zaki mengeraskan rahangnya marah. "Kalau begitu Zaki harap kalian juga mendukung keputusan Zaki untuk hidup sendiri tanpa kalian." Dia menatap kedua orang tuanya begitu tajam. Zaki lalu meraih tasnya dan pergi.
"ZAKI... ZAKI!" Teriak Pak Suryo. Dia langsung mengejar Zaki sampai di depan pagar. "Kamu mau kemana? Jangan seperti ini. Kita bicara baik-baik." Ucapnya sambil menggenggam tangan sang anak.
Zaki menoleh pada tangan yang digenggam oleh ayahnya itu, dia kemudian melepaskan genggaman tersebut "Bicara atau tidak hasilnya sama saja kan? Kalian akan tetap berpisah. Sulit untuk Zaki menerima ini semua Pa. Zaki butuh waktu." Ucapnya sebelum pergi meninggalkan sang ayah. Dia bahkan tidak tahu akan kemana arah tujuannya.
***
Siang itu anak-anak sedang memilih lagu untuk dibawakan di depan agensi tempat Nia bekerja.
"Ini bagus kayaknya." Tutur Aldi.
Tari mengangguk, "Kalau kita campur lagu ini sama lagu sedikit dangdut bagus nggak ya?"
"Dangdut?" Ujar Anggun sembari berpikir.
"Lagu dangdutnya apa?" Tanya Sasha.
"Nih," Tari kemudian menunjukkan ponselnya yang baru saja mencari sebuah lagu yang kemarin ia dengar di radio.
"Itu lagu lama banget." Ujar Desi saat melihat lagu dari Jamal Mirdad yang judulnya yang penting Hepi .
Rasya yang berada disana hanya mengamati dalam dia, dia sedang malas untuk bicara.
"Oke, itu kalau disatukan sepertinya bagus." Celetuk Diana tiba-tiba.
Anggun seketika menoleh, tumben temannya ini memberi masukkan pada penampilan mereka. Dia sedikit curiga.
"Sepertinya untuk penampilan kali ini, kita cari aman dulu. Jangan bawakan lagu dangdut, terlalu beresiko." Tutur Sammy
"Saya setuju," Faisal tiba-tiba menyambar dari belakang, "Kali ini jangan dangdut dulu."
Mereka semua mengangguk sebagai tanda setuju.
***
Saat berada di kamar mandi, kebetulan hanya Anggun dan Diana yang berada di sana.
"Gimana rekaman lo? Lancar?" Tanya Diana.
Anggun tentu menjawab dengan ramah, "Lancar, walau ada bagian yang masih belum yakin. Tapi secara keseluruhan sudah bagus."
"Enak ya. Oh ya, gue mau minta maaf soal penampilan kita di pensi waktu itu. Entah kenapa gue bisa ngelakuin itu ke lo. Gue minta maaf."
Anggun mengangguk, "Yaudahlah kejadiannya juga sudah berlalu."
"Berarti lo maafin gue kan?" Tanya Diana.
"Iya lah gue maafin."
"Nggun," Ujar Diana ragu-ragu.
"Hmm?" Tanya Anggun sambil menatap Diana bingung.
"Boleh nggak gue yang jadi vokal utama untuk penampilan kita di depan temannya Pak Faisal?"
"Hah? Oh yang untuk penampilan minggu depan? Silahkan, lo belum pernah jadi vokalis utama kan?"
"Benar ya? Makasih Anggun." Tutur Diana yang memeluk Anggun dengan girangnya dan langsung melangkah keluar. Anggun tiba-tiba merasa aneh dan heran. Kenapa Diana tiba-tiba baik sekali padanya.
Kembali ke ruang latihan, Diana langsung menaikkan tangan di depan teman-temannya.
"Teman-teman. Penampilan kali ini gue yang akan jadi vokalis utamanya ya." Ucapnya penuh semangat, kali ini dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan"